Grid.ID - Kronologi atap gedung SMK di Bogor ambruk saat siswa sedang belajar. Sebelumnya sempat terdengar suara adanya tanda-tanda keretakan. Apa penyebab sebanarnya?
Peristiwa ambruknya atap dari bangunan SMKN 1 Cileungsi, Bogor saat ini tengah menjadi sorotan publik. Video detik-detik ambruknya atap ruangan belajar itu viral beredar di media sosial.
Berdasarkan informasi, peristiwa terjadi pada Rabu (10/9/2025) pukul 09.20 WIB. Staff Kedaruratan BPBD Kabupaten Bogor, Jalaluddin pun membenarkan adanya kejadian tersebut.
"Iya betul kami sudah menerima laporan kejadian sekolah ambruk di Cileungsi," ujarnya, dikutip dari Tribun Jabar.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Bogor, Yudi Santosa mengatakan bahwa sebelum terjadi insiden ambruk, sempat terdengar suara tanda-tanda keretakan. Lantas bagaimana kronologinya?
Kronologi Atap Gedung SMK di Bogor Ambruk saat Siswa sedang Belajar
Peristiwa ambruknya atap gedung SMKN 1 Cileungsi terjadi saat tengah berlangsung kegiatan belajar mengajar di kelas 10, 11, dan 12. Diketahui tidak ada angin atau hujan saat peristiwa itu terjadi.
Saat atap ambruk, suara gemuruh membuat para siswa panik dan berlarian keluar dari ruangan. Beberapa siswa yang tidak sempat menyelamatkan diri lantas tertimpa reruntuhan atap, termasuk genteng dan rangka baja ringan.
"Sebagian berlarian keluar, tapi ada juga yang nggak keburu keluar sehingga tertimpa reruntuhan," ujar Camat Cileungsi, Adi Henryana, dikutip dari Kompas.com.
Beruntung sebagian besar korban hanya mengalami luka ringan dan langsung mendapatkan pertolongan medis dari rumah sakit terdekat. Setelah dilakukan pemeriksaan, para siswa sudah bisa langsung dipulangkan.
"Dari keterangan dua orang guru, alhamdulillah mereka sudah bisa pulang setelah dicek rongsen dirumah sakit bersama siswa," tambah Adi.
Kronologi atap gedung SMK di Bogor ambruk pada pukul 09.30 WIB. Saat itu sebagian besar siswa sedang melaksanakan kegiatan belajar di ruang kelas.
"Sekolah itu kan ambruknya tadi pagi pukul 09.30 pada saat sedang kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa anak siswa di tiga kelas dan satu ruang aula, jadi ada empat ruangan yang terdampak," ungkapnya.
Dugaan penyebab atap ambruk tidak dipicu oleh faktor cuaca. Berdasarkan pengamatan di lapangan, dugaan sementara penyebabnya adalah kontruksi rangka atap baja ringan yang tidak kuat menahan beban genteng tanah liat.
“Kalau dilihat di lokasi, bukan karena bencana alam. Nggak ada angin, nggak ada hujan. Kemungkinan ya karena konstruksi baja ringan yang nggak kuat nahan genteng,” ujar Adi.