Oleh: Abdul Hafiz, Wakil Sekretaris MUI Banjarmasin
BANJARMASINPOST.CO.ID - Bulan Rabiul Awal atau yang lebih dikenal dengan bulan Maulid kembali menghadirkan suasana religius di Banua.
Di berbagai daerah di Indonesia, umat Muslim memperingatinya dengan ragam tradisi. Namun, di Kalsel, ada tradisi yang begitu khas sekaligus sarat makna, yakni Baayun Maulid.
Wakil Sekretaris MUI Banjarmasin, Abdul Hafiz menilai momentum Maulid sebaiknya diisi dengan memperbanyak amal kebaikan.
Dia menegaskan, memperbanyak selawat memiliki keutamaan tersendiri. Selawat adalah bentuk doa dan penghormatan kita kepada Nabi. Allah sendiri memerintahkan hal itu dalam Al-Qur’an.
“Dengan memperbanyak selawat, seorang Muslim tidak hanya menaati perintah Allah, tetapi juga berharap mendapat syafaat Rasulullah di akhirat kelak,” ujarnya.
Selain Baayun Maulid, di sejumlah daerah lain di Indonesia juga ada tradisi unik menyambut kelahiran Nabi, seperti Grebeg Maulud di Yogyakarta dan Surakarta yang menghadirkan gunungan berisi hasil bumi.
Tradisi-tradisi ini menjadi cerminan bagaimana budaya lokal berpadu dengan nilai keislaman untuk merayakan momen mulia.
Namun, Abdul Hafiz mengingatkan agar umat tidak terjebak pada sisi seremonial semata. “Yang terpenting adalah menjaga substansi. Jadikan Maulid sebagai momentum untuk introspeksi diri, memperbaiki ibadah, meneladani akhlak Nabi, dan memastikan setiap perayaan tetap dalam koridor syariat,” tegasnya. (msr)