TRIBUNPALU.COM, PALU – Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, menyatakan komitmennya mendukung penuh upaya pengusulan situs-situs megalitik di Sulawesi Tengah sebagai Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2028.
Dukungan itu disampaikan saat menerima audiensi Kepala Dinas Kebudayaan Sulteng, Andi Kamal Lembah, bersama tim dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Jumat (12/9/2025).
Menurut Anwar Hafid, peninggalan megalitik yang tersebar di Poso, Morowali, Morowali Utara, Banggai hingga Kepulauan Togean memiliki nilai sejarah dan kebudayaan yang luar biasa, bahkan disebut sebagai salah satu jejak peradaban tertua di dunia.
“Ini pekerjaan besar, tapi dengan kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, masyarakat adat, dan akademisi, kita bisa mewujudkannya. Sulawesi Tengah harus menjadi pusat peradaban dunia yang diakui secara global,” kata Anwar.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, Pemerintah Provinsi bersama Kemendikbudristek kini tengah menyiapkan dokumen perencanaan pengembangan kawasan budaya megalitik untuk periode 2026–2029.
Salah satu langkah strategisnya adalah penetapan kawasan khusus seluas 100 hingga 200 hektare yang akan dikelola bersama masyarakat adat.
Kawasan ini akan dikembangkan tidak hanya sebagai pusat pelestarian budaya, tetapi juga sebagai destinasi wisata edukatif dan unggulan, dengan dukungan infrastruktur modern yang tetap menjaga nilai-nilai kearifan lokal.
Selain itu, Museum Sulawesi Tengah yang menyimpan lebih dari 7.500 koleksi arkeologi dan etnografi akan diperkuat perannya sebagai pusat pengetahuan budaya.
Museum ini juga akan didigitalisasi dan dikemas lebih modern agar menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.
Target masuknya warisan megalitik Sulteng ke dalam daftar World Heritage UNESCO pada 2028 dianggap sebagai lompatan besar dalam pengakuan budaya nusantara di tingkat internasional.
“Ini bukan hanya tentang masa lalu, tetapi tentang bagaimana warisan itu menjadi aset masa depan, baik untuk pendidikan, kebudayaan, maupun ekonomi masyarakat,” ujar Anwar Hafid.
Visi ini sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah "Berani Harmoni dan Berani Cerdas", yang menempatkan kebudayaan sebagai fondasi pembangunan berkelanjutan di daerah.(*)