nextren.com - Di sebuah apartemen di Queens, New York, empat perempuan Indonesia—Party, Chinta, Ance, dan Biyah—bertemu sebagai orang asing, lalu pelan‑pelan menjadi keluarga.
Mereka datang dengan mimpi, beban, dan kisah yang tidak selalu rapi: pekerjaan tanpa izin resmi, perceraian yang mengguncang, perjuangan single parent, hingga urusan finansial yang serba pas‑pasan.
Di antara tawa dan kekacauan, serial ini memotret kenyataan diaspora: keras, tetapi hangat ketika dijalani bersama.
Sinopsis: Dari Film Kultus ke Serial Orisinal
Empat tokoh yang sebelumnya merebut hati penonton di Ali & Ratu Ratu Queens (2021) kini mendapat panggung utama.
Ratu Ratu Queens: The Series membuka latar sebelum mereka bertemu Ali: bagaimana masing‑masing tiba di New York, alasan mereka bertahan, dan dinamika persahabatan yang membentuk “rumah” baru di tanah rantau.
Fokus berpindah dari kisah coming-of-age remaja menjadi drama komedi bertumpu pada solidaritas perempuan dewasa.
“Bahkan sebelum Ali & Ratu Ratu Queens jadi film, keempat karakter ini sudah ada… Setelah filmnya tayang, banyak orang bertanya bagaimana mereka bertemu dan seperti apa kehidupan mereka. Itu sebabnya kami ingin memberi mereka ruang yang lebih luas lewat serial ini.” — Muhammad Zaidy, Produser
Cast Utama: Empat Ratu, Empat Lensa Pengalaman
Party (Nirina Zubir) adalah pekerja keras yang serba tulus, menyeimbangkan mimpi dan kewajiban keluarga sambil terhambat status kerja. Kepolosannya sering jadi sumber humor—dan pelajaran.
“Kebaikannya murni… hampir seperti anak kecil. Di serial ini kita melihat sisi yang lebih personal dari Party—ia manusia, dengan perjuangannya sendiri.” — Nirina Zubir
Chinta (Happy Salma) hidupnya jungkir balik usai diceraikan suami kaya. Ia mesti belajar mandiri, menata ulang harga diri, dan menentukan makna ‘aman’ di kota yang tak pernah betul‑betul ramah.
“Di serial ini saya tertantang mengembangkan Chinta untuk kembali menemukan kedamaian—menjembatani jarak delapan tahun agar masuk akal.” — Happy Salma
Ance (Tika Panggabean) ibu tunggal yang protektif. Kaku dan tegas, namun perlahan melunak ketika memahami bahwa membesarkan anak remaja adalah proses saling bertumbuh—dan berdamai dengan duka.
“Karakter Ance berada di antara kaku dan sedikit nyentrik. Lapisan‑lapisannya berubah seiring ia berdamai dengan diri sendiri dan anaknya.” — Tika Panggabean
Biyah (Asri Welas) si jiwa bebas yang serbabisa. Dari kostum hot dog sampai Patung Liberty, ia lakukan apa pun untuk bertahan—menutupi ketangguhan dengan sikap cuek yang kerap menipu pandang.
“Dengan usaha dan keterampilan, Biyah bisa bertahan hidup di New York—meski tanpa pekerjaan tetap atau izin kerja.” — Asri Welas
Ratu Ratu Queens: The Series bukan sekadar lanjutan dari kisah filmnya, tetapi sebuah refleksi hangat tentang arti pulang dan bertahan di negeri asing.
Melalui humor, luka, dan persahabatan, empat perempuan ini menunjukkan bahwa rumah bisa hadir di mana pun, selama ada solidaritas.
Serial ini menjadi representasi penting diaspora Indonesia—memberi ruang bagi suara perempuan untuk tampil utuh, penuh warna, dan menginspirasi.