Timika (ANTARA) - Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) memberikan dukungan kepada PT Freeport Indonesia (PTFI) dalam menyelamatkan tujuh pekerja yang masih terjebak di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) Tembagapura, Mimika, Papua Tengah.

Ketua Pengurus YPMAK, Leonardus Tumuka di Timika, Sabtu, mengatakan segala daya upaya telah dikerahkan oleh PTFI untuk dapat menyelamatkan tujuh pekerja yang terjebak sejak Senin, 8 September 2025.

"Kami berharap tujuh pekerja tambang tersebut bisa segera dievakuasi dalam keadaan selamat," kata Leonardus.

Ia berharap semua upaya yang dilakukan untuk dapat segera mengeluarkan tujuh pekerja tambang dari area yang terdampak longsor lumpur basah tersebut bisa berhasil.

"Kami mendukung semua proses yang dilakukan supaya bisa membawa hasil yang baik," ujarnya.

Leonardus juga mengajak seluruh masyarakat Mimika agar turut mendoakan semua proses yang sedang diupayakan oleh PTFI.

Tim penyelamat tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia menggunakan berbagai peralatan berupaya menyelamatkan tujuh pekerja yang masih terjebak di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) Tembagapura. (ANTARA/HO-PT Freeport Indonesia)

Berdasarkan laporan yang diterima Bupati Mimika dari manajemen PTFI, peristiwa longsor lumpur basah di tambang bawah tanah GBC Tembagapura pada Senin (8/9) sekitar pukul 22.12 WIT itu merupakan kejadian luar biasa selama beroperasinya perusahaan tambang tembaga dan emas itu di Papua.

Pada saat kejadian, mekanisme peringatan trigger action response plan dari Geo Engineering Integrated Monitoring Center tidak teraktivitasi.

Tumpahan lumpur basah yang membanjiri tambang bawah tanah Freeport diduga sementara berasal dari akumulasi lumpur basah yang terkumpul selama sekian periode.

Beberapa titik tumpahan berasal dari Panel 23 timur di drop point 20 IWS terpecah setelah mencapai akses ke Panel 28 barat dengan jarak luncur kurang lebih mencapai 400 meter.

Hal ini berdampak pada terhentinya semua infrastruktur di extraktion level kecuali di Panel 13 barat dan Panel 28, 34 timur dan barat.

Beberapa area lain juga ikut terdampak dan berhenti beroperasi, sementara satu unit lokomotif terkubur dalam lumpur basah tersebut.

Saat kejadian itu, para pekerja di area-area tersebut langsung dievakuasi ke tempat yang aman, namun tujuh pekerja terhalang dan akhirnya terperangkap hingga saat ini.

Tujuh pekerja yang terperangkap tersebut adalah lima orang kru PT Redpath Indonesia dan dua orang kru elektrik PT Cipta Kontrak di bawah Divisi Operation Maintenance PTFI.

Hingga memasuki hari keenam setelah peristiwa itu, tim masih terus bekerja ekstra keras untuk dapat mengeluarkan para pekerja yang terjebak.

PTFI telah menghentikan semua operasi penambangan guna memfokuskan upaya menyelamatkan para pekerja dan membersihkan aliran lumpur basah tersebut.

Tim investigasi dari Kementerian ESDM dan Pemprov Papua Tengah juga telah berada di Tembagapura.

Ketujuh pekerja yang terjebak dalam tambang bawah tanah PT Freeport di Tembagapura tersebut adalah Irwan, Wigih Hartono, Victor Manuel Bastida Ballesteros, Holong Gembira Silaban, Dadang Hermanto, Zaverius Magai, dan Balisang Telile.