Tanjungpinang (ANTARA) - Ratusan wisatawan dalam dan luar negeri ikut memeriahkan kegiatan Penyengat Night Run 2025 di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Gubernur Kepri Ansar Ahmad menyampaikan ajang wisata perdana yang digelar dinas pariwisata setempat ini dalam rangka memperkenalkan suasana Pulau Penyengat di malam hari.
"Antusiasme peserta sangat luar biasa. Mudah-mudahan bisa digelar rutin setiap tahunnya dengan skala yang lebih besar lagi," kata Gubernur Ansar usai melepas peserta Penyengat Night Run 2025 di Dermaga Pelantar Pulau Penyengat, Sabtu malam.
Ia menyebut Pemprov Kepri akan terus menyuguhkan berbagai agenda wisata maupun budaya guna menarik kunjungan wisatawan ke Pulau Penyengat, sebuah pulau kecil bersejarah yang terletak di seberang pusat ibu kota Tanjungpinang.
Selain itu, kata Ansar, pemerintah daerah bersama seluruh stakeholder terus berupaya mempromosikan Pulau Penyengat, apalagi pulau ini berkontribusi besar terhadap lahirnya bahasa persatuan nasional, Bahasa Indonesia.
Pulau Penyengat juga melahirkan karya monumental Raja Ali Haji Gurindam 12 yang berisi ajaran dan nasehat kehidupan yang berlandaskan nilai-nilai Islam dan kearifan lokal, terdiri dari dua belas pasal dan menjadi bagian penting dari khazanah kesusasteraan Melayu-Indonesia.
"Kita ingin menjadikan karya ini sebagai jembatan lintas generasi dalam melestarikan adat dan budaya Melayu di Kepri," ucap Ansar.
Sementara, Kepala Dinas Pariwisata Kepri Hasan menyampaikan ajang Penyengat Night Run 2025 merupakan rangkaian Penyengat Heritage Fest yang berlangsung 12-14 September 2025.
Kegiatan ini diikuti sekitar 380 peserta dari dalam dan luar negeri. Tercatat ada 64 peserta mancanegara dari Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam serta Australia.
Kemudian, 32 peserta wisatawan nusantara dari Riau, Medan, Jakarta, hingga Bandung.
"Selebihnya komunitas lari dari Kepri, seperti Batam, Tanjungpinang dan Karimun," ungkap Hasan.
Dia menambahkan para peserta lari malam hari itu mengitari Pulau Penyengat, dengan jarak kurang lebih lima kilometer.
Para peserta melintasi spot-spot wisata cagar budaya Pulau Penyengat, dengan suguhan lighting show (pertunjukan pencahayaan) di Gedung Tabib sampai Istana Tengku Bilik.
"Ajang wisata kreatif ini terlaksana berkat dukungan semua pihak, baik pemerintah, swasta hingga para pelaku industri pariwisata di Kepri," ujar Hasan.
Hasan menambahkan, Penyengat Night Run turut mendongkrak perekonomian masyarakat, terutama pelaku UMKM di Pulau Penyengat seiring banyaknya peserta dan masyarakat yang hadir dalam ajang tersebut.
"Alhamdulillah. Dalam dua hari terakhir, hotel dan homestay penuh, sehingga ikut mendorong pendapatan asli daerah (PAD)," demikian Hasan.
Baca juga: Komisi II DPR dan ANRI gali dokumen sejarah Melayu di Pulau Penyengat