Warga Lidah Kulon Surabaya Senang, Berkat Cak YeBe Situs Punden Telogo Sepat Tak Jadi Ambrol
Cak Sur September 14, 2025 02:32 AM

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Warga Lidah Kulon di Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim), putus asa saat melihat punden mereka Telogo Sepat nyaris ambrol. 

Sisi utara telaga tersebut, sudah lama tergerus dan nyaris ambrol.

Namun, hingga saat ini, disebutkan belum ada langkah konkret dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui kelurahan dan kecamatan untuk membuat plengsengan di salah satu titik telaga itu.

Warga pun mempertanyakan sampai kapan diLakukan tindakan pencegahan longsor, antisipasi agar ambrol telaga tidak makin luas.

"Kami senang di saat pemkot belum bertindak, Cak YeBe gak pakai lama mau membuatkan plengsengan," ucap Ketua RW 05 Lidah Kulon, Poniman, Sabtu (13/9/2025).

Cak YeBe adalah sapaan Yona Bagus Widyatmoko, Ketua Komisi A DPRD Surabaya. Dia turun tangan langsung untuk membantu pembangunan plengsengan di kawasan Punden Telogo Sepat.

Ini sebuah situs yang menjadi punden di Lidah Kulon, karena dianggap penting dalam memuliakan leluhur, telaga tersebut tidak boleh ambrol.

Warga berulang kali mengajukan pembangunan lewat dana kelurahan (Dakel), namun tak kunjung mendapat persetujuan dari Pemkot Surabaya. 

"Tidak pakai lama. Gak atek suwe, saya bantu Rp 26,5 juta agar Waduk Sepat bisa dibangunkan plengsengan. Namun, kondisi paling mengkhawatirkan adalah sisi utara. Harus disegerakan, lengser itu kondisinya sangat urgent,” kata Cak YeBe.

Jika dibiarkan, bangunan balai RW dan pendopo yang dipakai untuk kegiatan warga bisa tergerus bahkan ambles.

“Kalau musim hujan, tanah di sekitar punden berisiko longsor. Itu bisa membahayakan bangunan balai RW dan pendopo yang dipakai warga untuk kegiatan sehari-hari,” ujar politisi Gerindra ini.

Warga RW 5 Lidah Kulon sudah berkali-kali mengajukan pembangunan plengsengan melalui program dakel, namun selalu gagal direalisasikan.

Kondisi ini, membuat masyarakat akhirnya mengandalkan inisiatif pribadi dari Cak YeBe demi menyelamatkan lokasi bersejarah tersebut.

Lokasi waduk itu, dulunya dikenal sebagai Waduk Sakti Sepat, sebuah telaga tua yang juga memiliki fungsi spiritual dan kultural bagi masyarakat. Dipercaya sebagai simbol penjaga kampung dan dihormati sebagai warisan leluhur.

"Kami harus meningkatkan sinergi antara legislatif dan masyarakat, dalam melestarikan budaya lokal sekaligus menjaga keamanan lingkungan," ucap Cak YeBe. 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.