Grid.ID- Dedi Mulyadi minta maaf jika kinerjanya belum memuaskan. Gubernur Jabar itumengaku akan terus berusaha.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyampaikan permohonan maaf jika kinerja pemerintahannya belum sepenuhnya memuaskan semuah pihak. Dia lalu menegaskan komitmen untuk terus memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Jabar.
“Saya juga mohon maaf apabila kinerja yang saya lakukan belum memuaskan semua orang. Tetapi setidaknya meski belum memuaskan semua orang, saya akan terus berusaha memberikan yang terbaik kepada masyarakat Jawa Barat dan menegakkan prinsip-prinsip transparansi dalam seluruh pengelolaan pembangunan,” ucap Dedi dilansir dari TribunJabar.id.
Dedi pun mengajak agar semua warga Jawa Barat tetap optimis dalam menghadapi masa depan. Dia juga menyampaikan sapaan hangat kepada warganet.
“Salam untuk semuanya, seluruh warga Jabar dan warganet di manapun berada. Mari kita songsong hari esok dengan penuh optimisme. Selamat bermalam minggu bagi mereka yang punya pasangan dan yang tidak punya pasangan. Nunggu sampai waktunya tiba,” ujar Dedi Mulyadi.
Pada kesempatan tersebut, dia memberikan apresiasi kepada media massa yang telah bersikap kritis terhadap kinerja Pemerintahan Provinsi Jawa Barat. Menurutnya, peran media itu sangatpentingkaitannya untuk menjaga keseimbangan demokrasi dan memastikan arah pembangunan yang berpihak kepada masyarakat.
“Pagi hari ini juga saya mengucapkan terima kasih pada teman-teman media yang begitu kritis terhadap apa yang kami lakukan di Pemprov Jabar,” ujar Dedi.
Dedi Mulyadi menekankan bahwa kritik yang konstruktif merupakan instrumen penting dalam membangun semangat transparansi. Selain itu, hal tersebut juga bisa memperkuat prinsip check and balance dalam pemerintahan daerah.
“Daya kritis media itu akan membangun keseimbangan demokrasi dan check and balance. Sehingga pembangunan akan lebih berpihak kepada masyarakat," jelas Dedi Mulyadi
"Dan untuk itu mari kita bersama-sama membangun spirit transparansi dan utamakan kehidupan masyarakat yang lebih luas dalam kinerja pembangunan yang kita lakukan,” tuturnya.
Adapun, sebelum Dedi Mulyadi minta maaf, dia sempat melakukan bantahan terkait isu dirinya menerima tunjangan hingga Rp33 miliar per tahun. Dia menegaskan, penghasilan pokoknya sebagai gubernur hanya Rp8,1 juta per bulan.
“Sejak awal saya terbuka menyampaikan, gaji gubernur dan tunjangannya itu sebesar Rp8,1 juta dalam setiap bulan. Setelah itu saya memang mendapat fasilitas, tetapi banyak yang saya coret dari anggaran,” kata Dedi.
“Baju dinas saya tidak ambil, saya beli sendiri. Mobil dinas juga tidak saya pakai,” ujarnya.
Melansir dari Kompas.com, dia juga melakukan efisiensi salah satunya yaitu dengan memangkas perjalanan dinas. Sebelum Dedi menjabat, diketahui anggaran itu mencapai Rp1,5 miliar per tahun.
“Setelah saya menjabat, anggaran perjalanan dinas saya turunkan menjadi Rp750 juta. Dan sekarang, di perubahan APBD tahun 2025, anggaran itu diturunkan lagi menjadi Rp100 juta. Tahun ini baru terpakai Rp74 juta,” jelasnya.
Berdasarkan aturan pemerintah, dana operasional gubernur sebesar 0,15 persen dari PAD, dan di Jawa Barat nilainya sekitar Rp28 miliar per tahun. Dedi Mulyadi menyebut dana Rp21,6 miliar yang menjadi porsinya digunakan untuk keperluan warga, bukan pribadi.
Dedi Mulyadi merinci bahwa dana operasional digunakan untuk membantu biaya perawatan pasien, transportasi keluarga pasien, serta pengecatan sekolah. Selain itu, dana juga dialokasikan untuk perbaikan rumah roboh, jalan desa rusak, dan pembangunan kembali jembatan gantung yang putus.
“Setiap hari ada antrean masyarakat di Lembur Pakuan untuk meminta bantuan. Biaya operasional ini semuanya diperuntukkan bagi masyarakat, tidak saya ambil untuk pribadi,” tegasnya.