Alasan Medis di Balik Nyamuk Lebih Doyan Incar Pemilik Golongan Darah O
GH News September 14, 2025 08:11 PM
Jakarta -

Saat berada di luar ruangan menjelang senja, nyamuk sering jadi tamu tak diundang, dan biasanya ada saja yang mulai mengeluh gatal karena gigitannya. Hal ini wajar, karena nyamuk adalah serangga yang selektif, beberapa orang memang lebih sering menjadi sasaran dibanding yang lain.

Sejumlah faktor bisa menjelaskan fenomena ini. Misalnya, dalam sebuah studi terkontrol yang dipublikasikan di Journal of Medical Entomology, peneliti menemukan nyamuk lebih suka hinggap pada orang dengan golongan darah O hampir dua kali lebih sering dibanding mereka yang bergolongan darah A.

Berkaitan dengan Zat di Tubuh

Para peneliti menjelaskan hal ini berkaitan dengan zat sekresi tubuh yang dapat memberi 'petunjuk' bagi nyamuk mengenai golongan darah seseorang.

Jonathan F Day, profesor entomologi dari University of Florida, menjelaskan masih dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk memastikan apakah nyamuk memang lebih menyukai golongan darah tertentu dibanding yang lain.

Namun, ia sepakat bahwa nyamuk menangkap sejumlah sinyal dari tubuh manusia yang membuat mereka lebih tertarik untuk hinggap pada orang tertentu.

"Sinyal-sinyal itu memberitahu mereka bahwa ada sumber darah," kata Day.

"Mungkin karbon dioksida (CO2) adalah yang paling penting. Jumlah CO2 yang dihasilkan seseorang, misalnya pada orang dengan metabolisme tinggi karena faktor genetik atau lainnya, akan lebih besar. Semakin banyak CO2 yang dilepaskan, semakin menarik pula orang tersebut bagi serangga ini," lanjutnya.

Lalu, apa yang membedakan manusia dari benda mati seperti mobil yang juga mengeluarkan CO2? Menurut Day, nyamuk tidak hanya mengandalkan 'sinyal utama; seperti CO2, tetapi juga mencari apa yang ia sebut sebagai 'sinyal sekunder'.

Asam laktat, zat yang biasanya menyebabkan otot terasa kram saat berolahraga, ternyata juga menjadi salah satu 'sinyal sekunder' yang ditangkap nyamuk. Day menjelaskan, asam laktat dilepaskan melalui kulit, memberi isyarat pada nyamuk bahwa tubuh kita adalah target.

Selain itu, nyamuk memiliki kemampuan lain untuk mendeteksi sinyal sekunder.

"Nyamuk memiliki penglihatan yang sangat baik, tetapi mereka biasanya terbang rendah untuk menghindari angin," kata Day.

"Mereka bisa membedakan tubuh kita dari latar belakang cakrawala. Jadi, cara berpakaian juga berpengaruh. Kalau memakai pakaian gelap, kita lebih menarik perhatian nyamuk karena terlihat lebih jelas, sedangkan pakaian terang tidak terlalu mencolok."

Begitu hinggap di tubuh, nyamuk juga memanfaatkan 'sinyal taktil'.

"Panas tubuh adalah sinyal taktil yang sangat penting," lanjut Day.

"Ini berkaitan dengan faktor genetik atau perbedaan fisiologis. Beberapa orang cenderung memiliki suhu tubuh sedikit lebih hangat. Saat nyamuk mendarat, mereka akan mencari area di mana darah berada dekat dengan permukaan kulit."

Artinya, orang dengan suhu tubuh yang sedikit lebih tinggi lebih berisiko digigit nyamuk.

Gaya Hidup Mungkin Berperan

Melissa Piliang, seorang dokter kulit di Cleveland Clinic, mengatakan gaya hidup dan faktor kesehatan juga bisa berperan.

"Jika suhu tubuh lebih tinggi, misalnya karena banyak bergerak, berolahraga, atau mengonsumsi alkohol, maka Anda akan lebih menarik bagi nyamuk," kata Piliang.

"Kehamilan atau kelebihan berat badan juga dapat meningkatkan laju metabolisme."

Sebuah penelitian bahkan menunjukkan bahwa orang yang hanya minum satu kaleng bir lebih berisiko menarik nyamuk dibanding mereka yang tidak minum. Padahal, minum di luar ruangan sering menjadi aktivitas populer di musim panas dan gugur.

"Jika Anda bergerak sepanjang hari mengerjakan halaman, lalu berhenti saat senja dan minum bir di teras, Anda pasti berisiko digigit," kata Piliang.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.