Para wisudawan Universitas Indonesia (UI) dilarang membawa poster, banner, hingga atribut bertulisan. Namun larangan peraturan itu tak membuat mereka hilang akal.
Para wisudawan UI memang tak membawa apa yang menjadi larangan. Mereka memilih hal lain yang tak dicantumkan dalam larangan: kain warna.
Aksi ini terjadi pada Wisuda dan Penyambutan Mahasiswa Baru UI Semester Genap Tahun Akademik 2024/2025 Sesi 2, Kamis (11/9/2025) lalu.
Wisuda UI sesi 2 adalah giliran wisudawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip), Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dan Fakultas Hukum (FH). Tribun wisudawan Fisip UI mengibarkan bendera resistance blue, brave pink, dan hero green yang beberapa waktu terakhir menyimbolkan aspirasi rakyat Indonesia. Aksi mereka ramai di media sosial TikTok hingga X.
Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof Heri Hermansyah buka suara soal wisudawan mengibarkan kain warna biru, merah muda, dan hijau di wisuda lalu. Ia mengungkap pihaknya mendukung aksi tersebut.
"Beberapa hari menjelang Wisuda, situasi sosial-politik negeri ini bergejolak. Bahkan, di Wisuda UI sesi 2 kemarin, ada banyak yang membawa kain biru, pink, dan hijau. Rupanya, itu adalah warna dan yang menyimbolkan aspirasi rakyat. Ada juga simbol semangka sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina," kata Prof Heri dikutip dari arsip yang diterima detikEdu, Minggu (14/9/2025).
"UI adalah kampus yang menjunjung tinggi demokrasi, maka kami mendukung penyuaraan aspirasi itu, karena UI adalah kampus perjuangan!" sambungnya.
Mengikuti tanggapannya itu, Prof Heri berpesan agar wisudawan menjadi alumni yang unggul dan berdampak kuat di mana pun berada. Hal ini dikarenakan alumni UI merupakan representasi kualitas pendidikan kampus di dunia kerja dan masyarakat.
Teriakan 'Zionis' Saat Pengumuman Dana Abadi, Ini Penjelasan Kampus
Tidak hanya pengibaran bendera oleh wisudawan Fisip UI yang menjadi perhatian warganet, momen ketika Rektor UI diteriaki 'zionis' juga ramai diperbincangkan. Hal ini terjadi pada momen wisuda pada Kamis (11/9/2025) ketika penyampaian materi soal pengembangan dana abadi kampus.
Usut punya usut, aksi itu didasarkan pada kehadiran Profesor Peter Berkowitz sebagai penyampai orasi ilmiah pada acara Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) Pascasarjana UI di Balairung UI Depok pada Sabtu (23/8/2025) lalu.
Mengutip arsip detikEdu, sejumlah warganet membahas Berkowitz sebagai sosok pro-Israel yang juga sempat bertugas sebagai Direktur Staf Perencanaan Kebijakan Departemen Luar Negeri AS 2019-2021. Kendati demikian, UI telah meminta maaf terkait hal ini.
Pada kesempatan wisuda, dana abadi dijabarkan sebagai langkah sinergi alumni dan sivitas akademika UI. Dana abadi ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan riset, hingga kemandirian finansial yang berkelanjutan.
Dana abadi dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti alumni, donatur, dan kemitraan. Pengenalan dana abadi saat momen wisuda bertujuan agar terjadi sinergi antara sivitas akademika dan alumni.
"Kami berfokus pada pengumpulan, pengelolaan, dan pemanfaatan dana abadi. Seluruh universitas terkemuka di dunia memiliki dana abadi yang besar. Hasil pengelolaan dana abadi dimanfaatkan untuk sebaik-baiknya keperluan peningkatkan kualitas Tri Dharma UI, modernisasi fasilitas pendukung pendidikan dan penelitian, serta beasiswa bagi mahasiswa," urai Prof Heri.
Pemanggilan orang tua wisudawan dan penampilan QR Code untuk memberikan sumbangan, ikut menjadi perhatian. Direktur Humas, Media, Pemerintahan, dan Internasional Prof Arie Afriansyah memberikan penjelasan.
Menurutnya, sumbangan wisudawan bukanlah satu-satunya sumber dana abadi dan bersifat sukarela. Arie menyebut pihaknya telah menjalin kerja sama akademik hingga filantropis dengan berbagai mitra strategis dalam rangka pengumpulan dana abadi UI.
"Dana Abadi ini dikelola untuk kepentingan sivitas akademika, mulai dari pengembangan riset hingga membantu para mahasiswa yang memiliki keterbatasan finansial agar dapat menyelesaikan studinya. Bahkan, jika sudah memungkinkan, UI akan memberikan beasiswa penuh kepada mahasiswa UI yang memang sesuai kategorinya," ujarnya.
Dengan menjunjung tinggi nilai kebersamaan hingga solidaritas untuk kemajuan, dana abadi UI akan dikembangkan secara bersama. Harapannya bisa menciptakan keberlanjutan pendanaan yang mendukung peningkatan kualitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
"Sekaligus memperkuat kemandirian serta daya saing UI di tingkat nasional maupun global," tandas Arie.