TRIBUNMADURA.COM, PROBOLINGGO- Inilah pengakuan saksi soal kecelakaan maut di Probolinggo.
Saksi mengatakan terdengar seperti benturan di tembok.
Dilansir dari Kompas.com, saksi mata mengungkap kondisi driver ojek online (ojol) yang motornya masuk dalam kolong bus pariwisata maut yang alami kecelakaan di Probolinggo, Minggu siang (14/9/2025).
Bus pariwisata yang membawa rombongan pegawai Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember itu mengalami kecelakaan di jalur wisata Bromo, tepatnya di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Tidak hanya menabrak pembatas jalan, namun bus juga menabrak motor driver ojol hingga sempat terseret di bawah bus.
Saksi Mata Ungkap Kondisi Driver Ojol Suryadi, warga setempat yang juga merupakan saksi mata di lokasi kejadian mengungkap kondisi driver ojol.
Walau sepeda motornya ikut tertabrak dan terjepit di bawah bumper depan bus, namun pengendara dilaporkan selamat tanpa luka serius.
“Kayaknya motor kurir paket (driver ojol) yang kena. Orangnya selamat, hanya motornya ada di bawah bus,” tambah Suryadi. Suryadi juga menceritakan detik-detik kejadian kecelakaan. Ia menyebut bahwa sempat mendengar suara keras sebelum menyadari adanya kecelakaan.
“Suara pertama itu seperti ledakan biasa, dan suara kedua seperti benturan ke tembok. Setelah dicek, ternyata bus kecelakaan. Sempat saya tanyakan penumpang yang selamat, katanya mereka dari Jember,” ujarnya.
Menurut Suryadi, korban meninggal langsung terlihat di lokasi, sementara penumpang yang luka-luka jumlahnya cukup banyak.
“Ada yang meninggal dunia. Korban luka-luka banyak sekali, saya panik sampai tidak bisa menghitung,” katanya. Kronologi Kejadian Diungkap Sopir Bus Sopir bus bernama Albahri (57) mengisahkan bahwa tanda-tanda masalah sudah terasa ketika kendaraan melintas di wilayah Jatian, Desa Boto, Kecamatan Lumbang.
Ia mencoba memperlambat laju dengan menepi, namun justru mendapat klakson dari pengendara lain. “Sampai di Jatian itu rem sudah terasa tidak enak. Akhirnya saya ke pinggir pelan-pelan.
Malah sama pengendara di belakang saya itu sampai di klakson dan saya juga ikut klakson,” kata Albahri. Karena situasi kian berbahaya, Albahri meminta kondektur bus, Melo, untuk berjaga-jaga.
Namun, saat memasuki jalan menanjak dan menikung, ia benar-benar kehilangan kendali bus pariwisata yang ia kemudikan.
“Jadi saya langsung banting ke kanan, karena di depan itu kosong. Kalau ke kiri banyak kendaraan, ada mobil dan sepeda motor. Rem angin juga saya fungsikan tapi tidak bisa, saya juga sudah pasrah,” ujarnya.
Albahri menegaskan bahwa sejak awal perjalanan, bus yang mengangkut 55 orang penumpang itu tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan.
“Padahal kondisi bus saat berangkat dan bahkan saat pulang sebelum sampai di Jatian masih aman, tidak ada masalah apa-apa. Tiba-tiba ngeblong dan angin langsung habis,” ungkapnya.
Menurut polisi, bus bernomor polisi P 7221 UG melaju dari arah Bromo sekitar pukul 12.14 WIB.
Saat tiba di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, bus kehilangan kendali dan menabrak pembatas jalan di depan rumah warga.
Benturan baru terhenti setelah kendaraan itu menghantam sepeda motor milik kurir ojek online.
Namun, kerasnya tabrakan membuat sejumlah penumpang terlempar keluar dari bus. Polisi memastikan delapan orang meninggal dunia dalam kejadian tersebut, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka dengan tingkat keparahan berbeda.
Penyelidikan masih dilakukan untuk memastikan faktor teknis di balik kecelakaan, meski dugaan awal mengarah pada rem blong.