Lewat SGGA 2025, Samsung Buka Jalur Pro Esports lewat TL CUP
Ida Bagus Artha Kusuma September 15, 2025 11:34 AM

nextren.com - Gaming bukan lagi sekadar hobi. Di tangan generasi 16–24 tahun, ia telah menjadi ruang berekspresi, berkompetisi, dan membangun komunitas.

Menangkap momentum itu, Samsung Galaxy Gaming Academy (SGGA) 2025 powered by TL CUP resmi digelar untuk membuka jalur kompetitif yang lebih terstruktur bagi pemain Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) di Indonesia, lengkap dengan pembinaan, ekosistem pendukung, hingga panggung final Bali Major.

Samsung Indonesia bersama TL CUP mengemas SGGA 2025 sebagai program yang melampaui format turnamen biasa: ada kurikulum latihan, tantangan berjenjang, serta sesi coaching langsung dari profesional.

Apa Itu SGGA 2025 dan Mengapa Penting

SGGA 2025 menawarkan model pengembangan bakat esports yang menyatukan brand teknologi, tim esports berstandar internasional, dan publisher game.

Tujuannya adalah membantu talenta muda meningkatkan kemampuan teknis, taktik, mental bertanding, dan manajemen karier agar siap bersaing di tingkat lebih tinggi.

Kolaborasi lintas pemangku kepentingan ini sekaligus menjadi sinyal keseriusan industri mendorong regenerasi atlet esports di Indonesia.

Format Kompetisi

Tahun ini, kompetisi dibagi menjadi East Region dan West Region.

Tim-tim terbaik dari masing‑masing wilayah akan memperebutkan tiket menuju Bali Major, babak final offline yang menyajikan atmosfer panggung besar sekaligus seleksi bakat paling ketat.

Desain format ini memberi kesempatan yang lebih merata secara geografis, seraya menjaga intensitas dan kualitas persaingan di setiap fase.

Pembinaan Berjenjang

Berbeda dari turnamen satu‑kali‑main, SGGA 2025 menerapkan pembinaan bertahap yang menggabungkan latihan individu, tantangan tim, hingga sesi private coaching.

Latihan individu difokuskan untuk mengasah mekanik, membaca situasi, dan mengoptimalkan peran masing‑masing role.

Tantangan tim kemudian menguji strategi, rotasi, dan komunikasi dalam tekanan nyata, sementara sesi coaching bersama mentor profesional membantu memetakan kekuatan dan kelemahan setiap pemain secara lebih detail.

Pendekatan ini memastikan peserta tidak hanya kuat secara mekanik, tetapi juga matang dalam pengambilan keputusan, konsistensi performa, dan ketahanan mental.

Perangkat Andalan: Galaxy A36 5G

Turnamen ini didukung Samsung Galaxy A36 5G sebagai perangkat resmi.

Smartphone ini hadir dengan prosesor Snapdragon 6 Gen 3, layar 6,7 inci Super AMOLED 120Hz, serta baterai 5.000 mAh dengan dukungan 45W fast charging.

Dilengkapi pula dengan Vapor Chamber untuk menjaga kestabilan suhu dan konektivitas 5G yang mulus, perangkat ini dirancang agar gamer dapat bermain intens tanpa hambatan.

“Galaxy A36 5G hadir sebagai perangkat andal untuk gamer yang ingin tampil maksimal, baik saat latihan, mabar santai, hingga bertanding.” — Verry Octavianus, MX Product Marketing Senior Manager, Samsung Electronics Indonesia

Selain performa, fitur seperti Game Booster Mode dan Do Not Disturb juga mendukung konsentrasi pemain agar tetap fokus selama pertandingan berlangsung.

Model akademi‑kompetisi seperti SGGA 2025 memberi tiga nilai tambah utama.

Pertama, adanya pathway jelas menuju level profesional melalui seleksi regional dan final offline, sehingga mengurangi jarak antara pemain komunitas dengan panggung utama.

Kedua, transfer pengetahuan dari pro team ke pemain muda dilakukan secara terstruktur, tidak lagi sekadar melalui jalur informal.

Ketiga, dukungan smartphone kelas menengah yang mumpuni menekan hambatan biaya, sehingga akses untuk berlatih dan berkompetisi menjadi lebih demokratis.

Dari sisi brand, inisiatif ini memperkuat posisi Samsung di segmen gaming mobile sekaligus membangun basis komunitas yang loyal.

Namun, tantangannya tetap ada, yaitu menjaga kesinambungan program di batch berikutnya, melakukan tracking alumni, serta memastikan transparansi seleksi agar inklusif untuk semua daerah.

SGGA 2025 menunjukkan bagaimana kolaborasi lintas ekosistem—brand, tim profesional, dan komunitas—dapat melahirkan jalur yang lebih sehat menuju panggung pro.

Bagi talenta muda, ini bukan hanya soal mengejar piala, melainkan membangun fondasi karier: kemampuan teknis yang teruji, mental yang tahan banting, dan jejaring yang relevan.

Jika dieksekusi konsisten, SGGA berpotensi menjadi model regenerasi esports yang patut dicontoh di Indonesia.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.