Ditemukan Bakteri E Coli di Menu MBG Wonogiri, Ini Dampak dan Bahayanya Dalam Tubuh
rival al manaf September 16, 2025 10:30 PM

TRIBUNJATENG.COM - Ditemukan bakteri E Coli dan Salmonela dalam menu MBG di Wonogiri.

Temuan itu didapat setelah melakukan uji laboratorium menu makan bergizi gratis (MBG) yang diduga membuat ratusan siswa di Wonogiri keracunan

Penemuan dua bakteri berbahaya itu dikonfiemasi olah Sekda Wonogiri, FX Pranata.

"Ada beberapa sampel yang memang setelah dilakukan pengecekan lab positif e.coli dan salmonella," kata dia, Selasa (16/9/2025).

Ia menyebut sampel makanan yang dicek oleh Dinkes adalah menu yang disajikan pada Kamis (11/9/2025) diantaranya nasi, telur, saus, tempe, sayur dan buah.

Meski demikian, Pranata belum memaparkan secara rinci di sampel makanan apa dua jenis bakteri itu ditemukan. 

Menurutnya Dinkes Wonogiri akan melakukan penelusuran mendalam, mulai dari bahan, proses packing hingga distribusi menu MBG itu.

 "Ini nanti akan dilakukan penelusuran apakah bahannya yang mengandung, atau prosesnya atau distribusinya. Ini dilakukan pendalaman oleh Dinkes. Dengan begitu nanti bisa diantisipasi," paparnya. 

Kondisi Siswa Membaik

Siswa SMA Negeri 2 Wonogiri yang sempat izin tidak masuk usai mengalami dugaan keracunan dikabarkan sudah mulai membaik.

SMAN 2 Wonogiri ini berjarak 30,3 km dari Kota Solo. 

Ratusan siswa yang beralamat di Jalan Nakula V, Wonokarto, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri ini diduga mengalami keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis (11/9/2025) siang lalu.

Mereka mengalami diare, mual hingga muntah pada Kamis malam.

Keesokan harinya, ratusan siswa itu tidak masuk sekolah.

Bahkan ada satu siswa yang harus dirawat di rumah sakit.

"Anak-anak kami saya tracing tadi masih ada delapan yang belum masuk," kata Plt Kepala SMA Negeri 2 Wonogiri, Widodo, Senin (15/9/2025). 

Meski begitu ia memastikan kondisi kedelapan siswa yang hari ini belum masuk sudah baik.

Kedelapan siswa itu sedang dalam masa pemulihan.

"Secara umum relatif sudah aman, yang kemarin di rumah sakit juga sudah pulang," jelasnya.

Di bagian lain Widodo menyebut selama sepekan kedepan, MBG di sekolahnya diliburkan.

Pihaknya sebagai salah satu penerima MBG dari SPPG Wonokarto sudah mendapatkan informasi terkait hal tersebut.

Menurutnya berdasarkan surat yang masuk, pemberian MBG itu libur selama sepekan mulai hari ini Senin (15/9/2025) hingga Jumat (19/9/2025).

"Informasi dari surat masuk mulai hari ini, Senin sampai Jumat rest dalam rangka bersih-bersih lingkungan," jelas dia.

Pihaknya saat ini juga masih menunggu informasi lanjutan apakah libur pemberian MBG itu akan diperpanjang atau akan dimulai kembali pekan depan.

"Kemudian nanti seperti apa setelah itu kita menunggu," pungkas dia.

Diduga dari Saus

Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wonokarto yang menyediakan makan bergizi gratis (MBG) di SMAN 2 Wonogiri dan MIN Wonogiri buka suara soal kabar dugaan keracunan.

Kasatpel SPPG Wonokarto, Tomi Setyo Budi menjelaskan menu MBG pada Kamis (11/9/2025) lalu adalah telur barbeque, sayur sawi dan tempe serta buah kelengkeng.

Berdasarkan laporan yang diterimanya dari petugas dapur, ada penambahan tepung maizena pada saus barbeque untuk menu yang disajikan khususnya pada telur.

"Itu membuat saus barbeque. Tim dapur merasa kok masih encer, akhirnya ditambah tepung maizena biar agak kental," jelas Tomi.

Diduga tambahan tepung maizena untuk membuat saus barbeque itu belum matang sempurna meskipun sudah terlihat matang.

Pihaknya juga sudah menjenguk siswa yang mengalami diare maupun mual dan muntah.

Berdasarkan pengakuan siswa, mereka merasakan saus tidak enak.

"Siswanya bilang sausnya sangat asam, ada yang bilang pahit," terangnya.

Sementara itu, ia memastikan seluruh bahan yang digunakan untuk menu MBG di hari itu aman.

Bahan-bahan menurutnya masih bagus dan jauh dari kadaluwarsa.

"Kalau telur dan bahan-bahan lain clear, aman. Kita tentu tidak ingin ada kejadian seperti ini," imbuh Tomi.

Ia mengamini ada sejumlah siswa dari dua sekolah yang mengalami diare usai menyantap menu MBG, yakni SMA Negeri 2 Wonogiri dan MIN Wonogiri.

Adapun total SPPG Wonokarto melayani 16 sekolah mulai dari tingkat PAUD/TK hingga SMA/SMK dengan total 3.200 porsi dalam sehari.

Saat ini, pihaknya masih menyimpan sampel makanan menu MBG pada hari Kamis (11/9/2025).

Sampel itu juga disiapkan untuk pemeriksaan.

"Sudah (ada koordinasi dengan Dinas Kesehatan), kita jelaskan kronologinya," paparnya.

Dampak bakteri e coli

Mengutip dari kompas.com. Kebanyakan strain E.coli tidak berbahaya, tetapi beberapa jenisnya memproduksi racun yang dapat menyebabkan penyakit, mulai dari gastroenteritis ringan dan demam hingga diare berdarah, kram perut, dan muntah.

Gejala infeksi E. Coli biasanya muncul beberapa hari setelah terpapar, namun dapat muncul dalam rentang satu hingga sepuluh hari.

Infeksi ini umumnya sembuh dengan sendirinya dalam waktu dua minggu.

Dilansir dari Kompas.com, Minggu (27/10/2024), bakteri ini bahkan menginfeksi 75 orang di Amerika Serikat (AS).

Bahkan, satu orang dilaporkan meninggal dunia.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), kasus infeksi yang terjadi sejak 27 September hingga 11 Oktober 2024 itu disebabkan infeksi E.coli yang disebut berasal dari irisan bawang bombay burger McDonald's.

Bakteri E.coli mengeluarkan racun yang berdampak ke tubuh dalam berbagai cara, termasuk menghambat produksi protein yang penting untuk fungsi fisiologis dasar.

Racun ini juga memicu respons imun yang tidak terkendali, sehingga memengaruhi ginjal, usus, serta sistem saraf pusat.

Bakteri E.coli hidup di usus sapi, domba, dan hewan lainnya.

Daging hewan dapat terkontaminasi saat proses penyembelihan, sehingga daging mentah sering menjadi sumber infeksi.

Selain itu, bakteri dapat menyebar melalui air yang terkontaminasi serta produk makanan seperti selada, alfalfa, tauge, salami, jus buah, dan susu yang belum dipasteurisasi.

Jalur infeksi lainnya termasuk kontak dengan hewan atau kotorannya, atau kontak dengan orang yang terinfeksi.

Bakteri ini sangat menular dan dapat menyebar dengan cepat di lingkungan keluarga atau tempat seperti penitipan anak, sekolah, panti jompo, dan rumah sakit.

Siapa pun bisa terinfeksi Stec, tetapi anak-anak dan lansia paling rentan terhadap infeksi yang parah.

Pada beberapa orang, terutama anak di bawah lima tahun, infeksi ini dapat menyebabkan sindrom uremik hemolitik (HUS), yaitu kondisi gagal ginjal yang mengancam nyawa.

Pada orang dewasa, kondisi serupa yang disebut purpura trombositopenik trombotik (TTP) dapat berkembang, menyebabkan pembekuan darah di pembuluh kecil di seluruh tubuh, yang dapat menghambat aliran darah ke otak, ginjal, dan jantung. (*)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.