Grid.ID- Komunikasi adalah fondasi utama dalam setiap pernikahan. Tanpa komunikasi yang sehat, hubungan suami istri rentan dipenuhi kesalahpahaman, pertengkaran, bahkan berujung pada renggangnya ikatan.
Banyak ahli menyebut bahwa komunikasi yang efektif bisa menjadi jembatan untuk memperkuat cinta, menyelesaikan masalah, dan menjaga keintiman. Lalu, bagaimana sebenarnya cara membangun komunikasi yang sehat dalam pernikahan?
Dikutip Marriage.com, Rabu (17/9/2025), berikut 15 prinsip penting yang bisa diterapkan. Apa saja?
1. Hindari Pesan Ganda
Dalam pernikahan, pesan ganda bisa menciptakan kebingungan. Misalnya, mengatakan sesuatu dengan kata-kata, tetapi menunjukkan hal yang berbeda lewat ekspresi wajah atau nada suara.
Hal ini bisa menimbulkan salah tafsir dan membuat pasangan merasa tidak dimengerti. Komunikasi sehat mengharuskan keselarasan antara ucapan, ekspresi, dan bahasa tubuh. Dengan begitu, pasangan akan lebih mudah memahami pesan yang ingin disampaikan.
2. Selesaikan Masalah Sekarang Juga
Menunda pembicaraan hanya akan menumpuk emosi negatif dalam pernikahan. Ketika ada masalah, sebaiknya segera dibicarakan agar tidak semakin melebar atau menimbulkan prasangka.
Semakin lama dibiarkan, semakin besar pula risiko munculnya pertengkaran baru. Komunikasi sehat menuntut keberanian untuk menghadapi masalah tepat waktu. Dengan begitu, pasangan bisa saling terbuka dan mengurangi potensi konflik berkepanjangan.
3. Pahami Perbedaan Budaya
Dalam pernikahan yang lintas budaya, komunikasi bisa menjadi tantangan tersendiri. Gestur, kata, atau ekspresi tertentu bisa bermakna berbeda bagi setiap latar belakang. Oleh karena itu, penting untuk saling memahami perbedaan dan tidak cepat menghakimi.
Dengan kesadaran ini, pasangan bisa menghindari salah tafsir yang berujung pertengkaran. Penghargaan terhadap budaya pasangan juga memperkuat ikatan emosional.
4. Selalu Tunjukkan Rasa Hormat
Rasa hormat adalah kunci dalam komunikasi sehat pada pernikahan. Pasangan perlu diperlakukan sebagai pribadi yang berharga, bukan sebagai lawan bicara yang harus dikalahkan.
Menghormati pendapat, perasaan, dan keputusannya menunjukkan kedewasaan dalam hubungan. Jika ada perbedaan, ungkapkan dengan cara yang lembut tanpa merendahkan. Sikap hormat akan membuat pasangan merasa dihargai dan dicintai.
5. Terima Pandangan Berbeda
Setiap orang memiliki perspektif unik dalam menilai suatu masalah. Dalam pernikahan, penting untuk menyadari bahwa pandangan kita tidak selalu sama dengan pasangan. Menganggap pendapat sendiri yang paling benar justru mempersempit ruang komunikasi.
Sebaliknya, menerima perbedaan pandangan akan memperkaya cara menyelesaikan masalah. Dengan sikap terbuka, pasangan bisa menemukan jalan tengah yang lebih adil.
6. Fokus pada Masalah Saat Ini
Salah satu kesalahan umum dalam pernikahan adalah membawa masalah lama ke dalam percakapan baru. Kebiasaan ini hanya akan memperkeruh suasana dan menambah beban emosional.
Komunikasi yang sehat menekankan pentingnya fokus pada isu yang sedang dibahas. Dengan begitu, pasangan bisa mencari solusi tanpa terseret pada luka lama. Sikap ini menunjukkan komitmen untuk maju, bukan terjebak di masa lalu.
7. Bertengkar dengan Adil
Konflik dalam pernikahan tidak bisa dihindari, tetapi cara menghadapinya sangat menentukan. Menggunakan kata-kata kasar, menyalahkan, atau merendahkan pasangan hanya akan memperburuk keadaan.
Prinsip komunikasi sehat adalah bertengkar dengan adil. Seperti apa itu?
Yaitu, hindari tuduhan, gunakan bahasa yang jelas, dan dengarkan balasan pasangan. Dengan sikap ini, konflik bisa berubah menjadi kesempatan untuk saling memahami.
8. Sampaikan dengan Jelas
Pesan yang kabur atau berbelit-belit mudah menimbulkan salah tafsir dalam pernikahan. Oleh karena itu, penting untuk menyampaikan isi hati dengan jelas dan spesifik. Misalnya, lebih baik mengatakan “Aku ingin lebih sering makan malam bersama” daripada “Kamu jarang meluangkan waktu.”
Komunikasi yang jelas membuat pasangan lebih mudah memahami kebutuhan satu sama lain. Ketegasan tanpa menyakiti adalah kunci dalam hal ini.
9. Jujur tentang Perasaan
Kejujuran emosional adalah bagian penting dalam komunikasi sehat. Hindari kalimat seperti “Kamu membuatku merasa…” karena itu terkesan menyalahkan. Sebaliknya, gunakan pernyataan “Aku merasa…” untuk mengungkapkan perasaan pribadi.
Cara ini membantu pasangan memahami tanpa merasa diserang. Dalam pernikahan, keterbukaan semacam ini membangun keintiman dan saling pengertian.
10. Jangan Gunakan Kata yang Menyakiti
Kejujuran memang penting, tetapi tetap harus disampaikan dengan cara yang lembut. Kata-kata yang sengaja menyakitkan bisa merusak kepercayaan dan melukai hati pasangan.
Dalam pernikahan, komunikasi sehat berarti menimbang kata dengan hati-hati agar tidak meninggalkan luka. Kritik bisa disampaikan dengan cara konstruktif, bukan dengan serangan personal. Sikap sensitif ini menunjukkan kepedulian dan kedewasaan.
11. Hindari Alasan Berlebihan
Menghindar dari tanggung jawab dengan alasan hanya akan memperburuk masalah. Dalam pernikahan, komunikasi sehat menuntut keberanian untuk mengakui kesalahan. Mengakui peran diri sendiri dalam sebuah konflik adalah tanda kedewasaan.
Pasangan akan lebih menghargai kejujuran dibanding seribu alasan yang tidak menyelesaikan masalah. Sikap ini juga memperkuat rasa saling percaya.
12. Dengarkan dengan Sungguh-Sungguh
Mendengarkan adalah bagian penting dari komunikasi, tetapi sering kali diabaikan. Dalam pernikahan, mendengarkan tanpa menyela menunjukkan penghargaan terhadap pasangan. Hal ini memberi ruang bagi pasangan untuk mengekspresikan diri sepenuhnya.
Dengan mendengarkan, Anda tidak hanya memahami kata-kata, tetapi juga perasaan di baliknya. Sikap ini memperkuat ikatan emosional dalam hubungan.
13. Ajukan Pertanyaan untuk Memahami
Komunikasi sehat dalam pernikahan juga mencakup keinginan untuk memahami, bukan hanya didengar. Bertanya dengan tulus membantu memperjelas maksud pasangan. Selain itu, hal ini menunjukkan kepedulian terhadap isi hati dan pikirannya.
Dengan bertanya, percakapan menjadi lebih terbuka dan bermakna. Sikap ini juga mencegah salah paham yang bisa merusak keharmonisan.
14. Perhatikan Nada Bicara
Nada bicara sering lebih kuat daripada kata-kata itu sendiri. Dalam pernikahan, bicara dengan nada lembut lebih efektif daripada berteriak. Suara keras hanya memicu pertahanan dan memperpanjang konflik.
Komunikasi sehat mendorong penggunaan nada yang tenang, ramah, dan penuh kasih sayang. Dengan cara ini, pesan akan lebih mudah diterima.
15. Gunakan Humor dan Kata Positif
Pernikahan tidak harus selalu serius. Humor ringan dan kata-kata positif bisa menjadi penyejuk di tengah percakapan yang menegangkan. Memberi pujian, dukungan, atau candaan kecil bisa menjaga kehangatan hubungan.
Menurut banyak ahli, pasangan yang terbiasa berbagi humor lebih mudah melewati masa sulit dalam pernikahan. Maka, biasakan menggunakan kata-kata penuh kasih untuk memperkuat komunikasi.