TIMESINDONESIA, PACITAN – Peningkatan infrastruktur jalan di Kabupaten Pacitan terus menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Salah satu proyek besar yang tengah berjalan adalah pembangunan jalan Arjosari-Nawangan-Purwantoro batas Jawa Tengah.
Hingga akhir 2025, dari total panjang 46 kilometer, proyek tersebut dipastikan masih menyisakan sekitar 15 kilometer yang belum selesai dikerjakan.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Jalan dan Jembatan (UPT PJJ) Pacitan, Dinas PU Bina Marga Jatim, Ir. Budi Harisantoso, ST, MT, menjelaskan bahwa pembangunan jalan strategis tersebut membutuhkan anggaran cukup besar.
“Dari 46 kilometer ruas jalan Arjosari-Purwantoro, sampai akhir 2025 kita sudah mendapatkan sekitar 31 kilometer yang tuntas. Masih tersisa 15 kilometer lagi. Itulah yang akan menjadi fokus utama, meski memang butuh anggaran sekitar Rp50 miliar,” ungkap Budi, Kamis (18/9/2025).
Ia menambahkan, pada Program Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (PAPBD) juga sudah disiapkan kegiatan penunjang berupa pengerasan bahu jalan sepanjang 2 kilometer di Desa Tokawi, Kecamatan Nawangan.
Meski tanpa aspal, program tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan pelebaran jalan ke depan.
“Harapannya, sampai akhir 2025 kita bisa mencapai progres sesuai rencana. Sisanya akan dilanjutkan pada tahun 2026 mendatang. Memang butuh proses bertahap karena menyesuaikan kemampuan anggaran provinsi,” imbuhnya.
Ir. Budi Harisantoso bersama tim meninjau pelebaran jalan Arjosari-Purwantoro (Foto: Rojihan/TIMES Indonesia)
Selain ruas Arjosari-Purwantoro, pemerintah provinsi juga tengah menaruh perhatian pada jalur Pacitan-Ponorogo.
Namun, untuk jalur yang melewati belokan Blerok di Desa Pucangombo, Kecamatan Tegalombo, saat ini baru memasuki tahapan pembebasan lahan. Proses appraisal ditargetkan rampung pada September 2025, dan usulan pembangunan fisik akan dimasukkan pada tahun 2026.
“Untuk jalan Pacitan-Ponorogo, kondisinya sebenarnya sudah cukup baik karena lebarnya mencapai 7 meter. Jadi sifatnya tidak terlalu mendesak seperti ruas Arjosari-Purwantoro. Meski demikian, pembebasan lahan tetap harus segera kita tuntaskan agar pembangunan ke depan tidak terkendala,” jelas Budi.
Menurutnya, prioritas tetap diarahkan pada ruas Arjosari-Purwantoro mengingat jalan tersebut menjadi jalur utama penghubung Pacitan dengan wilayah Jawa Tengah, khususnya Wonogiri dan Purwantoro.
Selain itu, kondisi jalan yang relatif sempit dinilai rawan menghambat mobilitas masyarakat dan distribusi barang.
“Kalau ruas Pacitan-Ponorogo masih bisa difungsikan dengan baik, sedangkan Arjosari-Purwantoro mendesak untuk diperlebar karena volumenya tinggi dan jalurnya vital. Jadi fokus kita tetap di sana,” tegasnya.
Pemerintah berharap dukungan anggaran dari APBD Jatim bisa berjalan lancar sehingga target pembangunan dapat segera tercapai. Dengan tuntasnya pelebaran jalan tersebut, diharapkan akses ekonomi dan konektivitas antarwilayah semakin meningkat.
“Semua ini kembali lagi pada kemampuan anggaran. Kalau bisa mendapatkan tambahan dana, tentu progres bisa lebih cepat. Yang jelas, kita terus berupaya agar pembangunan jalan strategis ini tidak terhenti dan bisa segera dinikmati masyarakat,” pungkas Budi. (*)