TRIBUNJATENG.COM– Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto terus memperkuat sinerginya dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) RI.
Pertemuan penting untuk membahas Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerjasama (PKS) berlangsung di Ruang Rapat Lantai 2, Gedung Rektorat UIN Saizu Purwokerto, Kamis (18/9/2025).
Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Rektor 3 UIN Saizu Purwokerto, Prof. Sunhaji, Wakil Rektor 1 UIN Saizu Purwokerto, Prof. Suwito serta jajaran pimpinan universitas.
Dari Komnas HAM hadir Komisioner Putu Elvina bersama tim yang terdiri atas pejabat dari Kepala Biro Dukungan Pemajuan HAM, Endang Sri Melani, Kepala Biro Hukum, Humas Kerjasama, Gatot Ristanto beserta para ketua tim kerja.
Dalam sambutannya, Prof. Sunhaji menegaskan bahwa UIN Saizu, meski berlokasi di Purwokerto yang jauh dari pusat ibu kota, memiliki atmosfer akademik setara dengan universitas internasional.
“UIN Saizu kini menampung lebih dari 15 ribu mahasiswa, termasuk mahasiswa asing dari berbagai negara. Tagline ‘Kampus Desa Mendunia’ mencerminkan semangat untuk terus membuka diri pada kolaborasi strategis, termasuk dengan Komnas HAM,” ujarnya.
Ia menambahkan, kerjasama ini sangat relevan dengan Tridharma Perguruan Tinggi. Nilai-nilai HAM dapat diintegrasikan dalam riset, pembelajaran, dan pengabdian masyarakat.
“Kami ingin mahasiswa UIN Saizu tidak hanya unggul dalam intelektual, tetapi juga menjunjung tinggi martabat kemanusiaan,” tambah Prof. Sunhaji.
Kerjasama ini juga diharapkan memperkuat budaya akademik UIN Saizu yang humanis, inklusif, dan menjunjung tinggi keberagaman.
Dia menyebut, mahasiswa UIN Saizu sering membahas isu-isu HAM dalam forum organisasi, baik di Senat Mahasiswa maupun lembaga eksekutif mahasiswa. Kehadiran Komnas HAM akan memberi perspektif baru sekaligus menguatkan basis akademik mereka.
Ia menambahkan, kehadiran mahasiswa internasional di UIN Saizu juga menjadikan isu HAM semakin penting. “Kami ingin memastikan mahasiswa asing merasa aman, nyaman, dan dihormati hak-haknya selama menimba ilmu di Purwokerto,” tegasnya.
Komnas HAM: Mahasiswa Garda Depan Suara Keadilan
Komisioner Komnas HAM RI, Putu Elvina, menekankan pentingnya peran kampus dalam membangun kesadaran HAM di kalangan generasi muda.
“Mahasiswa hari ini bukan hanya agen perubahan, tetapi juga garda depan dalam memperjuangkan masa depan bangsa. Kita ingin mereka menyuarakan keadilan dengan cara sehat, adil, dan sesuai hukum, tanpa terjebak provokasi,” ujarnya.
Menurut Putu, kerjasama dengan UIN Saizu menjadi momentum strategis untuk memberikan pemahaman HAM yang lebih kontekstual. HAM bukan konsep asing dari luar, melainkan sejalan dengan nilai Islam dan konstitusi Indonesia. "Pada dasarnya, HAM adalah memanusiakan manusia,” jelasnya.
Pertemuan tersebut menghasilkan sejumlah agenda kerjasama yang akan dituangkan dalam MoU dan PKS. Fokus kolaborasi antara UIN Saizu dan Komnas HAM mencakup:
⦁ Riset akademik bersama terkait isu-isu HAM kontemporer.
⦁ Pendidikan HAM melalui seminar, kuliah umum, dan sekolah HAM.
⦁ Pemberdayaan mahasiswa lewat kegiatan seperti Kemah Generasi dan pelatihan kepemimpinan berbasis HAM.
⦁ Penguatan kurikulum yang menanamkan nilai kemanusiaan di lingkungan kampus.
Putu menegaskan bahwa Komnas HAM akan mendorong agar MoU dan PKS dibahas sekaligus, sehingga implementasi kerjasama bisa segera berjalan.
Sinergi antara UIN Saizu Purwokerto dan Komnas HAM RI bukan sekadar formalitas, melainkan langkah nyata untuk mendorong lahirnya generasi muda yang berkarakter, kritis, dan berjiwa humanis.
“Kerjasama ini adalah momentum penting. Kampus punya peran strategis dalam memastikan HAM tidak hanya jadi wacana, tapi benar-benar hidup dalam keseharian mahasiswa,” tutup Putu Elvina.
Kerjasama UIN Saizu Purwokerto dengan Komnas HAM menjadi tonggak baru dalam upaya membumikan nilai-nilai kemanusiaan di dunia akademik.
Kolaborasi ini memperkuat posisi UIN Saizu sebagai Kampus Desa Mendunia yang tidak hanya fokus pada kualitas akademik, tetapi juga berkomitmen melahirkan generasi penerus bangsa yang sadar, peduli, dan siap memperjuangkan hak asasi manusia.