Aksi mogok makan sering menjadi senjata ampuh para tahanan dan aktivis politik sejak dulu. Yang paling baru dilakukan oleh admin Gejayan Memanggil Syahdan Husein dan aktivis lain yang ditangkap polisi buntuh demo Agustus 2025 lalu.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Sepanjang sejarahnya, aksi mogok makan adalah salah satu cara non-kekerasan paling ampuh untuk melakukan perlawanan dan protes. Dalam konteks ini, Mahatma Gandhi adalah contoh yang paling gamblang.
Tapi aksi mogok makan sudah ada jauh sebelum tokoh kharismatik India itu melakukannya. Inilah sejarah mogok makan.
Aksi mogok makan admin Gejayan Memanggil
Dikabarkan Kompas.com, 16 aktivis yang ditahan di Pola Metro Jaya terkait demo Agustus 2025 melakukan aksi mogok makan sejak Selasa, 16 September 2025, kemarin. Salah satunya adalah Syahdan Husein yang merupakan admin Instagram Gejaya Memanggil, yang disebut sudah melakukan aksi tersebut sejak 11 September 2025.
"Ini sebagai bentuk protesnya atas penangkapan-penangkapan seluruh aktivis. Dia mengatakan akan mogok makan sampai seluruh tahanan politik dibebaskan," ujar Sizigia Pikhansa, kakak Syahdan, di Polda Metro Jaya, Rabu, kemarin.
Syahdan ditangkap, termasuk tiga orang lainnya, Delpedro Marhaen (Direktur Lokataru Foundation), Muzaffar Salim (staf Lokataru), dan Khariq Anhar (admin Aliansi Mahasiswa Penggugat).
Terkait mogok makan, tentu ingatan kita akan langsung mengarah ke sosok Mahatma Gandhi. Sosok kharismatik India itu disebut-sebut sebagai tokoh mogok makan paling terkenal.
16 September 1932, Gandhi memulai aksi mogok makannya
Sama seperti yang dilakukan Syahdan dan teman-temannya, Gandhi juga mulai melakukan aksi mogok makan pada September. Tepatnya pada 16 September 1932.
Aksi mogok Gandhi dilakukan dalam beberapa momen protes. Selain menentang penjajahan Inggris, aksi mogok makan Gandhi juga dilakukan untuk mencegah bentrokan antara komunitas Hindu dan komunitas Islam di India -- ketika itu masih dijajah Inggris.
Gandhi dikenal karena aksinya menggerakkan pembangkangan sipil demi tercapainya kemerdekaan India dari Inggris. Berbeda dengan tokoh-tokoh revolusioner India lainnya seperti Bhagat Singh, Chandrashekhar Azad, dan Surya Sen, Gandhi melakukan perlawanannya dengan cara non-kekerasan -- tentu saja cara ini mendapat kritik dari revolusioner-revolusioner India lainnya yang lebih lebih keras.
Bagi Gandhi, kekerasan tidak akan mendatangkan solusi. Karena itulah dia memperkenalkan konsep gerakan perlawanan Satyagraha yang dimaknai menuntut kebenaran, dengan menolak sistem pajak dan perdagangan yang merugikan rakyat India. Meski tanpa kekerasan, toh apa yang dilakukan Gandhi itu tetap bikin penjajah Inggris kelabakan.
Karena itulah Inggris memenjarakan Gandhi dari 1922 hingga 1924. Setelah keluar dari penjara dan bertahun-tahun vakum, Gandhi beraksi lagi tahun 1930. Inggris memenjarakannya lagi dan lagi, hingga tanggal 16 September 1932, dia mengumumkan memulai aksi mogok yang disebut "puasa sampai mati."
Gandhi tidak setuju terhadap konstitusi baru India yang juga diizinkan Inggris, yang menyatakan bahwa rakyat kelas rendah akan diwakilkan dalam pemungutan suara di pemilu. Kelas terendah yang bahkan dikenal sebagai kelompok rakyat "tak tersentuh" tidak boleh memilih langsung dalam pemilu sampai 70 tahun ke depan.
Gandhi berkeyakinan kelas "tak tersentuh" ini bahkan tidak akan pernah mendapatkan kesempatan memilih langsung dalam pemilu nantinya. Maka, dia memulai aksi mogok makannya untuk menolak pembagian kelas sosial India, terutama dalam pelaksanaan pemilu di India.
Dia juga menyebut kelompok "tak tersentuh" itu sebagai Harijan atau anak-anak Tuhan untuk mengangkat derajat mereka. "Ini adalah kesempatan yang diberikan Tuhan yang telah datang kepada saya, untuk menawarkan hidup saya sebagai pengorbanan terakhir kepada yang tertindas," kata Gandhi hari itu, di sel penjaranya di daerah Yerovda, India.
Aksi mogok makan itu dihentikan setelah enam hari berjalan, karena Inggris telah menerima tuntutan dan memutuskan mencabut aturan pemilu dengan pembagian kasta itu. Perjuangan secara pasif yang dilakukan dengan mogok makan dilakukan Gandhi beberapa kali yang mengiringi gerakan kemerdekaan India dari Inggris.
Walau India sudah merdeka pada 15 Agustus 1947, Gandhi ternyata melakukan mogok makan lagi pada 12 Januari 1948. Kali ini bukan melawan Inggris, tapi mencegah terjadinya bentrokan antara komunitas Hindu dan komunitas Islam di India.
Sejarah mogok makan
Sejak kapan mogok makan dilakukan dalam sejarah modern? Mengutip Britanica.com, mogok makan adalah bentuk protes tanpa kekerasan di mana seseorang menolak makan (hunger strike) dalam jangka waktu yang lama hingga tuntutan tertentu dipenuhi.
Aksi mogok makan dilakukan dalam banyak kasus: tuntutan kemerdekaan, tuntutan hak-hak perempuan, hak-hak buruh, dan lain sebagainya. Dan sering kali, aksi mogok makan ampuh untuk menekan otoritas tertinggi, kita sebut saja pemerintah.
Tokoh-tokoh terkenal yang melakukan aksi mogok makan antara lain pejuang hak perempuan asal Amerika Serikat Alice Paul, pemimpin nasionalis India Mahatma Gandhi, tokoh militer Republik Irlandia (IRA) Bobby Sands, pemimpin kelompok buruh Amerika Cesar Chavez, aktivis antikorupsi sekaligus pemimpin oposisi Rusia Aleksey Navalny, dan lain sebagainya.
Aksi mogok makan paling terkenal pertama dalam sejarah modern diyakini terjadi di Rusia pada akhir abad ke-19 yang diorganisasi oleh para tahanan politik yang dijatuhi hukuman kerja paksa karena memberontak terhadap pemerintahan Tsar. Pada 1878, mereka memulai aksinya sebagai protes atas kondisi penjara yang tidak manusiawi.
Setelah tiga hari, keluarga para tahanan memohon kepada kepala polisi militer Rusia Jenderal, N.V. Mezentsev, untuk membantu mengakhiri pemogokan itu. Sialnya, tanggapan Mezentsev justru, "Biarkan mereka mati. Saya sudah memesan peti mati untuk mereka semua."
Di akhir tahun itu dia mendapat ganjarannya yang setimpa. Atas kekejamannya itu, Jenderal Mezentsev dibunuh oleh seorang pembangkang revolusioner dan mantan perwira artileri Tsar bernama Sergius Kravchinskii.
Pada 1888–1889, beberapa aksi mogok makan dilakukan oleh tahanan politik perempuan di Siberia timur untuk memprotes pemindahan tahanan lain yang bernama Yelizaveta Kovalskaya. Aksi mogok makan di Siberia berlanjut hingga salah satu tahanan meninggal dunia akibat dicambuk, dan lima tahanan, terdiri atas lelaki dan perempuan, yang sengaja memakan racun sebagai protes atas pembunuhan tersebut juga meninggal dunia.
Berita tentang peristiwa tersebut dimuat di surat kabar dan majalah Inggris dan Amerika. Lengkap dengan detail kondisi penjara yang mengerikan yang dialami para pembangkang politik Rusia. Kravchinskii sendiri melarikan diri ke London dan menjadi editor surat kabar Free Russia,yang mendokumentasikan gerakan revolusioner dan aksi mogok makan.
Aksi mogok makan terkenal lainnya adalah yang di Irlandia. Di sini, ribuan aksi mogok makan terjadi antara 1917 dan 1923. Pelakunya tentu saja kaum nasionalis Irlandia yang memprotes pemerintahan Inggris.
Salah satu aksi mogok makan terpanjang terjadi di Cork pada Agustus 1920, ketika 60 nasionalis yang dipenjara tanpa diadili memulai aksi mogok makan yang berlangsung selama 94 hari. Ketika aksi itu berakhir, tiga orang dinyatakan meninggal dunia karena kelaparan, termasuk Terence MacSwiney, wali kota Cork.
MacSwiney adalah serang pemimpin Tentara Republik Irlandia (IRA). Dia pernah dipenjara karena kepemilikan materi-materi provokatif. Dia melancarkan aksi mogoknya sehari setelah para tahanan lainnya dan akhirnya dipindahkan ke Penjara Brixton di London.
Sebagian besar tahanan dibebaskan atau dipindahkan. Tapi ada sembilan tahanan, yang digambarkan dalam Irish Independentsebagai"hampir menjadi kerangka," tetap dipenjara dan bertahan hidup hingga akhir aksi mogok yang akhirnya dihentikan atas permintaan Arthur Griffith yang merupakan pemimpin gerakan Sinn Féin.
Pada 1970-an dan awal 1980-an, para tahanan IRA di penjara-penjara Inggris melakukan beberapa aksi mogok makan dan protes lainnya untuk menuntut status tahanan politik dan kondisi yang manusiawi. Protes-protes ini berpuncak pada aksi mogok makan bertahap yang dimulai pada 1 Maret 1981 yang dipimpin oleh Bobby Sands, seorang anggota IRA yang terpilih menjadi anggota Parlemen Inggris 41 hari kemudian. Dia adalah orang pertama dari 23 tahanan yang menolak makanan.
Sands meninggal pada 5 Mei 1981, setelah 66 hari kelaparan. Sembilan tahanan mogok makan lainnya juga meninggal. Yang paling lama bertahan hidup di antara mereka adalah Kieran Doherty, anggota parlemen Irlandia yang bertahan selama 73 hari sebelum meninggal. Aksi mogok makan memang berakhir pada 3 Oktober 1981, tapi dunia sudah kadung mengecam Perdana Menteri Inggris saat itu, Margaret Thatcher, yang menolak untuk berkompromi dengan para pemogok.
Tak lama kemudian, sebagian besar tuntutan para pemogok dikabulkan.
Begitulah sejarah singkat aksi mogok makan. Tentu saja aksi itu masih terus digunakan hingga abad ke-21 ini. Termasuk apa yang dilakukan pemimpin oposisi Rusia Aleksey Navaldy, 7 ribuan narapidana di Kirgistan, 30 ribuan narapidana di California, aktivis India Irom Sharmila (disebut sebagai aksi mogok makan terpanjang, dari 2000 hingga 2016), hingga apa yang dilakukan Syahdan Husein di Indonesia baru-baru ini.