TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengimbau seluruh masyarakat, dan pengguna media sosial, untuk menghentikan segala bentuk kegaduhan yang muncul terkait polemik Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Prabumulih.
Pernyataan ini disampaikan menyusul keputusan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang memberikan sanksi administratif berupa teguran tertulis kepada Wali Kota Prabumulih atas dugaan pencopotan dan mutasi kepala sekolah tersebut.
"Persoalan ini sebenarnya sudah selesai di tingkat daerah, sebelum berangkat ke Kemendagri. Di sana diundang semua pihak, termasuk Walikota Prabumulih untuk berdialog dan mencari jalan keluar bersama," kata Deru usai salat Jumat di Masjid At Taqwa, Jakabaring, Jumat (19/9/2025)
Kendati demikian, Deru mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, termasuk masyarakat, yang sudah memberikan kritik yang membangun. Terimakasih juga pada Pak Roni.
"Harapan saya setelah ini, karena sudah diselesaikan dari tingkat daerah hingga pusat, maka mari sama-sama kita hentikan kegaduhan khususnya di media sosial mengenai hal tersebut. Tidak ada manusia yang sempurna," kata Deru
Terkait pertanyaan soal sanksi administrasi dari Kemendagri, menurut Deru ada level-levelnya mulai dari teguran lisan, tertulis, hingga tingkat yang lebih tinggi lagi.
"Tapi saya pikir ini kita jadikan pelajaran, agar Sumatera Selatan tetap sejuk karena Sumsel dikenal zero konflik. Zero konflik yang saya maksud bukan hanya konflik fisik, tetapi juga konflik psikis. Mudah-mudahan ini selesai, dan kepada netizen saya ucapkan terima kasih atas semua kritik yang disampaikan," tutupnya
Kronologi Awal
Terjawab sudah kronologi pemicu Wali Kota Prabumulih Arlan ingin mencopot Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 1 Prabumulih Roni Ardiansyah.
Semua diceritakan Arlan saat hadir di Kantor Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri RI, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (18/9/2025).
Awal mula kata Arlan, saat anak perempuan tengah mengikuti latihan marching band di sekolah tepat di tanggal merah.
"Pada kejadian itu, Pak, itu di jam, bukan jam sekolah, di tanggal merah, tanggal 5 (September 2025). Anak-anak ini main latihan drum band, jaraknya 150 meter dari sekolahan ke tempat latihan," kata Arlan melansir siaran youtube Kompas TV.
Di tengah latihan, hujan turun dan anak Arlan yang menjadi rombongan drum band kembali ke sekolah.
Seorang guru disebut menelepon anak Arlan dan meminta kembali ke sekolah menggunakan mobil jemputan.
"Jadi, anak saya diantar sopir, Pak, bukan dibawa sendiri," kata Arlan lagi.
Kemudian, mobil dilarang masuk wilayah lapangan sekolah, sehingga menurut pengakuan Arlan, anaknya harus keluar mobil dan kena hujan untuk tiba di sekolah.
"Mau masuk, tidak boleh, langsung dia keluar (dari mobil). Begitu dia keluar, sudah selesai. Hujan-hujan, seluruh anak-anak itu basah semua, Pak. Selesai," kata dia.
Atas peristiwa itu, Arlan geram dan kemudian meminta kepada Kepala Dinas Pendidikan Prabumulih untuk mengingatkan Roni.
"Tolong kasih tahu ke Pak Kepala Sekolah, melalui Kepala Dinas Pendidikan, tolong ditegur, Pak Roni, jangan sampai terulang lagi, karier aku copot, cuman sebatas itu, Pak," ucap Arlan.
Namun, dia belakangan minta maaf dan mengaku salah atas perbuatannya itu.
Diberi sanksi
Kementerian Dalam Negeri melalui Inspektur Jenderal Kemendagri Sang Made Mahendra, juga telah memberikan peringatan tertulis atas kelakuan Arlan.
Ia diberi sanksi teguran tertulis karena dinilai melanggar aturan terkait mutasi aparatur sipil negara di lingkungan Pemkot Prabumulih.
"Kalau pelanggaran seperti ini, teguran tertulis," kata Mahendra.
Mahendra mengatakan, sanksi tertulis adalah sanksi yang cukup berat untuk catatan karier seorang kepala daerah.
Sanksi ini juga, kata Mahendra, akan menjadi contoh bagi kepala daerah agar melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. "Ya, tentu. Kami ingatkan tadi sudah sampaikan sebagai seorang kepala daerah, selaku pejabat pemerintahan wajib mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku," ucap dia
Minta Maaf ke Roni
Sebelumnya, Wali Kota Prabumulih H Arlan akhirnya mendatangi langsung Kepala Sekolah Roni Ardiansyah SPd MSi, dan satpam SMP Negeri 1 Prabumulih, Ageng.
Pertemuan tersebut sekaligus menjadi momen mediasi pasca ramai polemik pencopotan imbas diduga tegur anak Wali Kota H Arlan bawa mobil ke sekolah.
Suasana haru pertemuan itu dibagikan oleh akun Instagram @palembang.update, Rabu, (17/9/2025), Arlan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka di hadapan sejumlah guru dan pejabat.
Dalam video yang beredar di media sosial, Pak Roni tampak mengenakan batik biru bersama beberapa guru lainnya.
Sambil memberikan pelukan hangat, Arlan mengakui jika selama ini ada kesalahan yang mungkin menimbulkan kegaduhan.
“Jadi Cak minta maaf kalau ada salah dan memang kekeliruan apa-apa tuh yang khilaf, namanya manusia ya. Dan dengan ini juga belum Cak pindahkan ke situ, masih status pengganti di SMP itu dan belum sama sekali ada SK-nya segala macam,” ucap Arlan kepada Kepsek Rony dan Satpam Ageng.
Ia juga berpesan agar para pendidik tetap fokus mendidik anak-anak tanpa ada perubahan sikap pasca kejadian ini.
"Jangan berubah, didiklah anak-anak di sekolah itu, jangan ada berubah-ubah dengan anak murid itu atau masih ada canggung, ini jadikan pelajaran ya," ujar Arlan.
Kepsek Roni dan Ageng pun dengan tangan terbuka menerima permintaan maaf dari Wali Kota Prabumuli itu.
"Cak (Arlan) minta maaf itu aja Ron ya, siap dengan maafkan Cak," kata Arlan ke Roni.
"Siap pak," jawab singkat Roni.
"Pak Ageng juga siap?" timpal Arlan lagi ke Satpam Ageng.
"Iya pak," jawabnnya sambil mengusap air mata.
Tak hanya itu, sebagai tanda permintaan maaf, Cak Arlan juga memberikan hadiah berupa sepeda motor listrik kepada Roni dan Ageng.
“Ini motor Pak Ageng satu, Pak Roni satu. Ini tanda terima kasih. Harus balik lagi ke SMP itu ya, wajib itu, ini perintah ya,” tegasnya.
Momen itu pun ditutup dengan pelukan haru. Satpam Ageng tak kuasa menahan tangis sambil berkata,
“Terima kasih pak atas ini.”
Sementara itu, Roni juga menegaskan keikhlasannya atas permintaan maaf Wali Kota tersebut.
“Saya dikunjungi oleh bapak Wali Kota Prabumulih beserta rombongan dengan niat baik beliau menyampaikan permohonan maaf atas kejadian dalam beberapa hari ini. Insya Allah dengan ini, saya juga sudah ikhlas sebagai makhluk Tuhan dengan segala kelemahan saya, memaafkan untuk ke depannya lebih baik lagi,” tutur Kepsek Roni.
Pertemuan yang ditutup dengan pelukan ini menjadi tanda rekonsiliasi antara pihak sekolah dan pemerintah kota, sekaligus menenangkan publik yang sempat terpecah menyikapi isu pencopotan kepala SMPN 1 Prabumulih