Grid.ID – Usai tragedi penjarahan, muncul tudingan bahwa Uya Kuya adalah seorang breeder atau peternak komersial yang melakukan praktik jual-beli kucing.

Namun, tuduhan tersebut dibantah keras oleh sahabat dekatnya, Tamara. Ia menegaskan bahwa Uya Kuya telah menghentikan semua aktivitas tersebut lebih dari satu dekade lalu.

"Udah 15 tahun, hampir 10 tahun lebih udah enggak ada jual beli apa segala macam, terus apa namanya breeder itu segala macam itu enggak ada," tegas Tamara di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (20/9/2025).

Ia mengakui bahwa di masa lalu, memang ada aktivitas membeli kucing, namun itu terjadi sangat lama sekali. Sebab, kucing Uya Kuya yang saat ini menjadi korban penjarahan sudah berusia senja.

"Ini beli kucingnya tuh udah 11 tahun yang lalu. Itu Deri umurnya mau 12 loh. Uma juga, umurnya udah di atas 8 tahun semua," jelas Tamara.

Meskipun menyangkal tudingan tersebut, Tamara meluruskan bahwa menjadi seorang breeder bukanlah kegiatan ilegal. Malah, praktik ini seringkali bertujuan baik, misalnya untuk melestarikan garis keturunan unggul dari seekor kucing juara.

Tamara mencontohkan salah satu kucing Uya Kuya yang hilang, Deri, merupakan pemenang kontes Cat Champion se-Asia Tenggara.

"Rasanya kalau misalnya Deri tidak punya keturunan kok sayang sekali. Udah usia 12 tahun enggak punya keturunan, sedangkan siapa tahu salah satu keturunannya bisa menggantikan posisi bapaknya kan?" paparnya.

Lantas, bagaimana kucing-kucing Uya Kuya bisa bertambah jika tidak ada praktik breeding? Tamara menjelaskan bahwa kelahiran anak kucing yang terjadi saat ini murni karena ketidaksengajaan.

"Kita tidak menghamilkan. Tapi contohnya, ada dua kucing jantan dan betina di apartemen, tiba-tiba salah satunya hamil. Padahal tidak sengaja memang dikumpulkan," katanya.

Anak-anak kucing yang lahir dari proses tak sengaja ini pun tidak dijual, melainkan diadopsikan kepada lingkaran terdekat yang dipercaya Uya Kuya.