Kendari (ANTARA) - Badan Gizi Nasional (BGN) Regional Wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat penerima manfaat makan bergizi gratis (MBG) di Kota Kendari, Sultra, mencapai angka 51.571 orang per 18 September 2025.

Kepala Regional SPPG BGN Sultra Rifani Agnes Eka Wahyuni saat ditemui di Kendari, Minggu, menyampaikan, bahwa data penerima manfaat tersebut yang diterima oleh seluru pelajar tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (Paud), TK, SD, SMP maupun SMA negeri hingga swasta sebanyak 49.639 orang.

Agnes menyebut selain distribusi ke pelajar yang menjadi target utama makan bergizi gratis, program tersebut juga diberikan untuk kelompok 3B ( Ibu Hamil, Ibu Menyusui dan Balita).

"Kalau kategori 3B jumlah penerima 1.932 orang, sementara sisanya itu untuk para pelajar di semua tingkatan sekolah. Jadi total sekarang penerima manfaat berjumlah 51.571 orang," ungkap Agnes.

Ia mengatakan, pendistribusian makan bergizi gratis dari 18 dapur Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) untuk MBG yang aktif di Kota Kendari.

Agnes menyebut hingga saat ini penyaluran makanan bergizi di Kota Kendari tidak menemui kendala. Pihaknya juga memperketat terkait informasi penerima manfaat khususnya siswa di sekolah sebelum menyalurkan makanan.


Upaya tersebut dilakukan untuk mencegah jika ada siswa atau penerima manfaat yang kurang cocok dengan menu makanan karena kondisi tertentu seperti alergi.

"Jangan sampai di sekolah itu ada siswa yang mungkin alergi kalau makan daging atau semacamnya. Sehingga sebelum didistribusikan kami minta ke pihak sekolah atau dinas terkait mendata penerima manfaat dan kondisi mereka," jelas Agnes.

Ia menyampaikan dalam pemenuhan MBG, BGN juga meminta dukungan pemerintah daerah untuk kesiapan kebutuhan bahan makanan seperti beras, daging, sayur-sayuran hingga bumbu masak.

Menurutnya, satu dapur SPPG saja yang melayani 3.000 sampai 3.500 penerima manfaat membutuhkan stok beras 180-250 kilogram (kg).

"Kalau dirata 200 kilogram beras untuk satu SPPG, penyaluran selama lima hari berarti membutuhkan satu ton beras untuk satu SPPG saja," ujarnya.

Ia menyebut kondisi itu membawa dampak ekonomi di masyarakat khususnya petani sawah. Sehingga BGN mengharapkan pemerintah bisa mendorong produksi bahan pangan di masyarakat maupun melalui dunia usaha seperti UMKM.



Agnes juga menyampaikan selain Kota Kendari, hingga kini sudah ada 106 dapur SPPG untuk MBG beroperasi di 16 kabupaten dan kota se Sulawesi Tenggara.

Sementara satu daerah yang belum memiliki SPPG untuk MBG tersisa di Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep).

"Tapi kami upayakan agar tahun ini SPPG di Konawe Kepulauan sudah terbentuk," tambah Rifani Agnes.