...BGN bersama seluruh pihak terkait terus bekerja keras memastikan penanganan kesehatan terbaik serta melakukan langkah investigasi menyeluruh atas insiden ini

Jakarta (ANTARA) - Badan Gizi Nasional (BGN) menyampaikan permohonan maaf atas insiden keamanan pangan yang diduga akibat konsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) di Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah.

Sebagai bentuk tanggung jawab, BGN telah mengirimkan tim langsung ke lokasi terdampak sejak Jumat (19/9) untuk memastikan penanganan maksimal bagi seluruh korban keracunan MBG di wilayah tersebut.

"Kami sangat prihatin atas kejadian ini dan turut berempati kepada seluruh pasien serta keluarga yang terdampak. BGN bersama seluruh pihak terkait terus bekerja keras memastikan penanganan kesehatan terbaik serta melakukan langkah investigasi menyeluruh atas insiden ini," ujar Kepala Biro Hukum dan Humas BGN Khairul Hidayati dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu.

Hingga Sabtu (20/9), tercatat sebanyak 335 pasien telah dirawat sejak kasus pertama masuk pada Rabu, 17 September.

Direktur RSUD Trikora Feldy Deki menyebutkan, dari jumlah tersebut sebanyak 301 pasien sudah pulih dan dipulangkan, sementara 34 pasien masih dirawat karena gejala seperti sesak napas serta kram pada otot dada, tangan, dan kaki.

"Mengenai kondisi tersebut, pihak rumah sakit telah memberikan penanganan maksimal dengan memberikan obat serta penanganan medis lainnya sesuai dengan gejala yang dialami masing-masing korban," ujar Feldy.

Untuk memperkuat layanan, RSUD Trikora telah mendapatkan tambahan tenaga medis dari RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Pada Sabtu pagi, tiba empat dokter spesialis anak dan anestesi, serta tiga perawat yang langsung diterjunkan ke Salakan.

"Dukungan ini tentunya sangat penting dan bernilai tinggi bagi kami, keluarga pasien dan pasien itu sendiri, terutama dalam meningkatkan sisi psikologis. Kami mengapresiasi langkah cepat seluruh pihak yang turut fokus dalam menangani insiden ini," paparnya.

RSUD Trikora bersama tim medis gabungan akan terus melakukan pemantauan intensif terhadap pasien yang masih dirawat. Evaluasi dan koordinasi dengan berbagai pihak juga terus dilakukan untuk memastikan penanganan maksimal.

"Kami berusaha memberikan penanganan maksimal kepada seluruh pasien yang masih dalam perawatan. Kami juga akan terus berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait untuk memberikan update kondisi pasien serta penanganan lebih lanjut jika diperlukan," ucap Feldy.

Sementara itu, perwakilan tim medis Kementerian Kesehatan dari RSUP dr. Wahidin, Rusmin, memastikan bahwa kondisi pasien yang masih dirawat dalam keadaan stabil.

"Alhamdulillah keadaannya stabil, tidak mengancam jiwa. Alhamdulillah artinya anak-anak ini dalam proses penyembuhan," ungkap Rusmin.

Rusmin menambahkan, dari hasil pemeriksaan feses dan anamnesis (wawancara medis dengan pasien atau keluarga) juga tidak menunjukkan tanda kerusakan saraf atau gejala serius yang sempat dikhawatirkan publik.

"Karena dari hasil pemeriksaan feses dan anamnesis tidak ada pemeriksaan yang mengarah ke kerusakan syaraf yang dicurigai mengakibatkan kejang, dan itu bukan tanda-tanda yang kita khawatirkan seperti khalayak ramai asumsikan," tuturnya.

BGN menegaskan bahwa pihaknya fokus pada gerak cepat penanganan pasien, dengan koordinasi intensif bersama Kementerian Kesehatan, Badan Komunikasi Pemerintah, TNI, TNI AU, kepolisian, dan pemerintah daerah.

BGN juga sedang melakukan investigasi bersama pihak kepolisian terhadap operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terkait insiden keamanan pangan di Banggai Kepulauan. Hasil audit dan investigasi akan segera disampaikan secara terbuka kepada publik.