TRIBUNJATENG, BREBES – Atap teras gedung megah Kantor Pemerintahan Terpadu (KPT) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes, ambruk pada Minggu (21/9/2025) pukul 11.30.
Kejadian ini mengakibatkan sejumlah orang terluka dan dilarikan ke rumah sakit akibat tertimpa material bangunan.
Penyebab pasti ambruknya atap teras belum diketahui.
Namun, saat kejadian, terdapat aktivitas perbaikan yang sedang dilakukan oleh pekerja konstruksi di bagian atap teras.
Insiden ini membuat ratusan warga yang tengah beraktivitas di sekitar lokasi panik.
Saat insiden terjadi, sedang berlangsung perlombaan pushbike dan layang-layang yang diadakan oleh Pemkab Brebes.
Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Bupati Brebes, Paramitha Widya Kusuma, pada pagi hari.
Salah satu saksi, Zamroni, yang berada di lokasi saat kejadian, menceritakan bahwa ia bersama rekannya sedang melakukan pengelasan untuk perbaikan bangunan.
"Saya itu di bawah bersama teman saya sedang ngelas. Begitu bangun (dari pengelasan), ada bunyi ‘bletak’ dari sebelah utara. Kemudian saya lari," ungkap Zamroni.
Zamroni juga menyebutkan bahwa ia melihat rekan kerjanya jatuh dan segera menariknya.
Saat itu, tangan korban terkena reruntuhan bangunan yang mengalami ambruk.
"Yang satunya (korban lainnya) tangannya kejepit. Jadinya dua yang jadi korban. Luka itu di bagian tangan dan kaki. Kalau untuk patah atau tidaknya saya kurang tahu," tambahnya.
Kedua rekannya yang terluka berhasil dievakuasi dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Namun, Zamroni tidak mengetahui jumlah pasti korban yang mengalami luka-luka.
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya juga mengaku mendengar suara angin sebelum kejadian.
"Kebetulan pas kejadian saya sedang berada di tangga dekat lokasi kejadian. Sebelum kejadian itu kayak ada suara seperti angin," ujarnya.
Masih dirawat
Hingga Minggu petang, dua pekerja konstruksi masih dirawat di RSUD Brebes setelah menjadi korban ambruknya atap teras gedung megah KPT Pemkab Brebes.
Kedua korban, yakni Juswanto (39) dan Abdullah (35), kakak beradik asal Desa Pejagan RT 01 RW 04, Kecamatan Tanjung, Brebes.
Juswanto mengalami patah tulang, sementara Abdullah menderita luka di bagian kulit yang mengharuskannya mendapatkan jahitan.
Kepada Kapolres Brebes, AKBP Lilik Ardhiansyah, yang menjenguknya di IGD RSUD Brebes, Abdullah menceritakan detik-detik ambruknya atap teras.
"Saat itu saya sedang dongkrak besi. Tahu-tahu bruk (ambruk). Tangan saya tertimpa atap cor," ujar Abdullah.
Abdullah mengaku terjepit selama sekitar satu jam sebelum berhasil dibebaskan oleh rekan-rekannya.
"Tangan kejepit, satu jam," tambahnya.
Selain Abdullah dan Juswanto, ada sejumlah korban luka lainnya.
Korban lain dalam peristiwa itu, yakni Kasir (48), warga Desa Siasem RT 08 RW 07, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, luka ringan; dan Farhana Azahra (7), warga Perumahan Ngunduh Bestari, Kabupaten Cirebon, luka ringan.
Farhana diduga merupakan peserta dari push bike yang diselenggarakan oleh Pemkab Brebes.
Lilik mengonfirmasi, akibat peristiwa tersebut, dua orang harus dirawat dengan luka yang cukup serius.
"Korban ternyata ada dua, bukan tiga. Jadi kabar yang satunya anak-anak itu lecet saat sedang perlombaan. Untuk dua korban, satu luka berat, satu luka ringan," jelas Lilik.
Lilik mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengecek lokasi kejadian dan memasang garis polisi untuk menjaga jarak aman, jika terjadi roboh susulan.
"Kami juga menelusuri penyebab roboh," katanya. (Wahyu Nur Kholik/Kompas.com)