Grid.ID - Sopir dan pengusaha tambang di Parung Panjang diketahui melakukan blokade jalan. Dedi Mulyadi lalu beri peringatan sampai ancam bakal tutup usaha.
Perseteruan yang berlangsung lama antara warga dengan pelaku usaha tambang di Parung Panjang, Bogor, hingga kini belum menemukan solusi. Meski pemerintah Bogor tengah melakukan perbaikan jalan, aktivitas truk tambang beserta para pengusahanya tetap berjalan dan menimbulkan keresahan bagi masyarakat sekitar.
Dedi Mulyadi beri peringatan kepada sopir dan pengusaha tambang di Parung Panjang blokade jalan. Gubernur Jabar mengancam akan tutup usaha.
Dalam sebuah video yang belakangan viral, tampak sejumlah sopir truk tambang melakukan blokade jalan di Jembatan Malang Nengah, perbatasan Legok–Parung Panjang, Bogor. Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes terhadap petugas Dishub yang menghentikan mereka saat bertugas mengamankan pembangunan jembatan dan jalan di wilayah Parung Panjang.
Banyak warga pun telah melaporkan persoalan ini kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Menanggapi hal itu, Dedi Mulyadi akhirnya buka suara. Ia menegaskan bahwa pihaknya terus mengikuti perkembangan konflik di Parung Panjang.
Menurutnya, petugas di lapangan kewalahan karena truk pengangkut tambang tidak mematuhi aturan jam operasional yang sudah ditetapkan Pemkab Bogor.
“Masyarakat mengalami stres, konflik sosial terjadi, dan saya melihat bahwa para pengusaha (tambang) abai terhadap apa yang menjadi ketentuan pemerintah,” ujar Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, dikutip dari tayangan video di Instagramnya @dedimulyadi71, Sabtu (20/9/2025).
Ia juga mengkritik para pengusaha tambang yang lebih mengutamakan kepentingan bisnis tanpa memperhatikan dampak sosial maupun lingkungan. Dedi menambahkan, aktivitas truk tambang itu turut merusak jalan yang baru saja diperbaiki pemerintah.
“Jalan yang dibangun pemerintah beberapa hari sudah diinjak, tentunya ini akan merusak kualitas bangunan dan menghancurkan jalan dalam waktu cepat.”
“Jembatan dan jalan sedang diperbaiki oleh pemerintah Kabupaten Bogor. Kalau sedang pembangunan sementara produksi terus berjalan, maka pembangunan tidak ada artinya, pemerintah membuang uang dengan percuma ratusan miliaran rupiah.”
Karena hal itu, sebagai upaya Dedi Mulyadi mengaku akan mengambil tindak tegas.
“Untuk itu saya tegas, karena saudara tidak menaati apa yang menjadi ketentuan pemerintah, abai terhadap lingkungan, memberikan dampak negatif bagi kepentingan masyarakat hanya mementingkan usahanya saja. Maka saya tegaskan pemerintah Provinsi Jawa Barat tidak akan segan-segan untuk mengambil tindakan,” tegas Dedi Mulyadi mengultimatum pengusaha tambang di Parung Panjang.
Dedi Mulyadi menjelaskan Pemprov Jabar akan mengambil tindakan tegas berupa penutupan sementara selama proyek pembangunan berlangsung atau bahkan penutupan permanen. Sejak resmi menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi pernah menyoroti permasalahan serius antara warga dengan aktivitas pertambangan di Parung Panjang.
Ia terkejut setelah menerima laporan bahwa sekitar 100 orang meninggal dunia akibat kecelakaan truk tambang di kawasan tersebut. Kabar itu membuatnya sangat prihatin, apalagi jumlah korban tersebut terjadi hanya dalam kurun waktu kurang dari dua tahun.
Selain karena kecelakaan lalu lintas, ratusan korban jiwa juga disebut meninggal akibat penyakit yang dipicu oleh aktivitas tambang di Parung Panjang, Kabupaten Bogor. Wakil Bupati Bogor terpilih, Ade Ruhandi alias Jaro, menjelaskan bahwa tambang yang berlokasi di Cigudeg dan Rumpin menghasilkan material berupa andesit, debu, serta seplit.
Seluruh hasil tambang itu dikirim ke berbagai proyek strategis nasional. Namun, meski penting bagi pembangunan, aktivitas tambang di wilayah barat Kabupaten Bogor justru membawa dampak buruk bagi masyarakat sekitar.
Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro, mengungkapkan bahwa sudah banyak warga kehilangan nyawa akibat truk tambang yang melintas di Parung Panjang.
"Kami mohon bantuan pada pak Gubernur untuk masalah Parung Panjang. Selama menjadi kapolres 1 tahun 8 bulan, kasus kecelakaan yang diakibatkan lalainya pengemudi, kontur jalan yang kurang memadai, menimbulkan korban jiwa yang sangat banyak," ungkap Rio dikutip dari Youtube Dedi Mulyadi.
Dedmul menerangkan bahwa Parung Panjang menjadi lintasan dari aktivitas tambang.
"Parung Panjang itu adalah jalan untuk kepentingan penambangan. Selama ini penambangan menggunakan jalan warga, jalan provinsi," katanya.
Tak ayal menurut Rio, selama kurang dari dua tahun sudah ada 100 orang yang meninggal.
"Selama kami di sini sudah hampir 100 lebih (meninggal)," katanya.
Mendengar itu, Dedi Mulyadi begitu terkejut. Ia teramat tak menyangka jumlah korban akibat truk tambang begitu fantastis.
"100 orang meninggal di Parung Panjang, selama ini ? Itu akibat lambannya provinsis membangun jalan itu ? berakibat terjadinya kecelakaan," ujar Gubernur Jabar tersebut.
AKBP Rio Wahyu Anggoro mendata 100-an orang tewas akibat truk tambang, jalan rusak dan tebalnya debu di Parung Panjang.
"Hampir 2 tahun data kami, karena kontur jalan, jumlah muatan, jalan rusak, penerangan jalan umum kurang memadai, dan sempitnya jalanan. Itu di luar dari penyakik lain seperti ISPA," jelasnya.
Dedi Mulyadi menjelaskan saat ini sudah dipastikan perbaikan jalan di Parung Panjang akan segera dikerjakan.
"Sisi jalan kita sudah ok, kalau tahun sekarang terlalu mepet. 2026 sudah ok. Kita bangun total selesai yang penting tanahnya, karena ingin diperlebar kan, disiapin jalan tambang khusus," katanya.
Anggaran yang diperlukan untuk pembangunan jalan berkisar Rp 48 miliar. Dedi Mulyadi mengatakan sebelum dilantik menjadi Gubernur Jawa Barat akan mendorong Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk segera melakukan pembangunan di Parung Panjang.
"Tahun ini saya bisa paksa kepala PU untuk segera membangun jalan existing jalan provinsi yang sudah ada, sebelum berpikir tentang jalan tol tambang," katanya.
Hanya saja masalahnya kini anggaran sudah ditetapkan sehingga perlu menunggu perubahan.
"Membangun jalan Parung Panjang kurang lebih Rp 50, Rp 75 miliar gak masalah tahun ini kita bangunin. Asal kepala PU bersedia mau melelangkan, kan kemarin alasannya waktunya mepet. makanya mudah-mudahan Mendagri memberi peraturan tentang perubahan anggaran, karena ini menyangkut nyawa orang," kata Dedi Mulyadi.
Selain kondisi jalan, Dedi Mulyadi juga perlu melakukan koordinasi dengan Pemerintah Tangerang untuk mensinkronkan jam operasional truk tambang.
"Jam operasional tolong disinkronkan antara Pemprov Banten dengan Pemprov Jabar. Si penambang ketika jam operasional berbenturan dengan orang tua antar jemput anak sekolah, aktivitas masyarakat di pasar itu berbenturan bisa meningkatkan jumlah korban," kata AKBP Rio Wahyu Anggoro.
Dedi Mulyadi menganggap bahwa Parung Panjang seperti neraka bagi warga Bogor.
"Berarti Parung Panjang itu adalah neraka bagi warga Bogor. Dia neraka di jalan raya akibat penambangan, dia neraka akibat polusi penambangan dan dampak lingkungannya," kata Dedi Mulyadi.