GTIA ASEAN Community Meeting di Jakarta: GTIA Bisa Bantu Bisnis Kanal TI
Cakrawala Gintings September 23, 2025 10:34 AM

GTIA (Global Technology Industry Association) baru-baru ini menyelenggarakan GTIA ASEAN Community Meeting di Jakarta. Menyasar Indonesia, GTIA ASEAN Community Meeting di Jakarta ini bukan hanya ajang pertemuan berbagi sejumlah insight perihal TI, melainkan juga memperkenalkan GTIA dan manfaat yang diperoleh bila menjadi anggota kepada para perusahaan yang berkecimpung pada kanal TI, seperti para vendor, distributor, dan penyedia solusi TI. Dengan sejumlah insight yang dibagikan plus menjadi anggota GTIA, para perusahaan di tanah air yang dimaksud diyakini bisa terbantu dalam bisnisnya.

GTIA menjelaskan dirinya sebagai suatu komunitas nirlaba dan vendor-neutral berbasis keanggotaan yang menghubungkan dan mewakili kanal TI secara global. GTIA adalah asosiasi perdagangan berbasis keanggotaan untuk kanal TI. GTIA mengeklaim membekali para anggotanya untuk sukses dengan memberikan berbagai manfaat, termasuk aneka sumber daya terpercaya dan kesempatan memperluas jaringan. GTIA juga mengeklaim menetapkan standar-standar industri yang membolehkan para perusahaan membangun bisnis yang berkelanjutan, aman, dan menguntungkan pada lanskap teknologi yang terus berubah.

“Kami menghabiskan jutaan dolar untuk penelitian dan aset yang sepenuhnya objektif serta vendor-neutral, dan kami memberikan mereka [para anggota GTIA] informasi yang akan membantu mereka sukses dalam bisnis. Informasi tersebut bisa berupa model keuangan yang mereka butuhkan, cara menentukan harga, cara menjual layanan keamanan siber, dampak artificial intelligence terhadap bisnis mereka, cara mengadopsi managed service dan menerapkan suatu model penghasilan berulang,” ujar Dan Wensley (Chief Executive Officer Global Technology Industry Association).

“Kami memiliki praktik-praktik terbaik dalam semua aspek menjalankan suatu bisnis penyedia layanan TI atau menjalankan sebuah bisnis vendor. Cara mengikuti suatu acara, cara merekrut, model penetapan harga, apa yang dicari oleh para pelanggan,” lanjutnya. “Jadi, kami memiliki sumber daya yang luar biasa yang tersedia bagi setiap anggota organisasi anggota serta individu-individu karyawan mereka.”

Sebelumnya dikenal sebagai CompTIA Community, pada Januari 2025, GTIA secara resmi mengumumkan nama barunya, GTIA, dan fokusnya untuk melayani para perusahaan dan profesional kanal TI seperti masa sebelumnya—masa CompTIA Community. Perubahan nama ini didorong oleh penjualan CompTIA (Computing Technology Industry Association) beserta bisnis sertifikasi dan pelatihan TI-nya.

Pada November 2024, CompTIA mengumumkan bahwa H.I.G. Capital dan Thoma Bravo telah menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi merek CompTIA beserta bisnis sertifikasi dan pelatihan TI CompTIA. Dengan akuisisi ini, CompTIA bersama bisnis sertifikasi dan pelatihan TI-nya akan beroperasi untuk laba dan mengusung merek CompTIA. Sementara itu, CompTIA Community menjadi entitas terpisah dan mengusung nama baru, GTIA, serta tetap berfungsi seperti sebelumnya, termasuk sebagai nirlaba.

GTIA mengeklaim mewakili ratusan ribu profesional dari lebih dari 2.400 MSP (managed service provider), penyedia solusi, vendor, distributor, dan perusahaan-perusahaan lain yang melayani kanal TI. GTIA mengatakan memiliki biaya keanggotan sebesar ratusan hingga ribuan dolar Amerika Serikat per perusahaan per tahun—tergantung tipe dan ukuran perusahaan. Perusahaan yang telah menjadi anggota GTIA, para karyawannya juga otomatis menjadi anggota GTIA.

Berkembang ke ASEAN

Sekitar 2 tahun lalu, GTIA—kala itu masih CompTIA Community—mengembangkan kawasannya ke ASEAN. GTIA ASEAN Community Meeting di Jakarta tentunya sejalan dengan kehadiran kawasan ASEAN ini. Acara serupa juga pernah diselenggarakan tahun lalu. Hingga saat berlangsungnya GTIA ASEAN Community Meeting di Jakarta, GTIA menyebutkan mempunyai enam kawasan—termasuk ASEAN.

Menariknya, dengan penjualan CompTIA bersama bisnis sertifikasi dan pelatihan TI-nya, GTIA mengeklaim memiliki “dana abadi” untuk menjalankan operasinya yang mencakup mengadakan acara seperti GTIA ASEAN Community Meeting di Jakarta. GTIA ASEAN Community Meeting sendiri telah dan akan menyambangi negara-negara lain di ASEAN. GTIA ASEAN Community Meeting di Jakarta kali ini pun menjadi GTIA ASEAN Community Meeting dengan peserta terbanyak.

“Kami beruntung mendapatkan endowment ini. Jadi, CompTIA , penjualan CompTIA dan bisnis sertifikasi yang secara tradisional menjalankan organisasi berbasis keanggotaan ini di bawah merek CompTIA, penjualan tersebut telah memberikan kami dana dan keuangan yang membolehkan kami untuk menjalankan yayasan kami dan menjalankan asosiasi ini selamanya,” jelas Dan Wensley.

Seperti telah disebutkan, GTIA ASEAN Community Meeting di Jakarta juga menjadi ajang berbagi sejumlah insight perihal TI. Salah satunya adalah mengenai AI (artificial intelligence). GTIA antara lain memberikan masukan bagi para perusahaan kanal TI di Indonesia perihal titik-titik mulai pada berbagai perusahaan yang menjadi konsumen untuk tawaran-tawaran AI-nya.

Ada empat titik mulai yang dikemukakan Wasim A. Khan (Chief Digital Officer & General Manager, FUJIFILM DX AI Office). Pertama adalah menyelesaikan permasalahan pengertian data dan ekstraksi OCR untuk masukan maupun tipe data multimodal. Kedua adalah mendorong otomatisasi dengan AI untuk mengurangi tugas-tugas yang dikerjakan secara manual. Ketiga adalah mengelola solusi AI melalui platform agnostic berhubung core AI IP biasanya dimiliki konsumen. Keempat adalah menangani aneka permasalahan bisnis yang umum dengan tawaran dalam bentuk paket.

Sudah Merasakan Manfaat

Salah satu perusahaan yang berbasis di Indonesia dan sudah menjadi anggota GTIA adalah Global Asia Sinergi. Integrator sistem TI ini juga memiliki kantor di Singapura. Global Asia Sinergi menyebutkan belum sampai 6 bulan menjadi anggota GTIA. Meskipun belum lama menjadi anggota, Global Asia Sinergi mengeklaim sudah merasakan manfaat bergabung menjadi anggota GTIA.

Global Asia Sinergi menyebutkan bahwa beberapa waktu lalu dirinya berhasil mendapatkan klien dari luar Indonesia. Global Asia Sinergi mengeklaim hal ini terbantu oleh keanggotaan GTIA-nya. Saat memperkenalkan dirinya kepada—saat itu—calon klien, Global Asia Sinergi menyampaikan bahwa dirinya adalah anggota GTIA dan membuatnya menjadi lebih menjual di mata sang calon klien.

Selain meningkatkan nilai jual, Global Asia Sinergi juga mengungkapkan sejumlah manfaat anggota GTIA lain yang dinilai bisa diperoleh. Dua di antarasejumlah manfaat anggota GTIA lain tersebut adalah berbagi informasi praktik-praktik terbaik serta memperluas jaringan, apalagi GTIA levelnya adalah global.

“Company aku di Global Asia Sinergi, kita fokus sebagian besar klien kami boleh dikatakan 70-80% itu di banking, banking industry. Jadi kan banking sangat rigid ya, menggunakan barang IT, apa, IT-IT solution itu memang sangat dibutuhkan untuk operasional business mereka dan yang utama itu terkait dengan compliance, security. Itu sangat-sangat basic di industri banking gitu perbankan, gak main-main gitu,” sebut Jul Darmawan (Director of Partner Success Global Asia Sinergi).

“So, dengan kehadiran GTIA itu sendiri, definitely kami sebagai salah satu player juga di industri, itu sangat membantu untuk, terutama sharing best practices ya, terkait dengan beberapa, gimana sih tren dunia IT, adanya AI,” sambungnya. “Kami ketemu dengan peers, jadi peers group gitu ya, yang kita saling kayak kolega, yang kita saling best practice, apalagi across country, across benua, seperti dilihat gitu ya. Jadi bagus juga GTIA ada fokus di level Asia-Pasifik sampai ke ASEAN.”

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.