Grid.ID - Terungkap kronologi penyerangan satu keluarga di Pacitan. Usai pembantaian, pelaku kabur ke hutan dan masihburon hingga 6 Sekolah Dasar diliburkan.
Peristiwa mencekam terjadi di Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, pada Sabtu (20/9/2025). Seorang pria bernama Wawan mengamuk hingga menyerang keluarga mantan istrinya, Miswati.
Wawan membantai keluarga mantan istrinya dengan senjata tajam berupa parang. Akibatnya, satu orang tewas dan empat anggota keluarga luka-luka akibat dibacok oleh pelaku.
Kronologi penyerangan satu keluarga di Pacitan ini bermula dari permintaan Wawan untuk rujuk, pada Jumat (19/9/2025). Namun keluarga mantan istri menolak untuk rujuk, apalagi Miswati sudah memiliki calon suami baru.
“Berawal dari Wawan (pelaku) ditolak. Jumat 19 September 2025 itu mau mengajak balikan Miswati. Tetapi sama mantan mertuanya ditolak dengan kata-kata, 'halah arep balen piye wes oleh jodoh' (halah mau kembali bagaimana, Miswati sudah dapat jodoh),” ungkap Kasatreskrim Polres Pacitan, AKP Choirul Maskanan, dikutip dari Surya.co.id, Rabu (24/9/2025).
Usai penolakan tersebut, Wawan kembali ke rumah mantan istrinya pada Sabtu (20/9/2025) malam, dengan berbekal senjata tajam. Tanpa bersuara, ia mematikan aliran listrik di rumah Miswati.
Setelah listrik padam, saudara Miswati, Eky, keluar rumah untuk mengecek listrik dan berniat menyalakannya kembali. Namun seketika ia langsung disabet oleh Wawan.
“Saat itu Eky mau menyalakan listrik. Sampai di depan rumah, langsung disabet pakai senjata tajam oleh pelaku,” lanjut Choirul.
Mendengar teriakan Eky, ibu Miswati bernama Timi (50), segera keluar untuk melihat apa yang terjadi. Namun Wawan menghujamkan senjata tajamnya ke arah sang mantan mertua.
Timi mendapatkan luka parah di bagian lehernya dan meninggal dunia di lokasi kejadian. Korban pembantaian Wawan berikutnya ialah mantan mertua laki-laki, yakni Miskun.
Miskun yang menyusul Timi, ikut dibacok oleh Wawan. Demikian juga Miswati yang turut menjadi korban.
Kemudian, anak Miswati yang juga anak pelaku, BM (17) bersembunyi dengan sepupunya AG (10). Namun karena ketakutan, AG ketahuan oleh pelaku dan langsung ditikam.
“Setelahnya, BM dan AG (mantan ponakan pelaku) yang masih berusia 10 tahun sembunyi. Tetapi AG yang diajak bersembunyi ngomong ketakutan,” urai Choirul.
Sementara itu, BM berhasil melarikan diri dari amukan Wawan. BM dikira diculik oleh Wawan karena sempat menghilang usai pembantaian.
Beruntung, BM ditemukan dalam kondisi selamat. Sementara itu, pelaku masih buron dan diduga bersembunyi di hutan.
“Nah awalnya dikira jadi sandera, ternyata BM kabur. Kami cari, BM ketemu di rumah. Ini masih kami mintai keterangan,” jelas Choirul.
“Untuk pelaku masih kami cari. Kami berusaha menyisir hutan,” pungkasnya.
Kondisi Korban Luka
Usai kronologi penyerangan satu keluarga di Pacitan, empat orang dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Darsono Pacitan. Di antaranya adalah Miskun, Eky, Miswati dan AG.
Setelah menjalani perawatan, Miskun dan Eky sudah diperbolehkan pulang. Sedangkan Miswati, mantan istri pelaku, masih dirawat usai menjalani operasi.
“Empat korban itu dua sudah diizinkan pulang. Satu masih dirawat di sini (RSUD dr Darsono) dan ada yang dirujuk,” ungkap Kabag TU RSUD dr Darsono Pacitan, dr Johan Tri Putranto, dikutip dari Tribun Jatim.
Sementara itu, AG dirujuk ke Rumah Sakit di Kota Yogyakarta. Hal ini lantaran AG mengalami penurunan kondisi sehingga harus mendapatkan perawatan yang lebih komperehensif.
Akibatamukan Wawan, korban rata-rata mengalami luka robek,antara lain di tangan, punggung, serta wajah. Sementara itu AG yang baru berusia 10 tahun, mengalami pendarahan di kepala.
“Anak AG kami rujuk karena hasil CT Scan ada pendarahan di kepala. Seluruhnya memang di operasi di RSUD dr Darsono Pacitan,” jelasnya.
Pencarian Pelaku
Tim gabungan TNI Polri hingga kini masih mencari keberadaan Wawan. Polisi pun mengerahkan anjing pelacak dari Satuan K9 Polda Jawa Timur pada Selasa (23/9/2025).
Diduga pelaku masih bersembunyi di area hutan dekat desa. Anjing pelacak dilibatkan untuk mempersempit ruang gerak pelaku.
“Akhirnya kami memutuskan meminta bantuan anjing pelacak. Untuk mengetahui arah larinya ke mana mempersempit dan memfokuskan pencarian,” kata Kapolres Pacitan, AKBP Ayub Diponegoro Azhar.
“Walaupun kemungkinan jika masih hidup yang bersangkutan (terduga pelaku sudah keluar dari Kabupaten Pacitan,” lanjutnya.
Enam SD Diliburkan
Situasi pasca terjadinya kronologi penyerangan satu keluarga di Pacitan masih mencekam. Hal ini lantaran pelaku, Wawan, masih belum ditemukan.
Enam Sekolah Dasar (SD) masih diliburkan sejak awal pekan ini. Salah satunya adalah SD Negeri 2 Temon, tempat salah satu korban, AG, bersekolah.
Salah satu guru mengatakan bahwa sekolah sengaja diliburkan sementara karena situasi belum kondusif. Orangtua siswa masih ketakutan melepas anak-anaknya lantaran banyak siswa yang harus melewati hutan untuk pergi ke sekolah.
“Orangtua takut melepas anak-anak ke sekolah karena situasi belum kondusif. Banyak siswa rumahnya jauh, harus melewati hutan. Untuk sementara lebih aman belajar dari rumah,” kata salah satu guru SD Negeri 2 Temon, Sumaryati, dikutip dari Kompas.com.
Selain SD N 2 Temon, beberapa SD lain di Kecamatan Arjosari, Pacitan, juga menerapkan belajar di rumah. Camat Arjosari, Didik Darmawan pun mengimbau warga agar tidak panik, namun juga tidak lengah dengan situasi ini.
“Situasi sempat membuat warga panik. Kami mengimbau masyarakat tetap tenang, tapi jangan lengah. TNI-Polri bersama warga terus melakukan penyisiran di hutan untuk memburu pelaku,” kata Didik Darmawan.
Lebih lanjut,aparat gabungan bersama warga juga masih berjaga di sejumlah titik sebagai antisipasi. Aparat juga mengimbau agar warga yang melihat orang mencurigakan untuk segera melapor.