Pesta Literasi Indonesia kali ini hadir di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Nama-nama beken hadir memeriahkan acara ini. Jangan sampai ketinggalan.
Intisari-Online.com -Dikenal sebagai Kota Khatulistiwa dengandenyut kehidupan di tepian Sungai Kapuas, sejarah perdagangan yang panjang, dan keberagaman budaya yang hidup berdampingan, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, selalu menjadi ruang yang kaya bagi perjumpaan dan cerita.
Di tengah hangatnya masyarakat dan pesona khas kota di garis nol derajat itu, tahun ini Pontianak menjadi tuan rumah Pesta Literasi Indonesia 2025 yang akan mengusung tema "Cerita Khatulistiwa". Dengan tema itu kita diajak merayakan kisah-kisah yang lahir dari lintang khatulistiwa dan mendengarkan pengalaman yang membentuk wajah Indonesia hari ini.
Bekerja sama dengan Suara Literasi Membara, Pesta Literasi Indonesia mengajak kita yang tinggal di Pontianak dan sekitarnya untuk berpesta bersama. Tentu saja dengan beraneka warna kegiatan. Di antaranya:
Lomba Mewarnai untuk Anak Kelas 1-3 SD
Hari/Tanggal: Minggu, 28 September 2025
Pukul: 09.30-12.00 WIB
Tempat: Rumah Radakng
Hadiah
Juara 1: Rp800.000 + trofi + sertifikat + goodie bag
Juara 2: Rp600.000 + trofi + sertifikat + goodie bag
Juara 3: Rp400.000 + trofi + sertifikat + goodie bag
Biaya pendaftaran: Rp30.000 (sudah termasuk Estudee oil pastel 12 colours)
Informasi dan pendaftaran:
CSO Gramedia Ayani Pontianak
WhatsApp: 0858-4543-5284
Instagram: @gramediapontianak
CSO Gramedia GAIA Pontianak
WhatsApp: 0815-4926-0941
Instagram: @gramedia.gaia
Kata-Kata dari Garis Tengah Bumi
Hari/Tanggal: Minggu, 28 September 2025
Pukul: 09.00-12.00 WIB
Tempat: Rumah Radakng
Narasumber: M. Aan Mansyur, Cicilia Oday, Adi Ekatama, Abroorza Ahmad Yusra
Moderator: Afiyah Sephi Marshanda
Registrasi: bit.ly/PESLITPTK_GarisTengahBumi
Biaya: Gratis
Membaca bukan sekadar kegiatan memahami kata-kata, melainkan senjata sunyi yang dapat mengasah kesadaran dan perlawanan. Dari membaca, manusia belajar menyingkap wajah asli ketamakan yang merusak tatanan, menolak terjebak dalam kebodohan yang diwariskan tanpa kritik, serta memahami kerusakan alam agar lahir keberanian untuk menjaganya.
Membaca juga menumbuhkan empati yang melawan rasa ketidakpedulian, menyiapkan argumen untuk menghadapi pemerintahan yang bobrok, hingga memberi suara kepada mereka yang bisu dalam menghadapi genosida. Dengan demikian, setiap halaman yang terbaca adalah peluru pengetahuan, yang mampu meruntuhkan penindasan sekaligus menyalakan api keberanian untuk melawan.
Pemutaran Film Pendek
Hari/Tanggal: Minggu, 28 September 2025
Tempat: Rumah Radakng
Film: Tak Ada yang Gila di Kota Ini
Pukul: 13.00-13.25 WIB
Film:Anjing-Anjing Menyerbu Kuburan
Pukul: 14.00-14.15 WIB
Biaya: Gratis
Ruang Apresiasi Sastra, Tundang SMPN 22 Pontianak, Tarian Sanggar Seni Bougenville & Sanggar Andari
Hari/Tanggal: Minggu, 28 September 2025
Pukul: 12.30-15.00 WIB
Tempat: Rumah Radakng
Biaya: Gratis
Music Performance oleh Manjakani
Hari/Tanggal: Minggu, 28 September 2025
Pukul: 15.00-16.00 WIB
Tempat: Rumah Radakng
Biaya: Gratis
Bazar Semesta Buku
Hari/Tanggal: Minggu, 28 September 2025
Pukul: 09.00-16.00 WIB
Tempat: Rumah Radakng
Biaya: Gratis
Profil Pengisi Acara
Aan Mansyur
Aan Mansyur adalah penulis yang menyukai fotografi. Ia tinggal di Maros, Sulawesi Selatan. Beberapa bukunya antara lain Melihat Api Bekerja (2015), Tidak Ada New York Hari Ini (2016), Waktu yang Tepat untuk Melupakan Waktu (2021), dan Memasihkan yang Pernah (2023). Buku puisinya, Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau (2020), memenangkan penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa 2021 dan Anugerah Sastra Kemendikbudristek 2021. Buku puisinya yang terbaru berjudul Bahasa Pohon-Pohon Tumbang (2025). Kini ia bekerja sebagai Direktur Makassar International Writers Festival.
Cicilia Oday
Cicilia Oday merupakan seorang penulis novel dan cerpen. Ia telah menerbitkan tiga buku. Novelnya yang berjudul Duri dan Kutuk memenangkan Kusala Sastra Khatulistiwa 2025. Saat ini, Cicilia Oday bekerja sebagai pengajar di sekolah menengah dan berdomisili di Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara.
Adi Ekatama
Adi Ekatama saat ini adalah pengurus divisi Penerbitan dan Edukasi Gramedia, dengan tanggung jawab atas operasional bisnis penerbitan dan edukasi. Sejak bergabung di unit ini, ia menginisiasi sejumlah program, di antaranya pengembangan konsep baru toko Gramedia dengan hadirnya Gramedia Jalma dan Makarya, serta pendirian Sekolah Murid Merdeka yang berlokasi di beberapa toko Gramedia. Sebelumnya, ia berperan dalam memimpin transformasi digital Gramedia. Di luar dunia penerbitan, ia aktif di industri film sebagai produser. Ia telah memproduseri satu film pendek dan dua film panjang yang memperoleh berbagai penghargaan dari festival film, baik di tingkat nasional maupun internasional. Film terbarunya berjudul Para Perasuk.
Abroorza Ahmad Yusra
adalah penulis dan aktivis khususnya tentang isu-isu sosial, budaya, sastra, dan konservasi lingkungan. Ia berpengalaman bekerja dengan LSM yang berfokus pada kegiatan konservasi dan pembangunan sosial. Ia telah menerbitkan beberapa buku, baik secara independen maupun kolaboratif. Novelnya yang berjudul Danum diterbitkan pertama kali di Enggang Media, Pontianak, dan diterbitkan kembali oleh Rua Aksara Yogyakarta pada 2023. Dalam novel Danum, Abroorza banyak mengulik persoalan konsensi sawit yang dihadapi rakyat.
Afiyah Sephi Marshanda
Ia bergabung dengan Forum Lingkar Pena Kalimantan Barat pada 2012 dan menjadi pendiri sekaligus ketua dari Komunitas Suara Literasi Membara (Setara). Karyanya tersebar di berbagai media cetak lokal dan antologi. Karya terbarunya adalah buku cerita anak berjudul Rumah Baru Untuk Bubu (2024) yang membahas isu kebakaran hutan dalam sudut pandang fauna endemik Kalimantan Barat. Cerita anak bergambar ini terjaring dalam sayembara cerita anak Balai Bahasa Kalimantan Barat.
Jadi, jangan lewatkan ya...