Grid.ID- Menjaga pernikahan tetap langgeng dan harmonis bukanlah hal yang sederhana. Banyak pasangan gagal mempertahankan hubungan karena tidak memahami fondasi utama yang membuat sebuah pernikahan bertahan.

Pernikahan adalah perjalanan panjang yang membutuhkan usaha bersama. Tidak cukup hanya dengan cinta di awal, melainkan juga komitmen dan komunikasi yang terus dirawat.

Riset dan pengalaman menunjukkan bahwa ada tiga hal terpenting yang wajib dijaga oleh setiap pasangan agar pernikahan dapat berjalan dengan bahagia dan penuh makna. Apa saja? Dikutip dari Marriage.com, Rabu (24/9/2025), berikut tiga hal mendasar yang paling berpengaruh dalam membangun pernikahan bahagia.

1. Komunikasi

Komunikasi disebut sebagai pilar utama yang menentukan arah sebuah pernikahan. Banyak penelitian menemukan bahwa mayoritas masalah rumah tangga sebenarnya bisa diselesaikan lewat komunikasi yang terbuka dan jujur. Sebaliknya, kurangnya komunikasi sering menjadi alasan mengapa pernikahan berakhir.

Dengan komunikasi yang sehat, pasangan bisa menenangkan emosi saat terjadi pertengkaran dan menemukan solusi bersama. Saling berbicara, mendengarkan, dan menghargai pendapat menjadi jalan untuk menjaga kedekatan emosional dalam jangka panjang.

2. Cinta dan Kasih Sayang

Cinta memang bukan satu-satunya faktor, tetapi tanpa cinta pernikahan akan kehilangan ruh utamanya. Kasih sayang yang tulus membuat pasangan merasa dihargai, diinginkan, dan dicintai. Bentuk cinta tidak hanya berupa kata-kata, tetapi juga tindakan nyata seperti sentuhan, pelukan, atau sekadar meluangkan waktu bersama.

Banyak ahli menekankan bahwa cinta yang dibarengi dengan kesabaran dan usaha akan menjadi energi besar yang membuat pasangan tetap bertahan menghadapi perbedaan. Dalam pernikahan, cinta adalah pondasi emosional yang tidak tergantikan.

3. Komitmen yang Kokoh di Segala Situasi

Komitmen menjadi hal krusial yang sering kali membedakan pernikahan bahagia dengan pernikahan yang goyah. Pasangan yang berkomitmen memandang pernikahan bukan sekadar hubungan sementara, melainkan janji seumur hidup yang perlu dihormati.

Komitmen juga berarti kesiapan untuk menghadapi masa sulit tanpa menyerah, serta mengutamakan tujuan bersama daripada kepentingan pribadi. Para peneliti bahkan menyebut pernikahan sebagai sebuah disiplin, mirip seperti latihan atlet atau musisi, yang menuntut konsistensi, pembelajaran, dan pengorbanan demi hasil yang lebih bermakna di masa depan.

Selain tiga faktor utama tersebut, ada sejumlah elemen lain yang turut memperkuat pernikahan. Rasa saling menghargai dan apresiasi misalnya, menjadi bagian yang tak kalah penting. Tanpa adanya penghormatan terhadap pasangan, cinta dan komitmen bisa kehilangan makna.

Menghargai bisa ditunjukkan lewat sikap sederhana, seperti memilih kata-kata dengan bijak, memahami batasan pribadi pasangan, serta menunjukkan rasa terima kasih atas dukungan dan pengorbanan yang diberikan. Apresiasi kecil sehari-hari terbukti mampu mempererat ikatan emosional dan membuat pasangan merasa dihargai.

Dukungan emosional juga menjadi salah satu pondasi dalam pernikahan yang sehat. Ketika pasangan menghadapi kesulitan, kehadiran sebagai pendengar yang baik dan pemberi semangat akan memperkuat rasa kebersamaan. Dukungan ini membantu pasangan merasa tidak sendirian dalam menghadapi tantangan hidup.

Selain itu, humor dan keceriaan juga berperan penting dalam menjaga pernikahan tetap hidup. Tawa bersama dapat meredakan ketegangan, menciptakan kedekatan, serta membuat hubungan terasa lebih ringan di tengah rutinitas yang penuh tekanan.

Dengan menggabungkan komunikasi yang sehat, cinta tulus, komitmen kokoh, serta faktor tambahan seperti rasa hormat, apresiasi, dukungan emosional, dan humor, pernikahan akan memiliki fondasi yang kuat. Semua elemen ini saling melengkapi sehingga pernikahan bukan hanya sekadar bertahan, tetapi juga berkembang menjadi hubungan yang membahagiakan bagi kedua belah pihak.