Jasad Ditemukan di Hutan Diduga Wawan, Pelaku Penyerangan Satu Keluarga di Pacitan
Ayu Wulansari K September 26, 2025 11:34 AM

Grid.ID - Ditemukan jasad seorang pria yang sudah tidak utuh di dalam hutan Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Diduga jasad tersebut adalah Wawan, pelaku penyerangan satu keluarga di Pacitan.

Wawan, pria yang melakukan penyerangan pada keluarga mantan istrinya pada Sabtu (20/9/2025) lalu, diketahui kabur ke hutan. Tim gabungan TNI-Polri, dibantu dengan anjing pelacak dari Satuan K9 Polda Jawa Timur pun melakukan upaya pencarian pelaku.

Lalu pada Kamis (25/9/2025), polisi mendapatkan laporan ditemukannya jasad seorang pria di dalam hutan Desa Temon. Kondisi jasad tersebut sudah tidak utuh dan berada di lereng terjal.

Jasad yang kondisinya sudah membusuk tersebut diduga adalah pelaku penyerangan satu keluarga di Pacitan, yakni Wawan. Hal itu lantaran ciri-ciri pakaian yang melekat di jasad tersebut mengarah pada pelaku.

“Benar ada info temuan jasad,” ungkap Kapolres Pacitan, AKBP Ayub Diponegoro Azhar, dikutip dari Tribun Jatim, Jumat (26/9/2025).

"Jasadnya sudah tidak utuh atau membusuk," lanjutnya.

Meski dugaan awal mengarah pada pelaku pembunuhan, Wawan, polisi melarang masyarakat untuk menyebarkan berita yang belum pasti kebenarannya.

"Mohon masyarakat tidak upload berita yang belum diketahui kebenarannya," pungkas Ayub.

Jasad Diautopsi

Untuk memastikan identitas jasad pria yang ditemukan di dalam hutan, dilakukan proses autopsi. Polisi pun mengungkap hasil sementara autopsi jasad tersebut.

Polisi menyebut hasil sementara autopsi mengarah kepada pelaku penyerangan satu keluarga di Pacitan, yakni Wawan.

“Hasil sementara autopsi (antemortem dengan postomortem) mengarah ke pelaku Wawan,” ungkap Kapolres Pacitan, AKBP Ayub Diponegoro Azhar.

Menurut Ayub, setelah proses identifikasi awal, jasad tersebut kemudian dibawa ke kamar jenazah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Darsono Pacitan.

“Kami melakukan identifikasi awal. Lalu dibawa ke kamar jenazah RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) dr Darsono,” kata Ayub.

Meski hasil sementara autopsi valid jasad itu adalah pelaku penyerangan satu keluarga di Pacitan, Ayub mengatakan bahwa pihaknya tetap menunggu hasil autopsi resmi dari Inafis Satreskrim Polres Pacitan dan pihak RSUD dr Darsono Pacitan.

“Tetapi kita tetap menunggu hasil otopsi resmi dari Inafis Satreskrim Polres Pacitan dan pihak RSUD dr Darsono Pacitan ya mbak,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Ayub meminta agar masyarakat tidak panik dan tetap melanjutkan aktivitas seperti biasa, sembari menunggu rilis resmi dari kepolisian terkait jasad yang ditemukan.

“Jangan panik ya, silahkan melaksanakan aktivitas seperti biasa. Sambil menunggu hasil autopsi resmi dari Inafis Satreskrim Polres Pacitan dan pihak RSUD dr Darsono Pacitan,” pungkasnya.

Kronologi Penyerangan Satu Keluarga di Pacitan

Sebelumnya dikabarkan bahwa Wawan, menyerang keluarga mantan istrinya, Miswati, secara membabi buta pada Sabtu (20/9/2025) malam. Peristiwa ini terjadi di rumah korban, di Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

Kronologi bermula pada hari Jumat (19/9/2025), saat Wawan meminta rujuk mantan istrinya. Namun permintaan rujuk tersebut ditolak lantaran Miswati sudah memiliki calon suami baru.

Penolakan tersebut membuat Wawan sakit hati hingga melakukan penyerangan kepada seluruh anggota keluarga Miswati. Pelaku datang ke rumah Miswati pada Sabtu (20/9/2025) malam dengan membawa senjata tajam.

Berbekal parang di tangan, Wawan diam-diam memadamkan aliran listrik di rumah Miswati. Saat itu, saudara Miswati yang bernama Eky, keluar rumah untuk mengecek sekaligus berniat menyalakan kembali aliran listrik.

Namun seketika Wawan langsung menyabetkan senjatanya ke arah Eky. Mendengar teriakan Eky, ibunya, Timi (50), keluar untuk melihat apa yang terjadi.

Nahas, Timi langsung menjadi sasaran amukan Wawan berikutnya. Sabetan parang Wawan mengenai leher Timi hingga terluka parah.

Mantan mertuanya tersebut pun langsung meninggal dunia di lokasi kejadian. Kemudian, ayah Miswati, Miskun, yang menyusul Timi, ikut dibacok oleh Wawan.

Demikian juga Miswati yang turut menjadi korban pembacokan mantan suaminya. Sementara itu, anak Miswati dan Wawan, BM (17) bersembunyi bersama sepupunya, AG (10).

Namun nahas, AG ketahuan oleh Wawan karena sempat bersuara. Bocah berusia 10 tahun yang merupakan mantan keponakan pelaku itu pun ikut dibacok oleh Wawan.

“Setelahnya, BM dan AG (mantan ponakan pelaku) yang masih berusia 10 tahun sembunyi. Tetapi AG yang diajak bersembunyi ngomong ketakutan,” ungkap Kasatreskrim Polres Pacitan, AKP Choirul Maskanan, dikutip dari Surya.co.id.

Sementara itu BM berhasil melarikan diri dari amukan Wawan. Saat itu BM sempat dikira dibawa kabur oleh ayahnya tersebut.

“Nah awalnya dikira jadi sandera, ternyata BM kabur. Kami cari, BM ketemu di rumah. Ini masih kami mintai keterangan,” jelas Choirul.

“Untuk pelaku masih kami cari. Kami berusaha menyisir hutan,” pungkasnya.

Korban Penyerangan Satu Keluarga di Pacitan

Usai penyerangan brutal satu keluarga di Pacitan, satu orang meninggal dunia dan empat orang dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Darsono Pacitan. Empat orang yang dirawat di antaranya adalah Miskun, Eky, Miswati dan AG.

Setelah menjalani perawatan, Miskun dan Eky sudah diperbolehkan pulang. Sedangkan Miswati, mantan istri pelaku, masih dirawat usai menjalani operasi.

“Empat korban itu dua sudah diizinkan pulang. Satu masih dirawat di sini (RSUD dr Darsono) dan ada yang dirujuk,” ungkap Kabag TU RSUD dr Darsono Pacitan, dr Johan Tri Putranto, dikutip dari Tribun Jatim.

Akibat sabetan senjata tajam Wawan, rata-rata korban mengalami luka robek yang cukup parah, antara lain di bagian tangan, punggung, serta wajah. Sementara AG, mengalami pendarahan di kepala.

AG sempat dirujuk ke RS Bethesda Yogyakarta. Namun kondisinya terus memburuk hingga akhirnya meninggal dunia.

Enam Sekolah Dasar Diliburkan

Imbas dari peristiwa penyerangan brutal satu keluarga di Pacitan, enam Sekolah Dasar (SD) diliburkan. Salah satunya adalah SD Negeri 2 Temon, tempat salah satu korban, AG, bersekolah.

Seorang guru menjelaskan bahwa sekolah sengaja diliburkan karena situasi belum kondusif. Mengingat, pelaku diduga masih bersembunyi di hutan.

Orangtua siswa masih ketakutan untuk melepas anak-anaknya bersekolah. Hal itu lantaran banyak siswa yang harus melewati hutan untuk pergi ke sekolah.

“Orangtua takut melepas anak-anak ke sekolah karena situasi belum kondusif. Banyak siswa rumahnya jauh, harus melewati hutan. Untuk sementara lebih aman belajar dari rumah,” kata salah satu guru SD Negeri 2 Temon, Sumaryati, dikutip dari Kompas.com.

Selain SD N 2 Temon, beberapa SD lain di Kecamatan Arjosari, Pacitan, juga menerapkan belajar di rumah. Camat Arjosari, Didik Darmawan pun mengimbau warga agar tidak panik, namun juga tidak lengah dengan situasi ini.

“Situasi sempat membuat warga panik. Kami mengimbau masyarakat tetap tenang, tapi jangan lengah. TNI-Polri bersama warga terus melakukan penyisiran di hutan untuk memburu pelaku,” kata Didik Darmawan.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.