BANJARMASINPOST.CO.ID -Harapan Chelsea untuk mendapatkan Ian Subiabre telah pupus, karena River Plate kini telah mengamankan pemain sayap itu dengan kontrak jangka panjang baru.
Tak lama kemudian, César Luis Merlo menambahkan detail lebih lanjut mengenai ketentuan kesepakatan.
Ia menjelaskan klausul pelepasan Subiabre telah ditetapkan sebesar €100 juta (£85 juta) atau Rp1,7 triliun.
Sang pemain juga akan menerima pembayaran di muka, yang disusun sebagai uang muka untuk transfer di masa mendatang.
Ini terjadi hanya beberapa hari setelah Subiabre dikabarkan menolak upaya River untuk memperpanjang kontraknya, seperti yang telah kami liput.
Chelsea dan Barcelona sempat dikaitkan dengan pendekatan.
Namun, klub asal Buenos Aires tersebut justru bertindak tegas untuk melindungi aset mereka.
Bagi Chelsea, ini berarti upaya apa pun untuk mendapatkan pemain muda ini kini menjadi operasi yang jauh lebih mahal.
River Plate memang memegang kendali penuh atas situasi ini, tetapi ini bukan pertarungan transfer yang sia-sia.
Enzo Maresca berbicara tentang taktik menjelang Brighton pada hari Sabtu, dan ia menyampaikan beberapa kata-kata baik untuk mantan manajer Chelsea.
Sejak datang ke klub musim panas lalu, Enzo Maresca telah menunjukkan dirinya sebagai salah satu pelatih terbaik dalam permainan sepak bola.
Ia memimpin The Blues meraih dua trofi di musim debutnya, dan kemampuannya untuk mengubah pendekatan berdasarkan lawan menjadi kunci kesuksesan tersebut.
Contoh terbaiknya adalah bagaimana ia menghadapi PSG di final Piala Dunia Antarklub , mengungguli dan menghancurkan tim asuhan Luis Enrique.
Maresca bekerja di bawah mantan manajer Chelsea selama masa bermainnya di Italia, belajar taktik dari salah satu yang terbaik, dan dia hanya punya hal-hal baik untuk dikatakan.
Enzo Maresca memuji Carlo Ancelotti
Carlo Ancelotti bergabung dengan Chelsea pada tahun 2009, memimpin The Blues meraih dua gelar domestik pada musim pertamanya.
Ia berhasil meraih posisi kedua di musim berikutnya, yang dianggap tidak cukup untuk mempertahankan pekerjaannya. Sebuah keputusan berat dari pihak Chelsea.
Maresca pernah bermain di bawah asuhan Ancelotti di Juventus, dan keduanya tetap berhubungan seiring Maresca menapaki karier di dunia manajemen.
Ia sangat menghormati Don Carlo, bahkan hingga saat ini, seperti yang ia jelaskan kepada Sky Sports.
Ketika ditanya tentang pengalamannya bersama Ancelotti, Maresca menjawab: "Fantastis, top. Carlo memang manajer yang fantastis, tak diragukan lagi, dan sosok yang sangat, sangat top."
Ancelotti telah bertahan di puncak olahraga ini selama yang dimiliki siapa pun, dan telah mengukuhkan diri sebagai salah satu yang terbaik yang pernah ada.
Keputusan Chelsea untuk memecatnya setelah hanya dua musim masih terasa gegabah.
Carlo Ancelotti tentang waktunya di Chelsea dan hubungannya dengan Roman Abramovich
Ketika Chelsea berada di bawah kendali Roman Abramovich , ekspektasinya selalu trofi. Terkadang, sampai berlebihan.
Ancelotti menggambarkan situasi yang sulit, berupaya menenangkan pemilik yang tidak menerima apa pun selain yang terbaik.
Dia berkata: “Abramovich menjelaskan dengan jelas bahwa dia ingin saya memenangkan Liga Champions bersama Chelsea dan agar Chelsea mengukir identitasnya di lapangan.
"Tapi sekarang saya bekerja untuk seorang oligarki Rusia yang tiba-tiba saya pahami selalu mengharapkan segalanya berjalan baik. Dan jika tidak, dia ingin tahu alasannya. Tugas sayalah untuk memberikan jawabannya."
Abramovich dikenal sebagai orang yang membuat keputusan tergesa-gesa , tetapi memecat seorang manajer setelah meraih dua trofi dalam dua musim tampak sangat aneh.
Keputusannya memang tepat pada akhirnya, setelah Chelsea menjuarai Liga Champions tahun 2012 di bawah asuhan Roberto Di Matteo, tetapi itu pun tidak cukup untuk mencegah Abramovich merekrut pemain baru semusim kemudian. Itulah masa-masanya.
(Banjarmasinpost.co.id)
