TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Lembaga Administrasi Negara (LAN) bersama Kementerian Sosial RI melaksanakan monitoring dan evaluasi (monev) penyelenggaraan Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) di Sumatera Selatan, yaitu SRMA 7 Palembang di Sentra Budi Perkasa dan SRMA 8 di IPWL Sriwijaya, Ogan Ilir.
Sekolah Rakyat adalah program pendidikan gratis dan berasrama dari pemerintah yang ditujukan untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, bertujuan untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan.
Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Kebijakan LAN, Agus Sudrajat, mengatakan bahwa Monev ini merupakan on-going monitoring untuk memastikan program adaptif, tepat sasaran, dan memberi dampak nyata.
"Sekolah Rakyat bukan sekadar sekolah. Filosofinya adalah pendidikan yang memberdayakan, memandirikan, serta membentuk karakter generasi muda,” kata Agus Sudrajat, Minggu (28/9/2025).
Ia pun sempat berdialog dengan siswa dan menceritakan bahwa Sekolah Rakyat dirancang untuk melahirkan lulusan yang tidak hanya cerdas akademik, tetapi juga berakhlak, disiplin, dan berjiwa nasionalis.
Para siswa menunjukkan antusiasme ketika mendengar bahwa jalur pendidikan ini akan dirancang untuk membuka akses ke perguruan tinggi kedinasan, politeknik vokasi, akademi TNI–Polri, hingga perguruan tinggi negeri dan swasta.
"Setiap lulusan akan kami desain agar memiliki masa depan jelas, siap bekerja, siap melanjutkan pendidikan, dan siap menjadi benteng bangsa,” katanya.
Menurutnya, Sekolah Rakyat memiliki wajah berbeda di setiap daerah karena kurikulumnya lahir dari potensi lokal.
Di pesisir, siswa mempelajari pengolahan hasil laut, di pedesaan mereka menguasai pertanian modern.
Sementara di perkotaan mereka dibekali kewirausahaan digital.
Dengan pendekatan ini, Sekolah Rakyat benar-benar hadir sebagai center of empowerment yang langsung memberi manfaat bagi masyarakat.
Program ini semakin kuat dengan dukungan multipihak, mulai dari OPD Provinsi Sumatera Selatan, Kanwil Kementerian Keuangan, hingga perusahaan nasional seperti Astra, Pertamina, Pupuk Pusri, dan bank-bank BUMN yang berkontribusi melalui pelatihan, permodalan, serta link and match dengan dunia kerja.
"Sebagai langkah strategis, LAN juga menghadirkan Akademi Sekolah Rakyat untuk memperkuat tata kelola, melatih kepemimpinan, dan memperluas kolaborasi lintas sektor," katanya
Akademi ini mengusung learning journey yang terdiri dari Problem Discovery, Pitch to Perform, Execution, hingga Showcase and Reflection, guna melahirkan agen perubahan dari guru, kepala sekolah, ASN, TNI–Polri, pelaku usaha, tokoh agama, budayawan, dan komunitas lokal.
Agus menyampaikan optimisme bahwa Palembang dan Ogan Ilir bukan sekadar lokasi pelaksanaan, melainkan laboratorium kebijakan nasional.
"Dari sinilah Sekolah Rakyat membuktikan diri sebagai jalan strategis untuk memutus rantai kemiskinan, menyiapkan SDM unggul yang berakhlak, serta mengantar Indonesia menuju Generasi Emas 2045," katanya.
Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel