Dedi Mulyadi Lakukan Evaluasi Usai Ribuan Siswa Keracunan MBG di Jabar, Gubernur Jabar Soroti 3 Hal Utama ini
Fidiah Nuzul Aini September 29, 2025 08:34 AM

Dedi Mulyadi turun tangan usai ribuan siswa keracunan MBG di Jabar. Gubernur Jawa Barat soroti tiga hal sampai singgung soal evaluasi.

rogram Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jawa Barat memicu kekhawatiran nasional setelah 2.051 siswa mengalami keracunan makanan, menjadikan provinsi ini sebagai wilayah dengan kasus terbanyak dari total 5.626 insiden di 16 provinsi. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, langsung turun tangan dan menyoroti tiga titik krusial yang harus segera dievaluasi.

Terbaru, ada ribuan siswa keracunan MBG di Jabar. Dedi Mulyadi soroti tiga hal sampai singgung soal evaluasi.

Gubernur Jawa Barat menyoroti tiga hal penting yang menurutnya harus segera dievaluasi dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis, atau MBG, di wilayahnya. Tujuannya jelas, agar kasus keracunan makanan yang menimpa ribuan siswa di Jabar tidak lagi terulang.

Dedi menilai ada tiga masalah pokok yang membuat makanan dalam program MBG berpotensi tidak layak dikonsumsi. Ia menegaskan, meskipun kasus keracunan akibat MBG sejauh ini belum menimbulkan korban jiwa, dampak psikologis pada siswa sudah jelas terasa.

Menurutnya, hal yang harus ditinjau kembali adalah mutu hidangan yang disajikan serta kompetensi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai pelaksana kegiatan.

"Pertama gini loh, penyelenggara kegiatannya mampu atau tidak. Yang kedua, makanan yang disajikan sesuai dengan harga atau tidak," ungkap Dedi saat ditemui di Bale Pakuan, Kota Bogor, Rabu (24/9/2025), dikutip dari Tribunnews.

"Kedua hal itu yang akan menjadi objek penyelidikan saya. Artinya, saya akan mengevaluasi dalam dua hal itu," sambungnya.

Dedi menyampaikan, pekan ini ia akan bertemu langsung dengan pengelola SPPG di Jawa Barat untuk memastikan kelayakan layanan yang diberikan. Jika ditemukan ada pihak SPPG yang tidak memenuhi standar, Pemprov Jawa Barat akan menjatuhkan sanksi tegas berupa pergantian vendor.

"Kalau ternyata tidak mampu dan angka keracunan tetap tinggi, tentu harus ada evaluasi. Vendor pelaksana yang tidak sesuai dengan harapan harus diganti," sebutnya.

Lebih lanjut, Dedi menjelaskan bahwa kasus keracunan sebagian besar disebabkan ketidakseimbangan antara jumlah penerima MBG dengan tenaga layanan SPPG. Selain itu, distribusi yang terlalu jauh dan cara penyajian yang kurang tepat turut memperburuk situasi.

"Misalnya, masaknya jam 1 malam, tapi disajikan jam 12 siang. Jarak waktunya terlalu lama, itu perlu dievaluasi. Kalau penyelenggara tidak mampu, ya harus diganti dengan yang lebih mampu," imbuh dia.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyatakan akan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) setelah ratusan siswa di sejumlah daerah mengalami dugaan keracunan. Ia berencana mengadakan pertemuan dengan Kepala MBG yang bertugas di wilayah Jawa Barat.

"Ya kita gini deh, saya minggu depan mengundang kepala MBG yang membidangi di wilayah Jawa Barat untuk melakukan evaluasi secara paripurna, secara terbuka agar berbagai problem yang terjadi, keracunan siswa tidak terulang lagi," ujar Dedi, Selasa (23/9/2025), dikutip dariKompas.com.

Terkait operasional dapur MBG yang merupakan bagian dari program Presiden Prabowo Subianto, Dedi mengaku belum dapat memastikan apakah akan dihentikan sementara atau tetap dilanjutkan.

"Ya, kita akan segera mengundang untuk bicara bersama dan kemudian bagaimana orang-orang atau penyelenggara yang kebetulan makanannya menimbulkan keracunan bagi siswa apakah akan meneruskan atau harus dievaluasi, nanti akan saya tanya pada yang menyelenggarakannya," katanya.

Kasus keracunan massal sebelumnya terjadi di Bandung Barat, menimpa ratusan siswa dari berbagai jenjang pendidikan setelah mengonsumsi makanan MBG. Hingga Senin, 22 September 2025 pukul 23.56 WIB, jumlah korban tercatat mencapai 301 orang, terdiri dari siswa SD, MTs, SMP, hingga SMK.

Sebanyak 116 siswa ditangani di Puskesmas Cipongkor, 13 dirawat di bidan desa Sirnagalih, 27 orang di RSUD Cililin, 127 pasien di posko Kecamatan Cipongkor, serta 18 orang di RSIA Anugrah. Selain Bandung Barat, kasus serupa sebelumnya juga menimpa ratusan siswa di Garut, Cianjur, dan Kota Bandung. Puluhan korban juga dilaporkan di Indramayu, Tasikmalaya, Kuningan, hingga Karawang.

Sebagai informasi, kasus keracunan MBG kini tengah jadi perhatian publik. Ratusan siswa di 16 provinsi mengalami keracunan setelah menyantap menu MBG, dengan total 5.626 kasus.

Dari ribuan kasus tersebut, Jawa Barat mencatat jumlah tertinggi di Indonesia dengan 2.051 kasus keracunan.

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.