Jakarta (ANTARA) - Federasi Bola Basket Internasional (FIBA) meluncurkan dua inisiatif baru guna memastikan bola basket berlangsung dalam lingkungan aman dan mendukung, yakni FIBA Safeguarding Toolkit dan FIBA Safeguarding Excellence yakni Single Point of Contact (SPOC) Course.

Dalam laman FIBA, Selasa, Sekretaris Jenderal FIBA Andreas Zagklis menegaskan pentingnya langkah dua inisiatif itu dalam rencana aksi organisasi internasional itu.

"Kami berencana mengembangkan kursus lebih lanjut bagi pemain, pelatih, serta pemangku kepentingan lain," kata dia.

Zagklis menjelaskan, kursus itu akan dibuat gratis dan dapat diakses oleh semua pihak, guna menunjukkan komitmen teguh FIBA terhadap keselamatan, inovasi, dan perlindungan.

Menurut dia, kedua inisiatif merupakan bagian dari tujuan strategis FIBA dalam bidang keberlanjutan dan inovasi.

FIBA juga membuka akses bebas kepada kedua sumber daya ini bagi kalangan profesional lintas cabang olahraga.

Toolkit safeguarding memberikan panduan praktis untuk membangun kerangka kerja perlindungan yang kuat.

Sumber itu membantu organisasi menyusun kebijakan, meningkatkan kesadaran, mencegah bahaya, serta merespons secara efektif jika terjadi insiden. Toolkit tersedia dalam bahasa Inggris, Prancis, dan Spanyol.

Sedangkan kursus SPOC berbasis daring ditujukan untuk melatih individu menjadi penghubung tunggal dalam organisasi masing-masing.

Nantinya, tambah dia, materi yang dibahas antara lain peran dan tanggung jawab SPOC, cara mengenali serta melaporkan masalah perlindungan, hingga penyusunan rencana perlindungan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Ketua Dewan Safeguarding FIBA Pangeran Feisal Al Hussein menekankan arti penting kedua inisiatif itu.

"FIBA menunjukkan keterlibatan kuat dan komitmen jelas untuk melindungi semua orang yang terlibat dalam bola basket," ujar dia.

Dua hal ini membuat FIBA memperkuat posisinya sebagai organisasi olahraga internasional yang mengedepankan keselamatan, akuntabilitas, dan keberlanjutan di tingkat global.