Doa 3 Tahun Tragedi Kanjuruhan, Keluarga Korban dan Ribuan Jemaah Bermunajat
GH News October 02, 2025 12:10 PM

TIMESINDONESIA, MALANG – Tiga tahun tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu, masih meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban. Doa dan harapan tetap digelar, diikuti ribuan orang di areal Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Rabu (1/10/2025) malam. 

Tampak ribuan orang memadati area luar Stadion Kanjuruhan, duduk beralaskan tikar seadanya untuk mengenang tiga tahun Tragedi Kanjuruhan. Mereka mengikuti doa dan munajat akbar, menyatu para korban juga kedamaian semua. 

Doa bersama dipanjatkan bagi 135 lebih korban tragedi memilukan yang terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu, yang masih meninggalkan lukan dan kepedihan mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat.

Ribuan masyarakat ini merupakan jemaah dari Riyadlul Jannah dan keluarganya, dimulai salawatan dan doa  bersama sekitar pukul 19.00 WIB, bersama sejumlah tokoh agama. Hingga pukul 22.45 WIB, munajat diatas berlangsung penuh khidmat.

Bupati Malang H. Sanusi bersama Kapolres Malang AKBP Danang Setyo P.S ikut berada di atas panggung mejelis, bersama jemaah dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan. Acara dipungkasi pengajian akbar oleh Gus Kautsar. 

Doa Korban Tragedi di Museum Gate 13 

Sejak sore sampai menjelang doa munajat bersama jemaah Riyadul Jannah digelar, keluarga korban datang dalam waktu tidak bersamaan. Mereka menuju area Gate 13 Stadion Kanjuruhan, yang menjadi satu kompoleks dengan ruang museum Tragedi Kanjuruhan. 

Doa-Tragedi-Kanjuruhan-2.jpg

Tampak beberapa buket bunga diletakkan di pintu besi berwarna biru Gate 13, yang masih sesuai aslinya saat malam tragedi memilukan terjadi. Beberapa foto dan tulisan juga masih tersisa. Bekas poster berisi nada tuntutan soal keadilan masih tertempel pada pintu besi itu.

Di lantai depan pintu, ada spanduk kecil bertabur bunga dan betuliskan "Suwargi Langgeng... 135 koran." Tulisan lainnya, "Kanjuruhan Disaster" "Tak ada bola seharga nyawa" "Justice for Kanjuruhan", dan "Gas air mata vs Air mata Ibu."

Bergiliran, keluarga masing-masing dari para korban Tragedi Kanjuruhan ini duduk bersimpuh, membaca Surah yasin dan berdoa. Air mata dan kesedihan tidak bisa mereka sembunyikan. 

Sebelumnya, sejak siang juga dilakukan khatmil qur'an dan tahlil bersama lima orang hafidz (penghap Al Quran). Harapannya, doa yang dipanjatkan lebih mengena dan keinginan keluarga korgam dimudahkan dan terkabul. 

Seruan Tak Terjadi Tragedi Serupa

Perwakilan keluarga korban Nuri Hidayat, ditemui di area Gate 13 Stadion Kanjuruhan mengatakan, doa bersama yang dilakukan punya tujuan, agar tragedi yang merenggut 135 korban itu tidak dilupakan begitu saja.

"Dengan acara ini bisa merawat ingatan dan menolak lupa, kami berharap setiap tahun ada kegiatan seperti ini sehingga tidak dilupakan," kata Nuri.

Doa-Tragedi-Kanjuruhan-3.jpg

Selain serangkaian agenda peringatan tahunan itu, lanjutnya, dalam waktu-waktu tertentu para keluarga korban rutin melakukan doa bersama di depan Gate 13.

Menurutnya, semua upaya harus terus dilakukan, yakni melalui sisi hukum dan keagamaan.

Ia merasa bersyukur kegiatan rangkaian doa bersama mendapatkan dukungan penuh berbagai pihak dari seluruh elemen masyarakat.

"Dengan keimanan kami diperkuat dan berdoa. Hablum minallah kami ikhlas, dan hablum minanas kami masih dongkol," ujar bapak keluarga mendiang korban Jovan Farellino Yuseifa Pratama Putra ini.

Mahtumah (50), warga luar daerah dari Probolinggo, juga datang bersama keluargannya, berdoa di depan Gate 13. Ia datang bersama suami dan satu putranya, memakan perjalanan kurang lebih 4 jam dari rumah. 

"Satu anak kami jadi korban (Tragedi Kanjuruhan). Lega bercampur sedih bisa berdoa langsung di sini. Semoga, kejadian tragedi seperti dulu tidak terulang," ungkapnya sembari masih sedikit terisak. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.