Viral Balita Alami Ruam Parah usai Makan Roti Gluten Free Palsu, Ini Kata Dokter
kumparanMOM October 15, 2025 09:00 PM
Kisah seorang balita berusia 17 bulan yang mengalami reaksi alergi parah usai mengonsumsi roti yang diklaim gluten free tengah menjadi sorotan di media sosial. Curhatan sang ibu, Felicia Elizabeth, itu viral setelah ia membagikan pengalamannya melalui akun Instagram pribadi, @feliz88belizz.
Ia mengaku ditipu toko roti itu yang menjual produk dengan label bebas gluten, susu, telur, serta vegan dan plant-based.
Diet Ketat Sejak Awal Demi Lindungi Anak
Felicia menjelaskan, anaknya, Kai, telah didiagnosis mengalami eczema sejak usia 3 bulan. Karena Kai masih menyusu, dokter menyarankan Felicia menjalani diet ketat bebas gluten, telur, susu, dan kacang-kacangan, agar anaknya tidak terpapar alergen melalui ASI.
Ilustrasi roti tawar. Foto: Shutterstock
Felicia awalnya tidak curiga dengan roti tersebut karena sepenuhnya percaya pada label “gluten free” yang tertera. Namun ia mulai meragukan kredibilitas toko tersebut setelah melihat bahwa foto produk mereka mirip dengan roti dari merek lain yang tidak menjual produk bebas gluten.
Kecurigaan Felicia terbukti benar. Setelah membawa produk ke laboratorium, hasil pengujian menunjukkan bahwa roti tersebut masih mengandung gluten, meskipun diklaim sebaliknya.
“Kondisi Kai sekarang masih dalam proses pemulihan. Butuh waktu yang tidak sebentar untuk dia bisa pulih kembali. Apalagi sudah terpapar 1th lebih. Kita uda berusaha jaga asupan makanan dia, cariin dia makanan sehat, walaupun mahal kita usahakan, eh malah kena tipu,” ucapnya.
Tanggapan Dokter soal Alergi pada Anak Bisa Sebabkan Reaksi Berat
Perbesar
com-Ilustrasi alergi balita. Foto: Shutterstock
Menanggapi kasus ini, Dokter Spesialis Anak, dr. Reza Fahlevi, Sp.A(K), menegaskan bahwa memberi makanan pemicu kepada anak yang sudah terdiagnosis alergi sangat berbahaya.
“Ya, jadi kalau memang sudah terbukti atau terdiagnosis sebelumnya alergi, terus tetap dikasih, maka itu hati-hati, bisa berpotensi berbahaya,” ujar dr. Reza kepada kumparanMOM.
Menurut dr. Reza, reaksi alergi bisa muncul dalam berbagai tingkat keparahan. Untuk gejala ringan, biasanya terbatas pada reaksi lokal seperti ruam di kulit, gatal-gatal, bengkak, diare, muntah, atau batuk-batuk.
Namun, kondisi bisa menjadi jauh lebih serius bila terjadi reaksi berat yang disebut anafilaksis. Ini adalah kondisi darurat medis yang dapat mengancam nyawa.
“Makanya kalau sudah terbukti alergi makanan, sebaiknya memang kita lakukan. Menghindari makanan tersebut sama kita harus konsultasi ke dokter anak untuk evaluasi lanjutannya,” tegas dr. Reza.