Siswa SMPN 1 Jati Bisa Nabung Rp 5 Ribu Per Hari Berkat Makan Bergizi Gratis
raka f pujangga October 15, 2025 10:30 PM

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Barisan panjang depan dapur SMPN 1 Jati Kudus dalam suasana ramai waktu istirahat.

Para siswa menenteng tempat makanan program makan bergizi gratis (MBG), Selasa (14/10/2025).

Hari itu menunya adalah makaroni dengan lauk tempe tepung stik, sayur jagung, dan buah pisang. Memunculkan aroma gurih masakan yang siap disantap oleh para siswa.

Siswa kelas 9 SMPN 1 Jati Kudus, Qairin Alisha Alma bercerita, sejak program Makan Bergizi Gratis (MBG) dijalankan pemerintah, hidupnya berubah cukup signifikan, terutama di kantongnya.

Alisha sekarang bisa nabung Rp 5.000 tiap hari. Dari yang dulunya uang itu digunakan untuk beli makan siang di kantin. Sekarang uang tersebut walau dengan nominal Rp 5.000, disimpan sebagai tabungan harian.

Program MBG di SMPN 1 Jati sudah berjalan sejak Alisha duduk di kelas VIII Setiap hari, pihak sekolah menyediakan makanan dengan menu berganti-ganti, dari nasi lauk ayam, burger, hingga mie ayam. Juga terdapat tambahan menu snack setiap Sabtu.

"(Program MBG) Bikin semangat sekolah," katanya sebagaimana rilis yang diterima tribunjateng.com, Rabu (15/10/2025).

Tak hanya siswa, orang tua Alisha pun ikut merasakan manfaatnya. Ibu Alisha tak perlu lagi menyiapkan bekal atau memberi uang jajan berlebih.

"Ibu senang karena enggak perlu masak banyak. Uang saku bisa dikurangi, sebagian ditabung," ujar Alisha menirukan ungkapan ibunya terkit MBG yang diterimanya selama ini.

Dia berharap, MBG bisa terus berjalan dengan penambahan variasi menu yang lebih enak.

"Terima kasih untuk Pemerintah Provinsi Jawa Tengah karena sudah menyediakan fasilitas makan bergizi gratis. Dengan makan bergizi gratis ini, kami para siswa jadi bisa menabung," ucapnya.

Iqbal Maulana Zakaria, siswa kelas 9 turut antusias menikmati menu MBG. Masakan yang dinilainya enak dan gurih menjadi menu setiap harinya di sekolah, sehingga tidak perlu lagi makan di rumah.

"Rasanya enak. Habis makan siang, sampai rumah kadang enggak makan lagi, langsung tidur," kata dia.

Iqbal menyampaikan, sejak adanya program MBG, dia bisa menghemat uang jajan. Uang yang biasanya buat membeli makanan di kantin, sekarang bisa ditabung.

Program MBG di SMPN 1 Jati dinikmati Iqbal sejak duduk di kelas 8. Setiap hari, menunya berganti mulai dari burger, roti, hingga snack.

"Kadang hari Sabtu juga dapat snack," ucapnya.

Keberadaan program MBG bagi Iqbal membantu keluarganya.

Apalagi orangtua dari kalangan kurang mampu, penghasilan tak menentu dari kerja serabutan.

Minimal Iqbal tidak perlu lagi mengambil jatah sarapan setiap pagi, bisa dialihkan ke anggota keluarga lain, atau untuk jatah makan sore/malam.

"Kadang ibu tanya, hari ini makan apa di sekolah? Enak gak? Saya jawab, ayam sama sayuran, enak. Jadi enggak perlu masak banyak-banyak," katanya sambil tersenyum malu.

Iqbal berharap program MBG tetap berjalan dan semakin meluas. Agar semakin banyak lagi anak-anak yang terbantu mendapatkan makanan gratis. "Semoga tambah merata di seluruh pelosok Indonesia dan menunya juga ditambah," ucapnya.

Kepala SMPN 1 Jati Kudus, Sumaryatun menyampaikan, kehadiran MBG membuat siswa di sekolahnya merasa bersyukur. Sampai saat ini terdapat sekitar 811 anak di SMPN 1 Jati yang mendapatkan program MBG.

Harapannya, MBG program pemerintah  bisa terus berjalan dan menyentuh semua sekolah.

"MBG ini diharapkan bisa tetap berlangsung. Kami berharap jangka panjangnya, dapat membantu siswa dalam mencukupi gizinya. Dari karbohidrat, protein, vitamin, bahkan susunya juga," tutur dia.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yunita Dyah Suminar, sebelumnya meminta seluruh pihak terkait, dari orang tua siswa, guru, hingga penyedia makanan, agar terus membangun komunikasi terbuka. Supaya program MBG berjalan sukses.

Hal itu sebagaimana yang diinstruksikan Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, agar memberi perhatian dan pengawasan terhadap program MBG. 

"Teruslah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan terkait kebersihan lingkungan, penjamah makanan, dan sarana pendukung lainnya. Jika ada keluhan atau aduan, SPPG harus mau mendengar dan menindaklanjuti," terang Yunita. (Sam)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.