Pengumuman, Indonesia Berencana Bangun 6 Pusat Perawatan Pesawat
GH News October 16, 2025 12:09 PM
Jakarta -

Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Sokhib Al Rokhman membeberkan rencana pembangunan enam pusat perawatan pesawat udara terpadu atau Approved Maintenance Organization (AMO). Pembangunan AMO itu dilakukan di enam wilayah yang tersebar dari barat hingga timur Indonesia.

Sokhib mengatakan pembangunan AMO itu bertujuan memperkuat industri perawatan pesawat nasional agar bersaing dengan negara tetangga di Asia Tenggara. Enam wilayah yang dipilih itu adalah Batam, Kertajati, dan Bandara Budiarto Curug untuk kawasan barat, Makassar (kawasan tengah), serta Timika dan Sentani (kawasan timur Indonesia).

"Kita ingin membangun itu (industri AMO) kurang lebih ada di enam lokasi yang ingin kita bangun," kata Sokhib seusai menghadiri forum Indonesia Maintenance, Repair and Overhaul Summit (IMROS) 2025 di Jakarta dikutip dari, Kamis (16/10/2025).

Rencana pembangunan itu merupakan bagian dari grand design Kemenhub dalam menciptakan pusat perawatan pesawat terintegrasi yang dapat mempercepat transformasi industri penerbangan nasional menuju kemandirian dan efisiensi operasional.

Sokhib menegaskan penguatan industri AMO menjadi langkah utama yang terus diupayakan pemerintah dengan menyiapkan kawasan khusus yang disebut AMO Center atau Pusat Perawatan Pesawat Udara Indonesia.

Dia berharap kawasan itu mampu menjadi pusat kegiatan industri perawatan pesawat sekelas Seletar di Singapura, Subang Aerospace Park di Malaysia, Don Mueang di Thailand dan U-Tapao di Vietnam.

Dia menilai Indonesia memiliki potensi besar untuk menyaingi negara-negara tersebut, terutama karena letak geografis yang strategis dan tingginya kebutuhan layanan perawatan pesawat di wilayah domestik.

Sokhib mengatakan pemerintah akan mencontoh model pengembangan kawasan perawatan pesawat seperti di Malaysia, yakni dengan Subang Airport ditetapkan langsung oleh Perdana Menteri sebagai kawasan ekonomi khusus.

Langkah serupa, lanjutnya, akan didorong untuk diterapkan di Kertajati dan Budiarto Curug agar Indonesia memiliki kawasan perawatan, perbaikan, dan overhaul (maintenance, repair, and overhaul/MRO) unggulan yang mampu bersaing di tingkat regional maupun global.

Dia menambahkan pembangunan kawasan di Batam sudah berjalan dengan adanya investasi dari Lion Group melalui Batam Aero Technic (BAT). Dia berharap Garuda Maintenance Facility (GMF) menyusul dengan memperluas operasinya di sana.

Kemenhub juga memastikan ketersediaan lahan tidak menjadi kendala, karena Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi telah memberikan dukungan penuh terhadap percepatan pengembangan kawasan MRO di Kertajati dan Budiarto.

Sokhib menegaskan pula pembangunan AMO Center akan diarahkan sebagai investasi non-APBN dengan skema kerja sama antara pemerintah dan pelaku industri perawatan pesawat udara nasional maupun internasional.

Pemerintah menyediakan lahan dan infrastruktur dasar, sementara investasi pembangunan fasilitas perawatan akan dilakukan oleh pihak swasta melalui kemitraan dan skema joint venture dengan produsen global.

Dia mengatakan bentuk kolaborasi itu akan membuka peluang kerja sama strategis, seperti Boeing dengan GMF atau Airbus dengan mitra lokal, sebagaimana praktik yang telah diterapkan di Singapura dan Thailand.

Adapun, kawasan AMO di Timika dan Sentani akan difokuskan pada dukungan operasional pesawat kecil seperti Cessna Caravan dan Pilatus yang banyak beroperasi di wilayah timur Indonesia.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.