Banyaknya kasus keamanan pariwisata di Thailand membuat China angkat bicara. Kedutaan Besar Republik Rakyat China di Bangkok mengimbau warganya agar lebih selektif memilih tur wisata, terutama yang menawarkan harga terlalu murah.

Imbauan resmi itu dikeluarkan pada Rabu (15/10/2025) menyusul video viral yang memperlihatkan wisatawan China dipaksa membeli barang-barang mahal saat mengikuti tur di Thailand. Dalam pernyataannya, Kedubes China menyebut masalah itu tidak bisa dianggap sepele.

Kedubes China juga telah berkoordinasi dengan Kepolisian Pariwisata Thailand serta Otoritas Pariwisata Thailand (TAT) untuk melakukan penyelidikan.

Mengutip , Kamis (16/10) pihak berwenang akhirnya menemukan bahwa pelaku yang memaksa turis China berbelanja ternyata juga pemegang paspor China dan tidak memiliki lisensi resmi sebagai pemandu wisata di Thailand. Modusnya, mereka mengatur tur murah, lalu menekan wisatawan agar membeli produk tertentu dan mengambil komisi dari setiap transaksi.

Pemerintah Thailand menyatakan telah menyelidiki perusahaan yang terlibat dan berjanji akan menindak tegas semua pihak yang melanggar.

Sementara itu, Kedubes China memperingatkan agar wisatawan tidak tergiur harga murah yang mencurigakan dan selalu memilih agen perjalanan resmi yang memiliki izin serta kontrak layanan yang jelas.

Dalam peringatannya, Kedubes juga menegaskan ketentuan hukum Thailand bahwa warga negara asing dilarang bekerja sebagai pemandu wisata di negara tersebut. Mereka mengimbau setiap wisatawan menyimpan bukti jika mengalami pemaksaan atau penipuan dan segera melapor melalui hotline Kepolisian Pariwisata Thailand di 1155 atau hotline konsuler Kedubes China.

Langkah itu diambil seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan asal China ke Thailand sepanjang 2025. Pemerintah kedua negara berharap kasus seperti ini tidak mencoreng citra pariwisata Thailand yang tengah berupaya bangkit dan memperbaiki sistem keamanan wisatanya.