Jakarta (ANTARA) - Menteri Ekonomi Kreatif (Menteri Ekraf) Teuku Riefky Harsya memaparkan kontribusi ekonomi kreatif dalam pertumbuhan ekspor nasional tahun 2024 mencapai 25 miliar dolar AS atau setara Rp400 triliun, menyumbang lebih dari 9 persen terhadap total ekspor nasional.
“Nilai ekspor dari sektor ekonomi kreatif pada akhir tahun 2024 ini telah menyerap 26,5 juta tenaga kerja dengan mayoritas berasal dari kalangan muda dan perempuan,” ujar Menteri Ekraf Teuku Riefky dalam keterangan pers yang diterima, Jumat.
Dalam paparannya, Riefky menjelaskan bahwa sektor ekonomi kreatif (ekraf) menjadi salah satu motor penting dalam pertumbuhan ekspor nasional.
Menteri Ekraf Teuku Riefky menambahkan, pada tahun 2025 Kementerian Ekraf ditargetkan peningkatan ekspor menjadi 26 miliar dolar AS, naik 1 miliar dolar dari tahun sebelumnya.
Dari sisi investasi, sektor ekonomi kreatif menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan. Total investasi hingga pertengahan 2025 telah mencapai Rp90 triliun, atau sekitar 66 persen dari total target investasi.
Subsektor dengan kontribusi tertinggi antara lain aplikasi, fesyen, kuliner, dan kriya, diikuti oleh subsektor gim, musik, dan film animasi yang juga terus berkembang.
“Pada semester pertama 2025 realisasi ekspor telah mencapai sekitar 50 persen dari target BPS. Tahun depan, kami menargetkan kenaikan menjadi 28 miliar dolar AS atau sekitar Rp 450 triliun untuk nilai Ekspor. Kami juga berharap peningkatan nilai investasi dapat terjadi untuk memperkuat kapasitas ekspor sekaligus memperluas peluang pasar internasional,” jelas Riefky.
Menteri Riefky menegaskan di momen satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran ini sinergi lintas sektor sangat penting dalam memperluas akses pasar bagi pelaku ekonomi kreatif di mancanegara.
Ia mengatakan sektor ini bukan hanya memperkuat kelas menengah, tetapi juga membuka lapangan kerja yang inklusif dan adaptif terhadap perkembangan teknologi serta tren global.
“Kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, lembaga keuangan, dan komunitas kreatif menjadi kunci agar produk Indonesia mampu bersaing di pasar global,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengatakan pabrik manufaktur menyumbang lebih dari 70 persen dari total ekspor Indonesia, namun dalam 1 tahun terakhir manufaktur pada bidang tekstil yang tumbuh sangat pesat bersama dengan elektronik.
"Sektor yang paling tumbuh pesat Untuk 1 tahun terakhir ini terutama yang liberal intensif ya tekstil dan juga elektronik yang sekarang tumbuh. Bahkan catatan Kementerian Perindustrian menunjukkan investasi pada sektor tekstil Tetapi nyatanya ada banyak sekali yang sekarang terjadi di investor terutama dari luar melakukan relokasi justru di sektor ini," jelas Wamenperin Faisol.