Kontes Kambing Kaligesing di Kudus, Upaya Tingkatkan Ekonomi di Sektor Peternakan
rival al manaf October 18, 2025 04:30 PM

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Ratusan ekor kambing kaligesing dan domba ekstrem dipamerkan dalam kontes embek yang berlangsung di Balai Jagong Kudus, Sabtu (18/10/2025). Kontes yang diikuti oleh ratusan peternak dari Jawa Tengah dan Yogyakarta tersebut menjadi wadah berkumpulnya para peternak sekaligus ajang silaturahmi dan bertukar pikiran perihal pembibitan, pakan, dan manajemen peternakan.

Kontes ini sekaligus menjadi ajang untuk lomba bagi kambing kaligesing dan domba ekstrem. Satu per satu kambing kaligesing diikat pada tiang besi. Di sekelilingnya terdapat barikade besi. Yang ada di dalam kawasan tersebut hanyalah panitia penyelenggara dan juri. Sementara pemilik kambing hanya bisa melihat dari luar pagar.

Penilaian atas kambing kaligesing ini meliputi berbagai hal, misalnya penilaian didasarkan pada cekungan bentuk kepala, tanduk, telinga, bulu, performa fisik kambing, dan kaki. Dari seluruh penilaian tersebut, indikasi paling mendasar adalah estetika kambing itu sendiri. Kemudian untuk domba ekstrem yang menjadi penilain selain estetikanya yaitu berat badan domba.

Salah seorang peternak kambing kaligesing Riyan Irawan mengikutkan dua ekor kambingnya dalam kontes kali ini. Lelaki asal Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus tersebut memang sudah lima tahun terakhir ini memelihara kambing kaligesing. Di rumah dia memiliki puluhan ekor kaligesing.

Kambing kaligesing yang tergolong peranakan etawa (PE) ini, kata Riyan, memiliki banyak keuntungan saat dipelihara. Kambing dengan postur lebih besar dibanding dengan kambing lokal ini selain bisa dimanfaatkan dagingnya, juga bisa dimanfaatkan susunya.

“Saya juga memanfaatkan susu kambing. Harga jualnya lumayan, bisa sampai Rp 40 ribu per kilogram,” kata Riyan.

Kemudian yang tidak kalah penting, kaligesing memiliki komunitas peternak yang cukup solid di setiap daerah. Acap kali menyelenggarakan kontes kaligesing, hal inilah yang kemudian membuat kambing ini harganya melejit. Bahkan, kata Riyan, tidak ada harga patokan khusus bagi kambing kaligesing. Per ekor bisa sampai ratusan juta rupiah.

“Kalau saya pernah jual harganya antara Rp 35 juta sampai Rp 50 juta. Umur bagi kambing ini tidak memiliki pengaruh terhadap harga, kadang baru lahir saja harganya bisa mencapai Rp 50 juta per ekor,” kata Riyan.

Harga yang fantastis inilah, bonus yang bisa dipetik bagi para peternak kaligesing. Oleh karenanya, kambing jenis ini menjadi peliharaan sejumlah warga. Selain untuk memanfaatkan keuntungan dari penggemukan, daging, maupun susunya, nila jual kambing ini bisa mencapai ratusan juta rupiah berangkat dari estetika pada kambingnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Didik Tri Prasetyo mengatakan, kontes yang pihaknya selenggarakan kali ini menjadi wadah bagi para peternak untuk bertukar informasi perihal pakan, pembibitan, dan manajemen ternak yang baik. Selain itu ajang ini juga menjadi wadah promosi bagi para peternak kaligesing dan memperkuat jaringan sesama peternak. Dengan adanya kontes ini diharapkan ada dampak ekonomi yang bisa dirasakan oleh para peternak kambing kaligesing, terutama di Kudus.

“Ini juga menjadi ajang untuk mengenalkan peternakan kambing bagi para generasi muda. Bahwa peternak saat ini bukan lagi hal yang tertinggal,” kata Didik.

Sementara Bupati Kudus Sam’ani Intakoris yang berkesempatan membuka kontes tersebut mengaku terpukau dengan adanya kambing-kambing dan domba yang dipamerkan. Dia tidak menyangka saat melintas di antara barisan para kambing, ternyata tidak mengendus bau prengus. Rupanya beternak kambing bisa sedemikian rupa tanpa harus menimbulkan bau yang menusuk hidung.

Kemudian, kata Sam’ani, nilai jual dari kambing ini juga membuat berdecak kagum. Pasalnya harga per ekor anakan kaligesing dengan kriteria tertentu, misalnya bentuknya yang dinilai estetik, harganya bisa mencapai Rp 10 juta. Harga yang jauh di atas ekspektasinya.

“Dengan adanya kontes ini diharapkan ada ketertarikan dari warga Kudus untuk merambah ke peternakan kambing. Dengan begitu bisa meningkatkan ekonomi. Apalagi kita umat muslim, Kanjeng Nabi (Muhammad) senang pelihara kambing,” kata Sam’ani. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.