TRIBUNWOW.COM – Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) resmi menetapkan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) Tahun 2025 melalui serangkaian Keputusan Gubernur.
Dari data resmi Pemerintah Provinsi, terlihat bahwa daerah-daerah di Kaltara mengalami peningkatan signifikan dibanding tahun sebelumnya.
Kota Tarakan kembali menempati posisi teratas sebagai daerah dengan UMK tertinggi di provinsi termuda Indonesia ini.
Kenaikan ini tidak hanya mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang stabil, tetapi juga menunjukkan pengaruh kuat dari sektor-sektor unggulan seperti migas, pelabuhan, pertambangan, dan logistik yang menjadi tulang punggung perekonomian Kalimantan Utara.
Berikut daftar lima daerah dengan UMK tertinggi di Kalimantan Utara Tahun 2025, lengkap dengan faktor pendorong dan sektor utama yang memengaruhinya.
1. Kota Tarakan- Rp 4.460.405
Besar angka UMK Kota Tarakan bedasarkan Keputusan Gubernur Kaltara Nomor 100.3.3.1/182/2024 yakni Rp 4.460.405.
Kota Tarakan masih mempertahankan posisinya sebagai daerah dengan UMK tertinggi di Kalimantan Utara.
Statusnya sebagai pusat ekonomi dan pelabuhan utama membuat biaya hidup di Tarakan relatif tinggi, sehingga upah pekerja pun disesuaikan agar tetap kompetitif.
Faktor utama tingginya UMK di Tarakan adalah dominasi sektor migas, perdagangan, dan logistik.
Tarakan menjadi jalur penting distribusi barang dan energi di wilayah utara Kalimantan, termasuk ekspor-impor hasil alam.
Selain itu, pertumbuhan sektor jasa dan transportasi yang pesat juga menambah tekanan terhadap kebutuhan tenaga kerja berkualitas, mendorong upah naik setiap tahun.
2. Kabupaten Malinau – Rp 3.841.561
Berdasarkan pada Keputusan Gubernur Kaltara Nomor 100.3.3.1/184/2024 UMK Kabupaten Malinau sebesar Rp 3.841.561.
Kabupaten Malinau menempati posisi kedua dengan nilai UMK yang cukup tinggi di Kaltara.
Wilayah ini dikenal dengan potensi pertambangan, kehutanan, dan energi terbarukan yang berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Kenaikan UMK di Malinau didorong oleh meningkatnya investasi di sektor sumber daya alam, khususnya eksplorasi batubara dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Selain itu, faktor geografis yang menantang dan biaya logistik tinggi juga menjadi alasan kuat di balik penetapan UMK yang besar.
Tenaga kerja di sektor konstruksi dan eksplorasi menjadi penyumbang utama dalam dinamika ekonomi daerah ini.
3. Kabupaten Tana Tidung – Rp 3.824.596
Keputusan Gubernur Kaltara Nomor 100.3.3.1/185/2024 mencatat besaran UMK Kabupaten Tana Tidung sebesar Rp 3.824.596.
Kabupaten Tana Tidung merupakan daerah dengan potensi besar di sektor perkebunan dan energi, terutama kelapa sawit dan biomassa.
Meski wilayahnya relatif kecil, kontribusinya terhadap perekonomian Kaltara cukup signifikan.
Tingginya UMK Tana Tidung tak lepas dari perkembangan kawasan industri perkebunan dan pengolahan hasil bumi.
Upah tinggi juga menjadi bentuk penyesuaian atas peningkatan produktivitas dan kebutuhan pekerja di sektor lapangan, terutama dalam bidang pengolahan hasil sawit dan distribusi hasil tambang ringan.
4. Kabupaten Bulungan – Rp 3.820.000
UMK Kabupaten Bulungan mencapai angka Rp 3.820.000 berdasarkan pada Keputusan Gubernur Kaltara Nomor 100.3.3.1/187/2024.
Sebagai ibu kota provinsi Kaltara, Bulungan memiliki peran strategis dalam pemerintahan, pendidikan, dan pengembangan ekonomi daerah.
UMK yang tinggi di Bulungan merefleksikan aktivitas ekonomi beragam dari sektor perdagangan, jasa, hingga pendidikan.
Selain itu, wilayah ini juga menjadi titik penghubung antara pusat-pusat ekonomi baru dan kawasan industri di sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN).
Pertumbuhan proyek infrastruktur di wilayah utara Kalimantan turut mendongkrak kebutuhan tenaga kerja terampil dan menaikkan standar upah di Bulungan.
5. Kabupaten Nunukan – Rp 3.652.907
Keputusan Gubernur Kaltara Nomor 100.3.3.1/183/2024 menyebutkan besaran UMK Kabupaten Nunukan pada Rp 3.652.907.
Kabupaten Nunukan, yang berbatasan langsung dengan Sabah, Malaysia, menjadi daerah dengan mobilitas ekonomi tinggi.
Aktivitas lintas batas menjadikan daerah ini strategis secara ekonomi, terutama dalam sektor perdagangan, perikanan, dan transportasi laut.
Tingginya UMK di Nunukan dipicu oleh pengaruh ekonomi perbatasan, di mana harga barang dan jasa cenderung mengikuti standar regional.
Selain itu, pemerintah daerah juga mendorong peningkatan kesejahteraan pekerja di sektor informal, seperti tenaga bongkar muat, nelayan, dan pekerja lintas sektor, sehingga nilai UMK 2025 meningkat cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya.
Dari kelima daerah tersebut, terlihat bahwa tingginya UMK di Kalimantan Utara sangat dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni kekayaan sumber daya alam dan posisi strategis sebagai wilayah perdagangan dan logistik perbatasan.
Kota Tarakan tetap menjadi motor utama ekonomi Kaltara dengan dominasi sektor migas dan pelabuhan, sementara daerah lain seperti Malinau dan Tana Tidung berkembang karena kekuatan sektor tambang dan perkebunan.
Penetapan UMK 2025 ini menunjukkan bahwa Kalimantan Utara semakin menegaskan diri sebagai kawasan ekonomi potensial dengan standar kesejahteraan pekerja yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
(TribunWow.com/Peserta Magang dari Universitas Terbuka Surakarta/ Sayyida Aulia Rahma)