Ringkasan Berita:
- Tongkang tabrak kapal nelayan di perairan Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), Sabtu (18/10/2025)
- Dua dari 3 nelayan hingga Sabtu malam belum diketahui nasibnya
- Tim Basarnas melanjutkan proses pencarian korban hilang hari ini
TRIBUNNEWS.COM, KENDARI - Sebuah tongkang menabrak kapal nelayan di wilayah perairan Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), Sabtu (18/10/2025).
Kapal tongkang adalah jenis kapal tanpa mesin penggerak sendiri yang digunakan untuk mengangkut muatan dalam jumlah besar, seperti batu bara, pasir, logistik, hasil tambang, alat berat, dan lain-lain.
Karena tidak memiliki mesin, tongkang harus didorong atau ditarik oleh kapal tunda (tugboat) agar bisa bergerak.
Di dalam kapal tersebut berisi tiga nelayan, yaitu:
Muhtari berhasil selamat, namun dua rekannya La Rone dan La Onus hilang.
Hingga Sabtu malam kedua korban belum diketahui nasibnya.
Mengutip TribunnewsSultra.com, peristiwa itu bermula sekitar pukul 14.30 Wita, tongkang melintas di sekitar perairan antara Tampo dan Pulau Renda.
Namun tongkang yang masih bermuatan itu menabrak kapal nelayan yang berada tepat di bagian tengah.
"Dua orang korban lainnya masih dalam pencarian hingga informasi ini diterima," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS) Kendari, Amiruddin AS.
Insiden ini terjadi di sekitar perairan Tampo dan Pulau Renda, Kabupaten Muna, Sabtu (18/10/2025) siang.
Perairan Tampo dan Pulau Renda berada di kawasan Kabupaten Muna.
Perairan Tampo ini diketahui kerap dilintasi kapal-kapal tongkang yang sering berlayar di wilayah tersebut.
Dari Pelabuhan Tampo, Kabupaten Muna, ke Pulau Renda hanya berjarak 6,2 kilometer dan ditempuh melalui perjalanan laut menggunakan kapal laut.
Direktorat Kepolisian Perairan (Ditpolair) Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) mengungkap penyebab kecelakaan lalu lintas laut melibatkan perahu nelayan dan kapal tongkang.
Kasubdit Gakkum Ditpolairud Polda Sultra, AKBP Tenri Wardi menerangkan saat insiden terjadi perahu nelayan memotong jalur saat kapal tongkang melintas.
Lalu perahu yang bermuatan tiga nelayan itu tersangkut pada tali towing yang menarik tongkang.
Tali towing kapal adalah tali khusus yang digunakan untuk menarik (towing) kapal dari satu tempat ke tempat lain, baik di pelabuhan maupun di perairan terbuka.
Tali ini digunakan saat sebuah kapal tidak bisa bergerak sendiri (misalnya karena kerusakan mesin) atau saat kapal membutuhkan bantuan manuver, terutama saat sandar atau berlayar di area sempit.
"Sehingga perahu tersebut tak dapat bergerak karena mengalami mati mesin, lalu akhirnya tertabrak," ungkapnya saat dihubungi TribunnewsSultra.com.
Dalam proses pencarian kemarin belum membuahkan hasil.
"Saat ini kami berada di lokasi kejadian, tengah melakukan proses pencarian terhadap dua korban,” jelasnya.
Dari laporan Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS) Kendari Amiruddin A.S, pencarian pada Sabtu (18/10/2025) belum berhasil dilakukan.
Hari ini, Minggu (19/10/2025) Tim SAR gabungan akan melanjutkan pencarian nelayan.
Insiden tersebut menyebabkan dua nelayan hilang terjatuh dari kapalnya usai ditabrak tongkang.
"Hingga memasuki pukul 20.30 Wita pencarian yang dilakukan oleh Tim SAR gabungan dengan hasil nihil (korban belum ditemukan)," tutur Amiruddin dikutip dari rilis yang diterima TribunnewsSultra.com.
Operasi SAR dihentikan sementara dan akan dilanjutkan kembali.
"Besok pagi pada pukul 07.00 Wita, Tim SAR mulai bergerak," jelasnya.
Beredar video detik-detik tongkang tabrak kapal nelayan di perairan Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), Sabtu (18/10/2025).
dari video berdurasi 2 menit 14 detik itu, terlihat tongkang terus berjalan di tengah lautan.
Sementara kapal nelayan berada di tengah-tengah ujung tongkang.
Kapal nelayan pun tak bergerak menghindar saat tongkang terus maju.
Sampai akhirnya, tongkang menabrak hingga membuat kapal nelayan tenggelam ke bagian bawah.
Dalam rekaman video yang diterima Tribun, juga terdengar suara-suara di balik kamera.
Ada yang menyebutkan bahwa nelayan yang berada di kapal kayu kecil itu sempat terlihat berenang.
"Mana orangnya itu (nelayan)?," tanya seseorang.
"Itu orangnya di samping, berenang," jawab seseorang.
Video inipun beredar viral di media sosial.
Penulis: La Ode Ahlun Wahid/Desi Triana Aswan