BANJARMASINPOST.CO.ID-Di balik keramaian, ada momen bermakna dan menggugah perasaan, yang bisa diabadikan.
Hal ini dirasakan Muhammad Ripani, warga Banjarmasin yang menekuni profesi fotografer jalanan hampir dua tahun ini.
Street photography atau fotografi jalanan bahkan menjadi ladang rezeki tambahan bagi pemuda 27 tahun tersebut. “Profesi utama saya fotografer dan videografer agen perjalanan @papahborneo yang mengambil kerjaan sampingan memotret orang lari di kawasan Siring Sungai Martapura, “ ujarnya sesaat setelah didekati BPost, Jumat (17/10) sore.
Siring Banjarmasin adalah salah satu kawasan wisata ikonik di tepian Sungai Martapura, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Setiap hari banyak orang yang berolahraga lari di sana, tidak peduli langit panas ataupun mendung. Memang, kegiatan ini menjadi tren baru di Bumi Lambung Mangkurat.
Tidak hanya lari, banyak pula orang yang sekadar berjalan mengitari Siring Sungai Martapura itu. Mulai dari anak-anak, orang muda bahkan mereka yang lanjut usia, bersemangat olahraga dengan gayanya masing-masing.
Lelaki asal Mantuil tersebut lantas mencoba peruntungan menjadi fotografer jalanan memotret orang-orang yang berolahraga di kawasan wisata tersebut.
“Dulu lihat teman ramai foto motor, terus merambat ke foto orang lari, rasanya lebih asyik memotret orang lari. Mereka lebih tertarik untuk singgah melihat hasil jepretan saya, “ akunya.
Meski pendapatannya tidak menentu, Ripani tetap merasa senang menekuni profesi tersebut karena sesuai dengan kegemarannya. “Kadang ramai, kadang sepi. Sedihnya kalau ada kamera rusak, “ ujarnya mengungkapkan suka duka sembari tertawa.
Untuk menjadi fotografer, Ripani telah mengeluarkan banyak uang. “Modal keseluruhan hampir Rp 20 juta untuk alat foto malam dan siang, “ jelasnya.
Kamera tersebut dibelinya dari uang tabungan hasil kerja di sebuah perusahaan selama enam tahun. Awalnya ia belajar memotret melalui internet sampai bergabung di komunitas fotografer.
Biasanya, pagi, Ripani mangkal di kawasan Nol Kilometer. Kemudian pada sore berpindah ke seberangan sungai, tepatnya di Menara Pandang.
Pendapatan paling banyak diperolehnya pada akhir pekan karena hari itu lebih banyak orang berolahraga. Ketika itu banyak pula berwisata.
Kebanyakan dari mereka menebus hasil jepretan Ripani yang dihargai Rp 8 ribu per foto melalui akun Instagram @vantshoot. (banjarmasinpost.co.id/kristin juli saputri)