Sao Paulo (ANTARA) - Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva pada Sabtu (18/10) mengatakan bahwa dia tidak akan menerima pemimpin manapun dari negara lain yang berani "berbicara dengan arogan kepada Brasil" dan mendukung pembentukan "doktrin Amerika Latin" untuk memperkuat kemerdekaan regional dari tekanan-tekanan eksternal.

"Kami ingin membangun doktrin Amerika Latin, dengan para guru dan siswa Amerika Latin sehingga kami dapat memimpikan sebuah benua yang merdeka, di mana tidak akan ada lagi presiden dari negara lain yang berani berbicara dengan arogan kepada Brasil, karena kami tidak akan menerimanya," ujar Lula dalam sebuah acara dengan para siswa sekolah menengah atas di Sao Bernardo do Campo.

Terkait pertahanan kedaulatan, Lula mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah masalah keberanian, melainkan masalah "martabat dan karakter".

Pernyataan tersebut muncul ketika Brasil dan Amerika Serikat (AS) mulai mencairkan hubungan menyusul tarif hingga 50 persen yang diberlakukan oleh Washington terhadap barang-barang Brasil sejak awal Agustus.

Lula pada Rabu (15/10) mengatakan Brasil dan AS akan mengadakan pertemuan bilateral resmi untuk membahas tarif tambahan, menyusul percakapan virtualnya sebelumnya pada bulan ini dengan Presiden AS Donald Trump.