Jakarta (ANTARA) - Anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) yaitu PT IPC Terminal Petikemas (IPC TPK) mencatatkan pertumbuhan kinerja operasi sebesar 15,1 persen year-on-year (yoy) mencapai 304.358 TEUs pada September 2025 jika dibandingkan sebesar 264.262 TEUs pada periode sama tahun sebelumnya.
Sepanjang Januari-September 2025, perseroan membukukan pertumbuhan kinerja operasi sebesar 13,95 persen (yoy) mencapai 2.621.101 TEUs, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar 2.300.306 TEUs.
Corporate Secretary IPC TPK Pramestie Wulandary dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan pertumbuhan itu menegaskan arus peti kemas yang ditangani perseroan terus meningkat konsisten dari tahun ke tahun.
“Peningkatan signifikan kinerja operasional IPC TPK adalah bukti nyata dari transformasi berkelanjutan dan konsistensi seluruh insan IPC TPK dalam memberikan layanan terbaik. Capaian ini tidak lepas dari kepercayaan para pengguna jasa yang terus memilih dan mempercayakan layanan kami,” ujar Pramestie.
Ia menjelaskan, lonjakan itu terutama didorong oleh pertumbuhan arus petikemas domestik, yang menjadi pilar penting dalam rantai pasok logistik nasional.
Ia melanjutkan, pertumbuhan signifikan terjadi di beberapa area operasi, diantaranya peningkatan layanan adhoc dan efisiensi terminal di IPC TPK Tanjung Priok, pertumbuhan volume peti kemas dari major shipping line di IPC TPK Pontianak.
Selain itu, juga pengalihan muatan komoditas karet dari Belawan di IPC TPK Palembang dan peningkatan ekspor komoditas rubber, perlite, dan pakan ternak di IPC TPK Teluk Bayur serta meningkatnya komoditi ekspor kopi, karet dan pisang segar, serta impor animal feed suplement dan corn gluten meal di IPC TPK Panjang.
Lebih lanjut, momentum positif juga diperkuat oleh kegiatan ekspor baru, yang mana perseroan melayani layanan adhoc internasional dengan tujuan akhir Vietnam pada September 2025.
Kapal MV Alvan yang berlabuh di Terminal Operasi 3 Pelabuhan Tanjung Priok merupakan kolaborasi dengan HDAS CO melalui agen Karana Line, yang diharapkan dapat mempererat hubungan perdagangan Indonesia dan Vietnam, serta membuka peluang ekspor baru di kawasan ASEAN.
Pramestie mengatakan kinerja perseroan sejalan dengan tren pertumbuhan perdagangan nasional, yang mana Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia mencapai 185,13 miliar dolar AS hingga Agustus 2025 atau tumbuh 7,72 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, nilai impor tercatat 155,99 miliar dolar AS hingga Agustus 2025 atau tumbuh 2,05 persen (yoy), dengan komposisi terbesar pada bahan baku dan barang modal, menandakan aktivitas industri dalam negeri yang tetap ekspansif.
Dengan capaian itu, Indonesia membukukan surplus neraca perdagangan sebesar 29,14 dolar AS miliar sepanjang Januari-Agustus 2025, yang menunjukkan bahwa sektor logistik dan pelabuhan memiliki peran penting dalam menjaga laju distribusi ekspor nasional.
Menjelang akhir 2025, perseroan menargetkan terus mencatatkan kinerja positif dengan memperkuat efisiensi operasional, memperluas layanan digital, membangun sinergi dengan para pengguna jasa, serta penguatan SDM demi siap menghadapi tantangan industri logistik ke depan.
"Kami ingin memastikan IPC TPK tidak hanya tumbuh, tetapi juga lebih berkelanjutan,” ujar Pramestie.