Ambon (ANTARA) - Kepolisian Daerah (Polda) Maluku meningkatkan sistem patroli respons cepat sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan personel dalam menghadapi berbagai potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di wilayah Maluku.

Kapolda Maluku Irjen Pol Dadang Hartanto mengatakan kecepatan dan kesiapsiagaan polisi dalam merespons setiap laporan masyarakat guna mencegah eskalasi konflik di lapangan.

“Banyak perkelahian atau bentrokan besar berawal dari masalah kecil. Namun karena keterlambatan kehadiran polisi di tempat kejadian, situasi yang semula kecil bisa berkembang menjadi besar dan sulit dikendalikan,” kata Kapolda, di Ambon, Selasa.

Langkah ini ditandai dengan pengecekan langsung kesiapan personel dan kendaraan patroli oleh Kapolda Maluku, Irjen Pol Dadang Hartanto, di Lapangan Letkol Pol Chr. Tahapary, Tantui, Ambon. Kegiatan tersebut dihadiri Wakapolda Maluku Brigjen Pol Imam Tobroni bersama pejabat utama Polda Maluku dan Kapolresta Ambon.

Ia menekankan bahwa kehadiran cepat aparat kepolisian menjadi kunci utama untuk menjaga stabilitas keamanan.

“Saya minta seluruh personel dapat hadir dengan cepat setiap kali masyarakat membutuhkan kehadiran kita,” tegasnya.

Kapolda menjelaskan, gangguan kamtibmas yang membutuhkan respons cepat terbagi dalam dua kategori, yakni gangguan kontijensi seperti tawuran antarkampung dan aksi kekerasan, serta kondisi darurat kemanusiaan seperti warga yang mengalami serangan jantung atau situasi medis kritis.

“Kita harus mampu merespons setiap permintaan dengan cepat, baik yang berkaitan dengan keamanan maupun kemanusiaan. Kehadiran cepat polisi bisa menyelamatkan situasi, bahkan nyawa,” jelasnya.

Selain peningkatan kesiapsiagaan, Kapolda juga meminta agar patroli respons cepat mampu memetakan lokasi rawan konflik dan menjalin komunikasi aktif dengan tokoh masyarakat, agama, dan pemuda di wilayah masing-masing.

Kemudian, ia melanjutkan, pendekatan sosial, juga penting untuk mendeteksi potensi konflik sejak dini.

“Petugas patroli harus tahu siapa tokoh penting di areanya, memahami dinamika sosial, dan mampu mengidentifikasi potensi konflik lebih awal. Dengan begitu, langkah pencegahan bisa dilakukan secara tepat,” ujar Kapolda Maluku.