3 Contoh Amanat Pembina Upacara Hari Santri
Kabar Harian October 22, 2025 03:20 AM
Contoh amanat pembina upacara Hari Santri biasanya disampaikan pada tanggal 22 Oktober, yang diperingati setiap tahun, sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan para santri dan ulama.
Hari Santri sekaligus menjadi momen penting untuk meneguhkan kembali peran santri sebagai garda terdepan dalam menjaga keutuhan bangsa dan menegakkan nilai-nilai keislaman yang damai.

Contoh Amanat Pembina Upacara Hari Santri

Ilustrasi Contoh Amanat Pembina Upacara Hari Santri. Foto: Unsplash/ Ojus Jaiswal
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Contoh Amanat Pembina Upacara Hari Santri. Foto: Unsplash/ Ojus Jaiswal
Berikut adalah contoh amanat pembina upacara Hari Santri yang berisi pesan inspiratif tentang semangat perjuangan, pengabdian, serta peran penting santri dalam membangun bangsa, dikutip dari kemenag.go.id dan id.scribd.com yang telah disesuaikan.
Amanat ini biasanya disampaikan untuk menumbuhkan rasa bangga menjadi bagian dari generasi penerus yang menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman, nasionalisme, dan cinta tanah air.

Contoh 1

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Saudara-saudara santri di seluruh Tanah Air yang saya banggakan. Dalam suasana memperingati Hari Santri tanggal 22 Oktober 2025 ini, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, semoga rahmat, berkah, dan perlindungan-Nya senantiasa menyertai kita semua.
Saudara-saudara sekalian, Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 telah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri. Penetapan 22 Oktober merujuk pada tercetusnya "Resolusi Jihad" yang berisi fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Resolusi Jihad ini kemudian melahirkan peristiwa heroik tanggal 10 Nopember 1945 yang kita peringati sebagai Hari Pahlawan. Sejak ditetapkan pada tahun 2015, kita pada setiap tahunnya selalu rutin menyelenggarakan peringatan Hari Santri.
Santri dalam kesejarahannya selalu terlibat aktif dalam setiap fase perjalanan Indonesia. Ketika Indonesia memanggil, santri tidak pernah mengatakan tidak. Santri dengan berbagai latar belakangnya siap sedia mendarmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara.
Dulu, ketika Indonesia masih dijajah, para santri turun ke medan laga, berperang melawan penjajah. Menggunakan senjata bambu runcing yang terlebih dahulu didoakan Kiai Subchi Parakan Temanggung, mereka tidak gentar melawan musuh.
Di Surabaya, Resolusi Jihad yang digelorakan Kiai Hasyim Asy'ari membakar semangat pemuda-pemuda Surabaya melawan Belanda. Di Semarang, ketika pecah pertempuran lima hari di Semarang, para santri juga turut berada di garda depan perjuangan. Di tempat lainnya sama. Santri selalu terlibat aktif dalam peperangan melawan penjajah.
Pada masa ketika Indonesia sudah memproklamirkan diri sebagai negara yang merdeka, santri juga tidak absen. KH. Wahid Hasyim, ayah KH Abdurrahman Wahid, adalah salah satu santri yang terlibat secara aktif dalam pemerintahan di awal-awal kemerdekaan. Dialah, bersama santri-santri, dan tokoh - tokoh agama lainnya turut memperjuangkan kemaslahatan umat agama-agama di Indonesia.
Hadirin yang dimuliakan Allah, Pascakemerdekaan Indonesia, santri lebih semangat lagi memenuhi panggilan Ibu Pertiwi. Mereka tidak asyik dengan dirinya sendiri, tetapi terlibat secara aktif di dunia perpolitikan, pendidikan, sosial, ekonomi dan ilmu pengetahuan, selain juga agama.
Catatan-catatan di atas menunjukkan bahwa santri dengan segala kemampuannya bisa menjadi apa saja. Sehingga mengasosiasikan santri hanya dengan bidang ilmu keagamaan saja tidaklah tepat.
Santri sekarang telah merambah ke berbagai bidang profesi, memiliki keahlian bermacam-macam, bahkan mereka menjadi pemimpin negara. Meski bisa menjadi apa saja, santri tidak melupakan tugas utamanya, yaitu menjaga agama itu sendiri.
Santri selalu mengedepankan nilai-nilai agama dalam setiap perilakunya. Bagi santri, agama adalah mata air yang selalu mengalirkan inspirasi-inspirasi untuk menjaga dan menjunjung tinggi martabat kemanusiaan. Menjaga martabat kemanusiaan atau hifdzunnafs adalah salah satu tujuan diturunkannya agama di muka bumi (maqashid al-syariah).
Tidak ada satu pun agama yang menyuruh pemeluknya untuk melakukan tindakan yang merusak harkat dan martabat manusia. Sebagai insan yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai agama, santri selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Santri senantiasa berprinsip bahwa menjaga martabat kemanusiaan adalah esensi ajaran agama. Apalagi di tengah kehidupan Indonesia yang sangat majemuk. Bagi santri, menjaga martabat kemanusiaan juga berarti menjaga Indonesia.
Hadirin yang berbahagia, Peringatan Hari Santri bukanlah milik santri semata, hari santri adalah milik kita semua, milik semua komponen bangsa yang mencintai tanah air, milik mereka yang memiliki keteguhan dalam menjunjung nilai-nilai kebangsaan.
Karena itu, saya mengajak semua masyarakat Indonesia, apapun latar belakangnya, untuk turut serta ikut merayakan Hari Santri. Merayakan dengan cara napak tilas perjuangan santri menjaga martabat kemanusiaan untuk Indonesia.
Santri Indonesia yang saya banggakan, Melalui momen Upacara Peringatan Hari Santri Tahun 2025 ini, mari kita bersama-sama mendoakan para pahlawan terutama dari kalangan ulama, kiai, santri yang telah syahid di medan perang demi kemaslahatan bangsa dan agama.
Semoga arwah para pahlawan bangsa ditempatkan yang terbaik di sisi Allah subhanahu wa ta’ala. Amin. Saya selaku pembawa acara patut menyampaikan terima kasih juga kepada seluruh elemen masyarakat 5 dari Sabang sampai Merauke yang hari ini sedang bersuka cita merayakan Peringatan Hari Santri 2025.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Contoh 2

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Hari Santri Nasional diperingati di Indonesia setiap tanggal 22 Oktober setiap tahunnya. Peringatan Hari Santri Nasional sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri.
Tujuan peringatan Hari Santri Nasional adalah untuk memperingati peran santri dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Dengan digelarnya Hari Santri Nasional, seluruh masyarakat Indonesia diharapkan mampu mengingat, meneladani serta melanjutkan peran para ulama dan santri dalam mempertahankan NKRI.
Hari ini, kita memperingati Hari Santri, momen yang penting untuk kita semua. Mengenang kembali sejarah panjang perjuangan santri dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa. Sejak zaman kolonial, para santri dengan gigih berjuang mempertahankan tanah air, berbekal ilmu agama dan semangat jihad.
Di balik perjuangan itu, ada keikhlasan dan keberanian yang luar biasa, yang tidak boleh kita lupakan. Namun, perjuangan para santri tidak berhenti di masa lalu. Saat ini, tugas kita adalah menyambung semangat juang mereka untuk menghadapi tantangan zaman modern.
Sebagai santri, kita harus mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi dan kemajuan zaman, tanpa meninggalkan nilai-nilai agama dan moral yang sesuai dengan ajaran Agama Islam
Di zaman yang penuh tantangan seperti sekarang, jihad atau perjuangan tidak lagi memiliki arti pertempuran secara fisik, tapi perjuangan intelektual dan sosial, perjuangan untuk melawan kebodohan, kemalasan.
Sehingga kita menjadi anak yang memiliki ilmu pengetahuan, cerdas, menjaga perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan masyarakat. Tidak cukup hanya menjadi ahli dalam ilmu agama, tetapi juga harus berperan dalam membangun bangsa melalui bidang-bidang lain seperti pendidikan, ekonomi, dan sosial.
Masa depan ada di tangan kita. Merengkuh masa depan berarti kita harus bergerak bersama, bersatu dalam semangat kebersamaan, untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Santri adalah simbol dari generasi yang berakhlak mulia, berani, dan tidak mudah menyerah.
Mari kita jadikan peringatan Hari Santri ini sebagai pengingat bahwa perjuangan belum selesai. Tugas kita adalah melanjutkan perjuangan dengan mempersiapkan diri menjadi generasi yang tangguh, berilmu, dan berakhlak mulia. Semoga Allah selalu memberikan kekuatan dan petunjuk-Nya.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Contoh 3

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Allahu Akbar! Hari ini, kita berdiri bersama di bawah naungan langit Indonesia yang biru, dalam semangat perjuangan, dalam semangat santri.
Hari ini, Hari Santri Nasional, adalah hari di mana kita mengenang, merenung, dan melanjutkan perjuangan yang dimulai oleh para ulama, para kyai, dan santri-santri yang dulu tanpa gentar membela bangsa dan agama.
Wahai putra-putri santri Indonesia, kita bukan sekadar pewaris. Tidak, kita adalah penggerak. Kita adalah api yang membara, yang tak pernah padam, yang selalu mencari jalan untuk menerangi bangsa ini. Seperti kata Soekarno: Seribu orang tua bisa bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia.
Kalian, para santri, adalah pemuda-pemuda itu. Santri bukan hanya penuntut ilmu, tapi pejuang. Pejuang di medan ilmu, pejuang di medan moral, dan pejuang di medan kehidupan.
Para santri, ingatlah saat para pendahulu kita menggenggam erat bendera merah putih dan meneriakkan takbir dengan dada yang penuh keberanian. Mereka tidak mundur meskipun penjajah datang dengan senapan dan meriam. Karena mereka yakin, bahwa Allah bersama mereka.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an QS. Ali 'Imran: 160
"Jika Allah menolong kalian, maka tidak ada yang dapat mengalahkan kalian; tetapi jika Allah membiarkan kalian (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolong kalian setelah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal."
Inilah keyakinan yang dipegang teguh oleh para pejuang kita, oleh para santri kita. Bahwa selama kita bertawakkal kepada Allah, selama kita ikhlas berjuang, tidak ada yang bisa meruntuhkan kita.
Kalian adalah mata rantai yang tidak terputus dari perjuangan panjang santri untuk kemerdekaan bangsa saat ini. Namun ingat, perjuangan hari ini berbeda. Bukan dengan bambu runcing, melainkan dengan pena dan buku, dengan ilmu dan amal, dengan teknologi dan inovasi.
Mari kita bersama-sama menjadi bagian dari generasi yang tidak hanya merayakan kemenangan masa lalu, namun juga yang menorehkan sejarah baru untuk masa depan.
Indonesia membutuhkan kalian. Agama dan bangsa ini membutuhkan kalian. Dan kita, tidak akan pernah mundur, tidak akan pernah menyerah, sampai hari kemenangan itu datang.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Melalui contoh amanat pembina upacara Hari Santri ini, peserta diajak meneladani semangat para ulama dan santri dalam menjaga persatuan dan berkontribusi bagi kemajuan Indonesia. (Idaf)
Baca juga: 3 Puisi Hari Santri Terbaik 2025 dengan Makna yang Indah
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.