TRIBUNNEWS.COM - Doa agar tidak hujan dipanjatkan untuk memohon agar cuaca tetap cerah.
Hujan merupakan rahmat Allah SWT, namun hujan yang turun dengan deras dan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerugian bagi manusia.
Jika hujan deras mengguyur dan dikhawatirkan mendatangkan bencana, umat Islam dapat membaca doa agar hujan berhenti yang diajarkan Rasulullah SAW.
Pada zaman Rasulullah SAW, pernah terjadi hujan yang turun dengan deras selama berhari-hari hingga menyebabkan musibah.
Rasulullah SAW kemudian berdoa kepada Allah SWT agar hujan tersebut diturunkan ke wilayah lain dan tidak mendatangkan bencana.
Doa agar tidak hujan yang diajarkan Rasulullah SAW tercantum dalam hadis, salah satunya diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
Doa ini disebutkan dalam skripsi berjudul Hadis Air Hujan antara Rahmat dan Musibah (Kajian Pemahaman Hadis) karya Teddy Isna Pratama, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2023.
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah yang dengan sebab nama-Nya tidak ada sesuatu pun di bumi maupun di langit yang dapat membahayakan (mendatangkan mudharat), dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (HR Abu Daud)
Bunyi hadis lengkapnya sebagai berikut:
"Di zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam manusia pernah terkena musibah paceklik kekeringan. Pada hari Jum'at ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang memberikan khutbah, tiba-tiba seorang Arab badui berdiri dan berkata, "Wahai Rasulullah, harta benda telah binasa dan telah terjadi kelaparan, maka berdo'alah kepada Allah agar menurunkan hujan untuk kita!" Anas bin Mālik berkata, "Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berdoa dengan mengangkat kedua telapak tangannya. Dan saat itu tidak sedikitpun ada awan di langit."
Anas bin Mālik melanjutkan perkataannya, "Maka awan seperti gunung bergerak. Beliau belum lagi turun dari mimbarnya hingga aku melihat air hujan membasahi jenggotnya. Maka pada hari itu kami mendapatkan hujan hingga esok harinya dan lusa, hingga hari Jum'at berikutnya. Pada hari Jum'at berikut itulah orang Arab badui tersebut, atau orang yang lain berdiri dan berkata, "Wahai Rasulullah, banyak bangunan yang roboh, harta benda tenggelam dan hanyut, maka berdo'alah kepada Allah untuk kami!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu berdoa dengan mengangkat kedua telapak tangannya: 'ALLAHUMMA HAWAALAINAA WA LAA 'ALAINAA (Ya Allah, turunkanlah hujan di sekeling kami saja dan jangan sampai menimbulkan kerusakan kepada kami) '. Belum lagi beliau memberikan isyarat dengan tangannya ke langit, awan tersebut telah hilang. Saat itu kota Madinah menjadi seperti danau dan aliran-aliran air, bahkan tidak mendapatkan sinar matahari selama satu bulan." Anas bin Mālik berkata, "Tidak ada satupun orang yang datang dari segala pelosok kota kecuali akan menceritakan tentang terjadinya hujan yang lebat tersebut.” (HR. Bukhari, no. 1033)
Dalam skripsi Konsep Hujan Dalam Al-Qur’an Dan Relevansinya Dalam Pelestarian Lingkungan karya Saba Zaidi Abrori, mahasiswa IAIN Ponorogo (2019), dijelaskan bahwa Rasulullah juga pernah berdoa kepada Allah agar menurunkan hujan setelah terjadi kekeringan.
“Ibnu Abu Kholaf menyampaikan kepada kami dari Muhammad bin Ubaid dari Mis’ar dari Yazid al-Faqir dari Jabir bin Abdullah bahwa beberapa orang datang kepada Nabi SAW. dan menangis (karena kekeringan) beliau (Rasulullah) berdoa: Ya Allah turunkanlah kepada kami hujan yang menyelamatkan (dari kekeringan), tidak menenggelamkan atau menghancurkan, menyuburkan, bermanfaat, tidak mendatangkan mudharat dengan segera dan tidak tertundatunda”. Jabir berkata “maka langitpun tertutup mendung." (HR. Abu Dawud)
Bencana yang datang karena hujan tidak selalu sebagai azab, namun dapat menjadi rahmat dan pengingat manusia agar selalu mendekatkan diri kepada Allah.
Sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW, beliau berdoa dengan rendah hati kepada Allah SWT agar memindahkan hujan ke tempat lain dan ketika memohon agar hujan turun.
(Yunita Rahmayanti)