RS Surabaya Selatan Tak Jadi Dibangun 2026, Dewan Desak Harus Tetap Direalisasikan
Ndaru Wijayanto October 22, 2025 07:30 PM

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - RS Surabaya Selatan yang rencananya akan dibangun pada 2026 besok tak jadi diwujudkan. Namun Ketua Komisi D DPRD Surabaya dr Akmarawita Kadir tetap mendesak rumah sakit ini harus tetap direalisasikan.

Bisa diwujudkan untuk tahun mendatang atau dengan skema lain yang tidak membebani APBD Kota Surabaya. Bisa dengan skema pembangunan RS oleh investor atau pihak ketiga.

"Kalau respons kami, ya eman. Disayangkan karena masyarakat di Surabaya Selatan utamanya sudah antusias. Bahkan sempat dianggarkan," kata Ketua Komisi D dr Akma, sapaan Akmarawita Kadir, usai rapat RAPBD 2026 bersama Dinkes, Selasa (21/10/2026).

Pemkot dan DPRD Surabaya sudah sepakat akan membangun kembali RSUD baru, RS Surabaya Selata, di Karang Pilang. Bahkan sudah disiapkan anggaran Rp 482 miliar yang akan dianggarkan pada APBD 2026.

Artinya tahun depan, RS Surabaya Selatan itu sudah akan dibangun. Konstruksi fisik akan dimulai. Nantinya RS baru itu untuk memperluas dan pemerataan layanan kesehatan.

"Kami dukung rencana pembangunan RS Surabaya Selatan itu untuk pemerataan infrastruktur kesehatan di Surabaya," kata Akma.

Tidak hanya itu, tapi juga untuk memperkuat sistem layanan kesehatan masyarakat Surabaya secara menyeluruh. Sebelumnya kota ini juga lebih dulu berhasil  membangun RS Surabaya Timur pada 2024.

RS Selatan ini akan menjadi RSUD keempat yang dimiliki Surabaya. Kota dengan wilayah mencapai 31 kecamatan. RSUD Soewandhie adalah yang pertama. Kemudian RS Bhakti Darma Husada (BDH) yang kedua.

Akma menandaskan bahwa rencana proyek pembangunan RS baru itu untuk meningkatkan ketahanan sistem kesehatan, mengurangi beban rumah sakit lain di Surabaya.

Juga yang paling penting adalah memberi rasa aman dan nyaman bagi warga dalam mengakses layanan kesehatan yang berkualitas.

Tahapan juga sudah dilakukan hingga 2025. Di antaranya sudah ditetapkan detail engineering design (DED), ⁠masterplan, dan
proses Amdal. Maket bakal gedung juga sudah ada. Anggaran Rp 900 juta ingin AMDAL juga sudah disetujui.

"Anggaran untuk AMDAL pada APBD 2025 akhirnya kami hilangkan. RS Surabaya Selatan tak jadi direalisasikan 2026," kata Kepala Dinkes Surabaya Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina, SKM MKes.

Janji Kampanye Wali Kota

Akma menyebut bahwa realisasi RS Surabaya Selatan juga menjadi janji kampanye Wali Kota Surabaya saat ini, Eri Cahyadi. Surabaya mengimpikan layanan kesehatan yang merata dan terjangkau.

Wajar karena warga Surabaya antusias dan bisa terlayani kesehatannya jika ada RS di semua wilayah. Namun RS Surabaya Selatan harus ditunda salah satunya karena imbas berkurangnya dana transfer daerah Rp 730 M untuk Surabaya.

Ketua DPD Golkar Surabaya ini menyebut bahwa masyarakat kerap menanyakan realisasi RS Selatan saat dirinya reses. Warga tentu kecewa dengan tidak direalidaiskannya tahun ini.

Mereka akan jauh untuk mendapatkan layanan kesehatan di RS milik Pemkot. Lompatnya kejauhan. "Idealnya RS Surabaya Selatan harus tetap direalisasikan. Harus jadi prioritas berikutnya," kata Akma.

Ketua Komisi D ini meyakini bahwa program pembangunan RS itu adalah program baik. Semua pihak akan mendukung. Namun bisa dipahami karena menyangkut anggaran dan skala prioritas. Anggaran untuk infrastruktur pendorong ekonomi kota dan warga.

Sementara itu, Kadinkes Kota Surabaya Nanik Sukristina meminta masyarakat bisa memahami. Apalagi layanan kesehatan di Surabaya juga sudah merata. Selain bisa dicover Puskemas juga banyak RS Swasta di Surabaya Selatan. Akomodasi juga sudah tersedia ambulance memadai di setiap kelurahan. 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.