Meutya Hafid: AI Belajar dari Penggunanya, Kalau Serakah Jadi Menyeramkan
kumparanNEWS October 23, 2025 03:40 PM
Menkomdigi Meutya Hafid menyoroti pentingnya nilai kemanusiaan dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI). Hal itu disampaikan dalam acara “kumparan AI for Indonesia” yang digelar di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, pada Kamis (23/10).
Menurut Meutya, AI bukan hanya soal kumpulan kode dan algoritma, tetapi juga tentang nilai yang tertanam di dalamnya.
“Ini kita nggak boleh lupa bahwa di saat yang bersamaan, dia mengumpulkan data, dia juga harus menjadi cermin nilai dari manusia-manusia di Indonesia. Jika kita menanamkan keserakahan, maka AI-nya juga akan begitu karena dia belajar dari penggunanya,” ujar Meutya.
Ia juga menegaskan, hasil dari teknologi AI sangat bergantung pada bagaimana manusia memanfaatkannya.
Perbesar
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid memberikan keynote speech pada acara kumparan AI for Indonesia 2025 di The Ballroom at Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (23/10/2025). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
“Karena itu, kalau mau AI positif, bagaimana tadi ketika kita buka, maka kita juga harus positif dalam memanfaatkan AI-nya,” kata Meutya.
“Ketika kita tidak memanfaatkan dengan cara positif, maka AI yang kita bangun juga menjadi AI yang menyeramkan, membahayakan, dan mencelakakan bisa jadi,” imbuhnya.
Kendati demikian, Meutya tetap melihat potensi besar dari perkembangan AI di tanah air. Ia menilai masyarakat Indonesia cukup terbuka terhadap teknologi baru ini.
“Tapi, Indonesia termasuk negara yang cukup optimistik. Ada banyak survei, berbeda-beda sumbernya, tapi rata-rata yang menyampaikan kepada saya bahwa Indonesia dinilai sebagai negara yang embracing AI with grace, nggak takut,” tutur Meutya.
“Mungkin nggak takutnya karena orangnya juga membaca bagaimana potensi bahayanya. Tapi that’s a good sign. Kita akan selalu melihat bahwa itu potensi yang baik,” tutupnya.