BATAM, TRIBUNBATAM.id - Sentuhan kepedulian sosial hadir bagi anak-anak binaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kota Batam, Jumat (24/10/2025).
Organisasi Masyarakat (Ormas) Matahari Pagi Indonesia (MPI) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) bersama Staf Khusus Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan menggelar kegiatan bertajuk “Mata Sehat, Masa Depan Cerah”.
Sebanyak 59 anak binaan mengikuti pemeriksaan kesehatan mata gratis, sekaligus menerima kacamata, alat mandi, dan makanan bergizi sebagai bentuk dukungan terhadap kesehatan dan kebersihan mereka.
Ketua MPI Kepri, Susana mengatakan kegiatan ini merupakan wujud perhatian terhadap hak dasar anak-anak binaan yang sering terabaikan, terutama dalam hal kesehatan.
“Kami melakukan pemeriksaan kesehatan mata gratis. Bila ditemukan gangguan penglihatan, kacamata langsung kami berikan tanpa biaya,” ujar Susana.
Dalam kesempatan tersebut, MPI juga membagikan alat mandi dan makanan bergizi, bagi anak binaan di LPKA Batam.
Susana menjelaskan, program pemeriksaan mata gratis biasanya digelar di sekolah-sekolah. Namun kali ini pihaknya memilih LPKA Batam agar anak-anak binaan juga merasakan kepedulian yang sama.
“Kami ingin menunjukkan bahwa mereka juga berhak mendapat perhatian dan kasih sayang. Apalagi Ketua Majelis Penasehat Matahari Pagi Indonesia, Pak Agus, juga Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan. Jadi kegiatan ini sejalan dengan semangat pembinaan anak-anak binaan,” ungkapnya.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan sekaligus Wakil Ketua Umum MPI, Ahmad Panani, memberikan apresiasi atas inisiatif sosial tersebut.
Ia menilai, kegiatan yang dilaksanakan sangat penting untuk mengikis stigma negatif terhadap anak binaan.
“Seberat apapun kasus anak-anak yang ada di LPKA, tetap warga negara kita dan bagian dari masa depan Republik," kata Ahmad.
Ia mengatakan saat ini tantangan pemasyarakat, yakni bagaimana mentransformasi anak-anak tersebut menjadi pribadi yang lebih baik.
Ia juga meminta dukungan masyarakat untuk menghapus stigma negatif terhadap anak residivis.
"Kita masih melihat adanya stigma kriminal, pada anak yang sudah selesai menjalani masa pembinaan di LPKA," ujarnya.
Ahmad juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sipil dalam proses pembinaan.
“Kesadaran bahwa mereka juga manusia dan punya hak untuk memperbaiki diri, perlu dibangun bersama. Kegiatan seperti ini adalah langkah nyata ke arah itu,” kata Ahmad. (Tribunbatam.id/Pertanian Sitanggang)